@Startup-L07, @L18-Lutfi (Lutfi Bayhaqi), @L19-Fauzi (Fauzi Fathiyakan),
@L25-Abi (Muhammad Abi Haykal).
ABSTRAK
Mindset positive
merupakan modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan anggap
remeh cara berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan
Anda akan ditentukan selanjutnya. Membangun mindset positive merupakan kunci penting
untuk bisa sukses. Pemikiran atau prinsip dan pandangan akan mempengaruhi kita
dalam mengambil tindakan dan keputusan.
PENDAHULUAN
Untuk menjadi
seorang wirausaha yang SUKSES dan KAYA itu bukan bakat, dan juga tidak harus
keturunan. Tapi, Sukses dan kaya itu mimpi atau visi. Mimpi yang menjadi
kenyataan.Tapi, karena adanya keinginan kita untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Sebagai konsekuensi logis atas jerih payah kita adalah kita bisa mendapatkan
keuntungan atau uang, dan bisa juga aset kita yang semakin bertambah. Hal itu
seiring dengan kegigihan kita di dalam menjalankan bisnis.
Jika kita
sebagai seorang entreprener atau wirausahawan, yang namanya mimpi-mimpi bisnis
tak akan ada habisnya. Seolah kita adalah sosok yang tak akan pernah kehabisan
mimpi. Apalagi, kita termasuk entreprener yang kreatif dan inovatif.
Entrepreneur
itu sosok yang seharusnya tidak takut dengan mimpi. Apalagi mimpi itu tidak
perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum tentu semua orang punya keberanian
bermimpi. Sehingga tidak berlebihan kalau untuk bermimpi pun membutuhkan
sebuaah keberanian.Hal ini
bisa terjadi karena kita terkadang masih terpaku pada mitos-mitos yang tengah
mentradisi di kalangan masyarakat luas. Misalnya, ada mitos yang mengatakan
bahwa kalau kita mau sukses, kita harus punya gelar sarjana. Padahal
kenyataannya, cukup banyak orang yang sukses tanpa menyandang gelar sarjana.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana Mengubah Pola
Pikir untuk menjadi seorang wirasusaha?
2. Bagaimana Motivasi
Berprestasi bagi seorang wirausaha?
3. Apa saja Nilai Hakiki
Kewirausahaan?
4. Sikap dan Kepribadiaan
Kewirausahaan model proses kewirausahaan?
PEMBAHASAN
Ø Mengubah Pola Pikir
Ada 3 karakteristik pebisnis
dengan sikap piker wirausaha:
1. Rajin dan semangat dalam
mencari peluang baru.
2. Mengejar peluang dengan
disiplin ketat. Kegigihan wirausaha memang luar biasa. Tidak ada kata tidak
bisa dalam kamus wirausaha. Kemunduran atau kegagalan dalam bisnis tidak
membuat mereka putus asa dan berhenti.
3. Wirausahawan hanya mengejar
peluang paling baik dan hanya menghindari mengejar semua peluang tidak
pandang bulu. Wirausahawan sadar bahwa problem mereka bukanlah kekurangan
gagasan bisnis melainkan terlalu berlimpah gagasan. Dengan demikian, tidak
mungkin bagi mereka untuk mengejar semua peluang bagus. Prioritas adalah kata
kuncinyaWirausahawan berfokus pada tindakan secara adaptif. Mereka tidak
menunggu segala sesuatu sempurna sebelum memulai suatu bisnis. Lakukan dulu
dengan persiapan secukupnya, tak perlu mendekati sempurna. Dalam bertindak,
mereka selalu waspada.dalam menghadapi situasi-situasi, dan fleksibel untuk
menyesuaikan tindakan mereka bila dirasa salah.
Wirausahawan
melibatkan dan memanfaatkan energi disekitar mereka didalam maupun diluar
organisasi mereka. Mereka sadar bahwa mereka bukan orang super segalanya.Untuk
sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari
diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan
tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut. Berpikiran negatif tidak
membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan
berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak
berujung. Dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda
bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun.
Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan
hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit
ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
2. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif,
hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan.
Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda.
Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau
pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun
usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
3. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang
berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih
berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur.
Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi
pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar
hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau ‘makan sore hari ini menakjubkan’.
Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah
pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai
merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
4. Hadapi rasa takut
Perasaan negatif muncul
dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif
dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut
adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan
rasa takut menghentikan kita.
Ada banyak sifat yang
dirujukkan pada seorang wirausahawan, misal, pemberani, pembuka jalan,
pengambil resiko, bahkan serakah, rakus, dan macam-macam lainnya.
Manusia-manusia langka yang berani menghadapi resiko dan berspekulasi dipandang
sebagai pengusaha yang tega melakukan apa pun untuk meraih kekayaan sehingga
merusak kesehatan dirinya sendiri. Yang jelas, semua image tersebut sudah
seharusnya dibuang ke dalam keranjang sampah mistik dan kesalahpahaman.
Ada tiga sifat dan hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan sejati.Yaitu:
1. Visioner.
Wirausahawan model lama biasanya suka melawan sesuatu. Karena, mereka
menginginkan kebebasan dan melakukan segala sesuatu menurut cara mereka
sendiri,serta percaya bahwa mereka bisa melakukannya jauh lebih baik ketimbang
orang lain. Tetapi, bagi seorang wirausahawan sejati, jiwa yang memberontak
hanyalah sebagian kecil saja. Bagaimana pun, seorang wirausahawan sejati lebih
merupakan seorang yang visioner.
2. Pencipta
nasibnya sendiri. Wirausahawan tradisional menciptakan bisnis, dan ini
merupakan motivator terbesar mereka. Namun, ketika bisnis telah diciptakan,
kemana lagi mereka akan melangkah? Wirausahawan sejati bergerak menuju nasib
dan takdir mereka. Mereka mendapat inspirasi dari sesuatu yang lebih luas
daripada sekedar apa yang bisa mereka usahakan. Mereka pun menggali kekuatan
batin dalam mereka dan melangkah penuh percaya diri. Mereka bisa tetap
melangkah meski hambatan tampaknya mustahil dilalui.
3. Menarik
perhatian. Semua wirausahawan mempunyai mimpi. Sebagian dari mereka
berkeinginan untuk mencapai tujuan yang jelas, sedangkan yang lain hanya
berkeinginan untuk menjadi seorang wirausahawan yang terkenal dan
pertama.Mereka mendorong ide dan bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin
sulit dicapai orang lain.
Mereka tahu bahwa memenuhi kebutuhan orang-orang lebih
baik bagi klien dan rekan bisnis mereka. Dan, sebagai akibatnya bisnis mereka
pun tumbuh.Tak peduli
apakah anda sekarang ini adalah seorang wirausahawan atau sedang bermimpi
menjadi seorang wirausahawan, memahami bagaimana menjadi seorang wirausahawan
sejati tentu mempunyai banyak keuntungan bagi anda.
Ø Motivasi Berprestasi
a. Definisi motivasi
Motivasi didefinisikan
sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan
cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa
orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti
perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku
tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan
organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari
perilaku anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi
wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas.
b. Model-Model Motivasi
* Model motivasi kebutuhan-tujuan
Menurut Masykur (1996:204)
Model motivasi kebutuhan
dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian
ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk
mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan
dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat
berkurang.
Contoh, seseorang mungkin
merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama kedalam perilaku
yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh
dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti membeli,
memasak dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan
tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai
individu merasakan kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu
mengalami kebutuhan lapar kembali, daur tersebut akan mulai kembali.
* Model motivasi Porter-Lawler
Portel dan Lawler telah
mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi
yang lebih lengkap disbanding model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi
Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya
dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan
menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai
suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan
dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model
motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain dari proses motivasi:
1. Nilai balas jasa yang
dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan ekstrinsik yang
menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa
intrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa
ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
2. Tingkatan dimana individu
secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua variablel: (1)
persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu tugas, dan
(2) Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
3. Keadilan balas jasa yang
dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa
tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu,
semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa
tersebut.
Sifat-sifat
terpenting dari wirausahawan dikenal dengan Ten-D :
1. Dream (mimpi) : Memiliki
visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2. Decisiveness (ketegasan) : Tidak
menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
3. Dors (pelaku) :
Melaksanakan secepat mungkin.
4. Determination (ketetapan
hati) : Komitmen total, pantang menyerah.
5. Dedication (dedication) :
Berdedikasi total, tak kenal lelah.
6. Devotion (kesetiaan) :
Mencintai apa yang dikerjakan.
Sifat-sifat
penting lain dari Seorang Wirausahawan :
1. Memiliki visi masa depan
dan kemampuan mencapai visi tersebut
2. Percaya diri
3. Memiliki Ketrampilan
4. Berkarya, kreatif dan
innovatif
5. Mencintai apa yang
dikerjakan
2.5 Apa
saja yang harus dimiliki oleh wirausahawan
A. Visi dan Mimpi Mutlak
Bagi Wirausahawan
Kalau
entrepreneur berani memiliki visi, maka akan lebih dapat menciptakan kekuatan
positif di dalam pikirannya. Sehingga nantinya akan lebih mampu
meningkatkan kemampuan kerja dan kualitas hidup kita. “Hati-hatilah dengan
angan-anganmu, karena angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan”Presiden RI
pertama, Ir. Soekamo, pernah bilang, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.”
Visi itu memang bisa mensugesti orang. Dan, semua langkah kita akan kita
arahkan kesana. Apalagi entrepreneur ini biasanya seorang pemimpi. Maka mimpi
tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi
para pengikut yang dipimpinnya.Anda “juru penerang”,
mengusir gelapnya pikiran orang lain yang Anda pimpin. Ini prinsip
kepemimpinan. Wirausahawan yang memiliki visi, adalah penerangan bagi para
bawahannya, anggota “tim sukses”nya dalam bisnis.
Wirausahawan
dengan visi besar, merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh kreativitas
dan inovasi. Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali dengan
dunia pengkhayal. Apa susahnya, berkhayal? Berkhayal adalah aktivitas
yang “murah”. Bagaimaan tidak, karena berkhayal tidak memerlukan fasilitas
khusus, apalagi ongkos. Sekarang juga, Anda pun bisa berkhayal. Tentu saja,
khayalan seorang wirausahawan, bukan sembarang berkhayal. Bahkan, di zaman
susah, dengan tumpukan persoalan hidup yang harus dipikul, bisa membuat orang
pun tidak berani berhkayal. Anda akan tercenung, kalau kami katakan, “Berkhayal
pun, perlu keberanian!”Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau
minimal, keberanian berbuat dan berkreativitas, dihambat pandangan lama yang
cuku berurat-akar dalam benak kita, bahwa orang sukses harus ditopang
pendidikan dan gelar formal. Sebetulnya, keyakinan ini bisa dipatahkan dengan
mudah. Misalnya, hadirkan saja, beberapa nama orang sukses yang lulus SMA pun,
tidak. Sejumlah wirausahawan, memulai dari khayalan. Dan ia mulai kembangkan
khayalannya, dari nol sampai akhirnya terwujud.Bill Gates mengimpikan,
personal computer akan tersedia di rumah setiap orang. Untuk merealisasikan
mimpinya, ia drop out dari studinya, memilih menekuni Microsoft-nya.
Tak bergantung pada
keluarga, berarti mulai melangkah menjadi dewasa. Di rantau, apalagi di
lingkungan yang tak tahu siapa kita sebelumnya, Anda bisa menjadi pribadi yang
baru. Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan
dan kekurangan kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru.
Merantau, membuat seseorang relatif tangguh, karena diterjunkan dalam situasi
serba baru. Perantau, umumnya segan minta tolong. Di situlah, kemauan menjadi
lebih termotivasi. Perantau, rata-rata enggan berutang budi. Justru, karena ia
orang baru, seorang perantau cenderung menanam jasa untuk banyak orang.
“Investasi sosial” ini, pada saatnya berbuah kebaikan. Siapa sangka, banyak
orang yang menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur, menjadi pendukung setia
langkah kita menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau, temukan jatidiri
Anda yang tangguh, kreatif, dan cerdik menangkap peluang Berani Gagal Hanya
orang yaug berani gagal total, akan meraih keberhasilan total.
Pertama,kita ini sering
menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua,setiap bertindak, kita
sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita.
Ketiga,biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih
dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk Keempat,kita cenderung
masih memiliki sikap, tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu
usaha.
Seorang
wirausahawan, adalah yang selalu “melek” dan “buka telinga” terhadap setiap
peluang. Sukses wirausahawan, bukan sekadar “rezeki dari langit”, tapi juga
kejelian membaca/menangkap peluang. Dan ini memerlukan stamina usaha yang
tinggi. Jangan ketakutan lebih dulu, seakan-akan wirausahawan itu orang yang
tidak pernah beristirahat. Tidak! Secara fisik, istirahat perlu, tapi sebagai
wirausahawan, pikiran “tetap jalan” dalam arti, keseharian kita dibiasakan
terus memikirkan, kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun berdasarkan peluang
yang kita hadapi setiap saat.Tidak ada orang yang bisa
mendapatkan kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang
setengah-setengah. Sukses berarti hanya hal yang mengagumkan dan positif.
Sukses berarti kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan
dan kesempatan maju yang maksimal, serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga
berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan, dan disegani.
B. P.R.A.C.T.I.C.E.S
(TINDAKAN)yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan
Kebiasaan kita adalah untuk
menanik din kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai
lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi,
dan mendapatkan sesuatu tanpa tenlalu memildrkan bagaimana kita melakukannya.
Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip yang
akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan
disiplin sampai kita bisa melakukannya.
C. ORANG-ORANG (People)
yang Tepat
Anda
harus menyukai orang-orang yang akan bekerja bersama Anda. Semakin Anda
mengenal seseorang, semakin mungkin mereka menjadi lebih baik.. Namun
realitasnya sungguh berbeda. Pemimpin wirausaha seharusnya hanya merekrut
orang-orang yang memiliki chemistry yang cocok dengan mereka.Karena bersikap
obyektif akan berakibat pada menemukan orang yang salah, Anda harus bersikap
subjektif. Kita akan selalu peka secara intuitif terhadap orang lain; sepenti
halnya terhadap sifat dan kemampuan mereka, namun kepekaan semacam ini sering
kali tidak terdeteksi dalam proses seleksi yang formal.Akan cukup membantu untuk
menerima bahwa dalam mengidentifikasi orang yang tepat terdapat tiga kategori
yang dapat digunakan untuk mengelompokkan mereka. Apakah mereka orang yang
bekerja melawan Anda, untuk Anda, atau dengan Anda. Demi kejelasan, jika orang
bekerja melawan Anda, maka kemudian mereka sebaiknya tidak bekerja untuk Anda.
Hanya ada satu pilihan yaitu menyingkirkan mereka. Sering terjadi klien tidak
menyingkirkan koleganya dalam tindak nasionalisasi sebelum benar-benar
terpaksa, yaitu setelah masalahnya menjadi terlalu besan dan organisasinya
demikian menderita. Tanpa melihat situasinya, Anda akan tahu ketika orang lain
bekerja tidak sesuai dengan keinginan Anda dan saya tidak bicara tentang
politik atau pengumpulan nilai. Ketika perubahan diusulkan, contohnya, muncul
karena dalam agenda tensembunyi tendapat penbedaan antara kritik membangun dan
taktik gerilya.
D. PERAN (Role) yang Tepat
Orang yang tepat pada peran
yang tepat, hingga dapat dipastikan bahwa sikapnya terhadap bagaimana ia
menampilkan perannya akan tetap tepat. Selalu mantapkan peran Anda, pahami apa
yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan
harapan-harapan
E. SIKAP (Attitude) yang
Tepat
Kepemimpinan kewirausahaan
mencakup penanaman kepercayaan diri untuk berpikir, bertingkah laku dan
bertindak dengan keberanian mengambil risiko dalam rangka merealisasikan
sepenuhnya tujuan yang digariskan oleh organisasi untuk pertumbuhan yang
menguntungkan bagi semua penanam modal yang terlibat.
F. KERJA TIM (Teamwork)
yang Tepat
Menemukan orang-orang yang
tepat, menjelaskan penan mereka, menampilkannya dengan sikap yang tepat dan
mengkomunikasikan pesan yang tepat. Dengan tim semacam itu mampu
mengembangkan inovasi tepat yang mampu menarik pelanggan dan memastikan
reputasi baik
KESIMPULAN
1. Dengan memperhatikan
kondisi bangsa Indonesia saat ini (seperti banyaknya tenaga kerja, lapangan
kerja yang sangat terbatas, rendahnya produktivitas, masih belum optimalnya
penggunaan sumber daya alam serta ketidakstabilan ekonomi), maka peluang untuk
meningkatkan produktivitas bangsa melalui pengembangan kewirausahaan sangat
diperlukan dan masih terbuka lebar.
2. Disamping public policy
serta fasilitas yang disediakan, maka kondisi, ketersediaan serta kesiapan
sumber daya di masyarakat sendiri akhirnya turut menentukan ruang lingkup,
intensitas dan profil perilaku kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang
relevan dan memenuhi persyaratan mengenai kurikulum, silabus, sistem delivery,
instruktur, peserta, metode instruksional, sistem penilaian, proses dan hasil
pendidikannya itu memang potensial dalam melahirkan pewirausaha masa depan yang
prospektif.
3. Bahwa public policy
dari pemerintah RI tidak boleh bersifat diskriminatif atas dasar apapun. Semua
kelompok dan golongan dalam masyarakat secara yuridis formal mempunyai hak yang
sama, maka sekarang tergantung pada tiap individu atau tiap kelompok dan
golongan, siapa orang-orang yang secara prinsipil akan mencari dan menumbuhkan
peluang bisnis. Apabila hal ini berjalan fair, maka prospek masa depan
kewirausahaan Indonesia akan lebih baik dari keadaan sekarang.
4. Pengembangan
kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka memperluas kesempatan
kerja serta mempersiapkan keunggulan bersaing bangsa Indonesia pada era pasar
global. Oleh karena itu perlu dibentuk inkubator bisnis pada setiap perguruan
tinggi yang berfungsi untuk mengadopsi pengembangan kewirausahaan ke dalam
proses belajar dan mengajar.
5. Perlu dikembangkan tim
kerja, komitmen pimpinan, sinergi antar lembaga, baik di dalam maupun di luar
perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
o
http://dantinoviyanti.blogspot.co.id/2013/04/bab-4-mengubah-pola-pikir.htmlDwi,
Benedicta Prihatin. 2003. Kewirausahaan: Dari Sudut
Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo
o
https://ukm2016.wordpress.com/2016/09/07/pola-pikir-wirausaha/
o
Soetrisno, Loekman.
1995. “Membangun Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan: Suatu Tinjauan
Sosiologis“, makalah dalam Diskusi Ekonomi Kerakyatan, Hotel
Radisson, Yogyakarta, 5 agustus.
Wiratmo, Masykur.
1996. Pengantar Kewiraswastaan: Kerangka Dasar
Nama : Anang Suryana
BalasHapusNIM : 41217110077
Jika kita berbicara soal bisnis maka tak lepas dari soal kebutuhan dan keuntungan yang di dapet dari bisnis tersebut. Bagaimana sikap seorang wirausaha yang seharusnya jika berapa dalam kondisi dimana ide yang dia miliki sangat berguna bagi masyarakat namun keuntungan yang didapatkan kurang memenuhi kebutuhan untuk terus memajukan bisnisnya?