KEWIRAUSAHAAN
MOTIVASI MERAIH
KESUKSESAN DALAM BERWIRAUSAHA
Garibaldi
@K21-Garibaldi
Idham
Rizqi Fajri @K04-Idham
Aldiansyah
Amir @K15-Aldiansyah Amir
UNIVERSITAS
MERCU BUANA
2018
Abstrak
Kewirausahaan secara umum adalah suatu
proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif)
yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Kewirausahaan sangat besar
perannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Kewirausahaan yang berbasis
pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu
perguruan tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan
yang handal, sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat khususnya
mahasiswa untuk berwirausaha. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik
kewirausahaan, motivasi berprestasi dan self efficacy terhadap keinginan
berwirausaha.
Kata Kunci:
Kewirausahaan, Wirausaha,
Motivasi.
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Wira yang artinya pejuang, manusia unggul,
pemberani, dan teladan. Sedangkan usaha merupakan perbuatan baik/amal, bekerja,
dan melakukan suatu hal. Jadi wirausaha adalah pejuang yang berbuat sesuatu.
Menurut
Slamet (2014) Kewirausahaan mengalami
perkembangan yang cukup pesat di berbagai negara. Kewirausahaan tidak hanya
berperan dalam meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun melibatkan
pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun masyarakat. Kewirausahaan
memang sangat banyak digeluti oleh sebagian besar masyarakat karena hal ini
merupakan salah satu andalan masyarakat indonesia karena sebagian besar
masyarakat indonesia memilih membuka usahanya sendiri dibanding bekerja dengan
orang lain.
Menurut Tjahjono (2008) Peran kewirausahaan
telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam
situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi
salah satu panutan masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan
tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal,
sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk
berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik , sebagai harapan masyarakat dapat membuka
lapangan kerja, dengan menumbuhkan niar berwirausaha.
1.2 Manfaat Penulisan
1. Dengan
adanya artikel ini dapat memberikan kesempatan kepada penulis untuk membahas
mengenai ilmu-ilmu yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam praktek
lapangan.
2. Sebagai
bahan informasi bagi pembaca apabila akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
3. Meningkatkan
pengetahuan dan wawasan akan kewirausahaan.
4. Menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi untuk mulai dan terus berwirausaha.
Permasalahan
1.3 Permasalahan
1. Bagaimana cara untuk meraih kesuksesan?
2. Bagaimana sikap motivasi berprestasi dalam
kewirausahaan?
Bagaimana cara
mengubah pola pikir untuk menjadi pengusaha sukses?
BAB II
Pembahasan
2.1 Cara Untuk Meraih kesuksesan
1. Memiliki semangat juang yang tinggi
2. Pilih sekolah yang sesuai bakat dan minat anda
3. Take a risk, beranilah
4. Jangan mau terbawa arus
5. Meningkatkan skill berbahasa asing
6. Jangan takut hidup sederhana
2.2 Sikap Motivasi Berprestasi Dalam Kewirausahaan
Istilah entrepreneur atau kewiraswastaan atau kewirausahaan dapat
diartikan sebagai suatu kepribadian sikap kemampuan berwirausaha atau kemampuan
yang unggul dalam menciptakan suatu
usaha. Darustam (1994) menyatakan bahwa di Indonesia wiraswasta adalah
entrepreneur yang berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu pembinaan
kewirausahaan terletak pada:
1. Pembentukan sikap mental maju.
2. Membersihkan diri dari sikap mental negatif.
3. Membentuk sikap mental positif.
Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki
kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam
memperjuangkan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi.
Dalam hal ini kemampuan seorang wirausahawan harus mampu berpikir kreatif dan
inovatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi) yang tinggi,
sehingga mampu menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, seseorang haruslah memiliki:
1.
Keterampilan
berpikir kreatif.
2.
Keterampilan
dalam mengambil keputusan.
3.
Keterampilan
dalam kepemimpinan.
4.
Keterampilan
manajerial.
5.
Keterampilan
dalam bergaul antar manusia (human relation).
2.3 Mengubah
Pola Pikir
Merubah
aktivitas bukanlah suatu hal yang mudah, akan tetapi perubahan yang memberikan
dampak positif itu sangat diperlukan.
Menurut McGrath dan MacMillan (2000) yang dikutip dalam modulnya Ika Sari (2018)
ada 5 karakteristik yang biasanya dimiliki para pengusaha:
1.
Pengusaha sangat
bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
2.
Pengusaha mengejar
peluang dengan disiplin yang ketat
3. Pengusaha hanya
mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang laun yang
belum jelas
4.
Pengusaha berfokus pada
pelaksanaan
5.
Pengusaha mengikutsertakan
energy setiap orang yang berbeda dalam jangkauan mereka
CONTOH KASUS2.4 Kisah Inspirasi Tentang Wirausahawan
Sally Giovanny terlahir dari keluarga dengan ekonomi yang terbilang menengah ke bawah. Keluarganya broken home karena orangtuanya bercerai ketika usia Sally Giovanny menginjak angka 6.tahun. Kala itu, ia tinggal bersama dengan ibunya yang membuka warung sembako dan juga seorang adiknya. Warung sembako yang dibuka ibunya itu hanya mampu membiayai kehidupan sehari-hari keluarga kecil ini. Ketika lulus SMA, saat Sally Giovanny berusia 18 tahun, ia tidak dapat meneruskan studinya ke jenjang kuliah karena keterbatasan ekonomi. Dengan terpaksa ia menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak seberuntung teman-temannya yang lain yang bisa melanjutkan studi mereka. Singkat cerita Sally Giovanny menikah masih tinggal di rumah mertua dengan tujuan agar dapat menghemat biaya hidup. Pasangan ini mendapatkan modal dari amplop pemberian tamu saat mereka menikah dengan jumlah sekitar Rp37 juta. Mereka mulai membeli kain mori atau kain putih pilis sebagai bahan batik untuk dijual kembali dengan modal Rp15 juta. Keuntungan yang didapat Sally Giovanny dan suami hanya sekitar Rp8 ribu per lembar kain pada saat itu. Karena minimnya pengetahuan mengenai kain batik, awalnya Sally Giovanny tidak berpikir untuk membuat batik. Saat itu banyak orang yang membeli kain kepadanya untuk dijadikan kain kafan. Melihat hal itu, pasangan muda ini berpikir ulang untuk tidak menjual kain mori karena risiko tidak laku dan juga kerusakan lainnya yang harus ditanggung. Setelah 5 bulan, Sally Giovanny mengalami kerugian. Keluarga kecil ini menghabiskan setidaknya Rp3 juta dari uang modal mereka untuk kebutuhan yang bersifat mendadak seperti biaya berobat dan kebutuhan lainnya termasuk kebutuhan sehari-hari. Atas saran dari mertuanya, Sally mulai berpikir untuk menggunakan kain yang tersisa untuk dijadikan batik. Modal usaha yang tersisa Rp12 juta dan kain yang masih tersedia, ia menyerahkan kepada para pengrajin batik kecil di daerah tempat tinggalnya di Trusmi. Inilah awal mula dimana mereka mulai beralih usaha dengan berjualan batik Khas Cirebon atau Batik Trusmi. Mereka menawarkan batik ke pasar-pasar di kota-kota besar di Pulau Jawa seperti, di Bandung, Jakarta dan juga Surabaya. Dengan semangat dan tak kenal lelah, ia bersama suami berkeliling di 3 kota besar ini untuk menjual Batik Trusmi. Dengan kegigihan mereka, 3 toko batik berhasil mereka dirikan hingga tahun 2011. Prinsip yang Sally Giovanny ambil saat mendapatkan berbagai keuntungan dari penjualan batik Trusmi adalah “Lebih baik dikomplain harga dibandingkan mutu produk.”
2.5 Membuka Toko Batik
Toko pertama yang didirikan oleh Sally Giovanny bersama suami terletak di Jalan Trusmi Kulon No 129. Nama Butik Batik itu adalah batik IBR. Saat itu, mereka hanya memiliki 2 orang karyawan yang menolong mereka di toko. Namun setelah 2 tahun berjalan, toko tersebut menjadi ramai bahkan booming sehingga permintaan pelanggan tidak mampu dipenuhi. Melihat semakin menanjaknya permintaan membuat Sally Gioavanny harus membuka toko keduanya di Jalan Trusmi Kulon No 148 Plered, Cirebon. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari toko pertama dan ukuran rumah yang lebih luas, usaha Sally Giovanny bersama sang suami melejit di tahun 2009 karena penggunaan batik pada saat itu sedang naik daun disamping Cirebon menjadi ramai sebagai daerah tujuan wisata. Di tahun 2011 Sally mempunyai empat ruang pamer batik di Cirebon dengan nama Batik IBR, Batik Trusmi (berganti nama menjadi Batik Nayla), Batik Raja dan Batik Trusmi yang dibuka awal tahun 2011.
2.6 Dibalik Nama Trusmi
Nama Trusmi diambil dari nama daerah setempat, yaitu Trusmi. Zaman dahulu ada pangeran Trusmi. Trusmi yang biasa dikatakan orang-orang ‘trus bersemi’. Sally berharap dengan memakai nama ini usahanya bisa terus bersemi (terus berkembang). Dengan nama tersebut, usahanya memang semakin bersemi. Kini luas toko Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon mencapai 1,5 hektar. Jumlah karyawan yang bekerja padanya berjumlah lebih dari 850 orang disamping bekerja sama dengan 500 lebih pengrajin batik. Ruang pamer atau showroom Batik Trusmi di Cirebon merupakan yang terbesar di Jawa Barat dan dibuat dengan konsep one stop shopping. Pengunjung bisa berwisata kuliner, belanja berbagai aksesoris kerajinan tangan khas Cirebon, belajar membatik di workshop batik sambil berbelanja batik Trusmi. Ada juga tempat permainan anak-anak dan pijat refleksi bagi para pengunjung yang kelelahan.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam
berwirausaha kita harus mempunyai keinginan
yang cukup tinggi, dan memilih usaha yang kita sukai agar tidak cepat jenuh
dalam berwirausaha.
2. Fokus dan tekun dalam berwirausaha apapun itu usahanya
3. Harus lebih sering meminta pendapat atau masukan kepada
orang-orang yang sudah lebih sukses.
4. Jangan
pernah takut untuk gagal atau jatuh, karena setiap orang yang sukses pasti
mengalami hal itu, jika kita tidak pernah jatuh maka kita tidak akan tahu
bagaimana rasanya untuk bangun.
Daftar Pustaka
Menurut McGrath
dan MacMillan dalam Sari, Ika. 2018. Motivasi
Menjadi Pengusaha Sukses, Mengalahkan Mitos. Modul Kewirausahaan 1. UMB.
Jakarta.
Slamet, Franky,
Hetty Karunia T., and Mei Ie. 2014. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Teori Dan
Praktik. Jakarta: Indeks.
Buchari, Alma. Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta. 2009.
http://retnoengineteacher.blogspot.co.id/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_25.html (diunduh pada tanggal 02 maret 2018)
https://www.finansialku.com/kisah-sukses-sally-giovanny/ (diunduh pada tanggal 06 maret 2018)
@K34-Ayu,@starup-K13 Bagus, sangat bermanfaat. Terimakasih
BalasHapus@k39-Regita @starup-K08 judulnya menarik untuk dibaca & isi artikelnya pun sangat bermanfaat.
BalasHapus@k30-Ika @starup-K07 cukup memotivasi dan menginspirasi...
BalasHapus@k31-nur @starup-K08 luarbiasa sekali
BalasHapus@K33-nandira @starup-K09
BalasHapusSangat lengkap dan bermanfaat. Terima kasih.
@k32-saraswati @startup-k09
BalasHapusTerimakasih, artikelnya sangat membantu untuk menambah wawasan tentang usaha
@K01-Richa @Startup K01
BalasHapusCukup lengkap dan menarik!
@k36-Cintya @startup-k07 sangat membantu, terimakasih
BalasHapus