April 21, 2025

Beberapa Komponen Utama dalam Business Model Canvas dan Cara Mengisinya


Oleh : Farah Niza(AC42)

(41823010110;  Sistem Informasi; farahniza15@gmail.com)

Beberapa Komponen Utama dalam Business Model Canvas dan Cara Mengisinya

Abstrak

Business Model Canvas (BMC) merupakan kerangka kerja strategis yang digunakan untuk memvisualisasikan dan merancang model bisnis secara komprehensif namun ringkas. Artikel ini membahas pengertian BMC, manfaat penerapannya dalam dunia bisnis, serta penjabaran mendalam atas kesembilan elemen fundamental yang membentuk kerangka BMC, yaitu: segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, aliran pendapatan, sumber daya utama, aktivitas utama, mitra utama, dan struktur biaya. Selain itu, artikel ini juga menyajikan studi kasus implementasi BMC pada bisnis rintisan untuk memberikan gambaran praktis bagaimana framework ini dapat digunakan dalam perencanaan dan pengembangan bisnis secara efisien. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa BMC memiliki peran penting dalam membantu pelaku usaha memahami dinamika internal dan eksternal bisnis, menyusun strategi yang terintegrasi, serta meningkatkan efektivitas operasional.

Kata Kunci: Business Model Canvas, model bisnis, startup, perencanaan strategis, inovasi bisnis, manajemen bisnis.



Pendahuluan

Business Model Canvas (BMC) merupakan kerangka kerja yang dikenal banyak untuk mendefinisikan model bisnis startup dan bisa diterapkan oleh semua jenis startup tanpa sektor usaha. Business Model Canvas pertama kali dikenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, beliau mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Business Model Canvas adalah alat manajemen yang digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan merancang model bisnis sebuah organisasi. Tujuan membuat Business Model Canvas adalah, agar dapat mempersingkat penilisan perencanaan bisnis serta mampu meminimalisir kesalahan dan resiko saat mengeksekusi bisnis. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur bisnis model kanvas nampak cukup sederhana, dimana secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya. Bisnis model kanvas terkenal akan fungsinya yang memudahkan wirausaha untuk menuangkan ide bisnis dalam satu bagan sederhana.

 

 Permasalahan

 Berdasarkan uraian yang telah disampaikan mengenai pengertian, manfaat, serta penerapan elemen-elemen Business Model Canvas (BMC), maka rumusan permasalahan dalam pembahasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian dan konsep dasar dari Business Model Canvas (BMC) sebagai alat perencanaan strategis dalam dunia bisnis modern?

2. Apa saja manfaat strategis dan operasional dari penerapan Business Model Canvas (BMC) bagi pengembangan dan pengelolaan usaha, khususnya pada startup?

3. Bagaimana struktur serta penerapan sembilan elemen utama dalam Business Model Canvas (BMC) dan apa contoh konkret implementasinya dalam studi kasus bisnis?

4. Bagaimana Business Model Canvas dapat membantu pelaku usaha dalam meminimalkan risiko, meningkatkan efisiensi, serta mendukung pengambilan keputusan bisnis secara tepat dan efektif?

 

Pembahasan

1.       Pengertian Business Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas (BMC) merupakan sebuah kerangka konseptual yang dikembangkan oelh Alexander Osterwalder sebagai alat bantu strategi untuk mendeskripsikan, merancang, dan menganalisis model bisnis suatu organisasi. BMC tersususn atas sembilan elemen fundamental yang merepresentasikan logika bagaimana suatu organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai (value).

 

Kesembilan elemen tersebut saling berinteraksi dan disusun dalam bentuk visual kanvas agar memudahkan pemahaman secara menyeluruh terhadap struktur dan operasional bisnis. Penggunaan BMC bertujuan untuk menyederhanakan proses perencanaan bisnis dengan menampilkan elemen-elemen penting secara ringkas namun komprehensif, sehingga dapat membantu pelaku usaha dalam mengidentifikasi peluang, meminimalkan risiko, serta meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan strategis. Kerangka ini bersifat fleksibel dan dapat diterapkan oleh berbagai jenis organisasi, khususnya startup, tanpa memandang sektor usahanya. Oleh karena itu, BMC telah menjadi salah satu pendekatan populer dalam pengembangan model bisnis modern karena kemampuannya dalam mengintegrasikan aspek strategis dan operasional dalam satu tampilan terstruktur.

 

2.       Manfaat Business Model Canvas (BMC)

Manfaat Business Model Canvas (BMC) Business Model Canvas memberikan berbagai manfaat strategis dan operasional bagi individu maupun organisasi dalam proses perencanaan dan pengembangan bisnis. Adapun beberapa manfaat utama dari BMC adalah sebagai berikut:

• Menyajikan Gambaran Menyeluruh Model Bisnis BMC memungkinkan pelaku usaha untuk melihat keseluruhan elemen model bisnis secara visual dan terstruktur. Dengan demikian, hubungan antar elemen seperti pelanggan, sumber daya, dan aliran pendapatan dapat dianalisis dengan lebih mudah.

• Mempermudah Proses Perencanaan Bisnis BMC membantu menyederhanakan perencanaan bisnis dengan menggantikan format proposal bisnis tradisional yang cenderung panjang dan kompleks. Hal ini memudahkan pelaku usaha, terutama pemula dan startup, dalam menyusun strategi bisnis secara efektif.

• Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat dan Tepat Karena bersifat visual dan ringkas, BMC memungkinkan tim manajemen untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan risiko dalam model bisnis secara cepat. Hal ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan strategis yang membutuhkan ketepatan waktu.

• Mendorong Kolaborasi dan Diskusi Tim Dengan format visual yang mudah dipahami, BMC menjadi alat yang efektif untuk berdiskusi dalam tim. Setiap anggota dapat memberikan masukan terhadap elemen-elemen tertentu, sehingga menghasilkan sinergi dalam merumuskan strategi bisnis yang lebih matang.

• Fleksibel dan Dapat Disesuaikan dengan Berbagai Jenis Usaha BMC bersifat universal dan tidak terbatas pada sektor atau ukuran perusahaan tertentu. Baik untuk bisnis konvensional, startup teknologi, maupun organisasi nirlaba, kerangka kerja ini tetap relevan dan aplikatif.

• Sebagai Alat Evaluasi dan Pengembangan Bisnis BMC tidak hanya berguna dalam tahap perencanaan awal, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi dan memperbarui model bisnis seiring berkembangnya pasar dan teknologi. Dengan demikian, organisasi dapat terus beradaptasi secara dinamis. 3. Komponen dan Contohnya Business Model Canvas (BMC)

• Customer Segments (CS) Customer Segmen mendefinisikan target customer yang ingin dicapai untuk menjual produk kamu. Customer segmen merupakan fondasi dalam membangun sebuah bisnis model. kamu harus mengumpulkan informasi secara spesifik tentang customer mu, Jika kamu tidak bisa memahami siapa customer kamu maka kamu akan kesulitan dalam menyesuaikan upaya pemasaran produkmu ke customer. Untuk memuaskan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan tepat sasaran pada calon customer, kamu bisa mendefinisikan customermu secara demografi dan psikografis.

 

Contoh demografi seperti usia, lokasi, profesi, jenis kelamin, Sedangkan contoh psikografis perilaku belanja, minat dan motivasi calon customer. Lalu bagaimana cara mengumpulkan informasi tersebut ? kamu bisa gunakan beberapa cara yaitu Wawancara Tatap Muka pada Calon Customer, Survei dan Study Group.

 

Setelah kamu selesai mendefinisikan siapa customer segmenmu, maka akan terlihat persaingan pasarmu besar atau kecil. Contoh kasus Abel ingin membangun bisnis sebuah toko perlengkapan bayi secara online. lalu abel mendefinisikan target customer yang berusia diatas 17 tahun dengan target produksi perlengkapan bayi umur 0–12 tahun, lokasi indonesia karena pengiriman produk hanya menggunakan ekspedisi lokal, profesinya siapa saja dan jenis kelamin laki laki & perempuan. Secara psikografis abel mendefinisikan target customer yang suka berbelanja online dan suka mencari produk dengan harga murah. Kesimpulan setelah abel mendapatkan informasi customer, abel dapat menyiapkan bisnisnya sesuai dengan kebutuhan customer.

 

• Value Proposition

Value Proposition mendefinisikan cara kita memaksimalkan nilai yang ada pada produk agar customer mau membeli atau menggunakan produk yang kita jual. Strategi dalam menentukan Value Proposition adalah bagaimana kita sebagai pemilik produk bisa memberikan solusi terhadap masalah customer atau memenuhi kebutuhan customer. Sebuah perusahaan akan meluncurkan produk, namun ia gagal menentukan value proposition. Sebagian dari mereka terlalu memberikan banyak kepercayaan pada ide yang mereka miliki. Beberapa value proposition mungkin diperlukan cara yang inovaif dan memiliki penawaran menarik seperti halnya membuat penawaran diskon, produk yang memiliki performa cepat atau bisa juga produk dengan keluaran terbaru yang didukung oleh teknologi modern. Sebuah tips pada segmen ini adalah carilah kekurangan kompetitormu dan buatlah strategi agar customer mau memilih, membeli dan menggunakan produk yang kamu jual.

 

Contoh Kasus Dari Abel. Abel mendefinisikan value proposition dengan membuat produk perlengkapan bayi tahan banting dan tahan pecah, Membuat baju bayi yang dijual sangat mudah untuk membersihkan noda serta menawarkan potongan harga dengan minimum pembelian. contoh value proposition yang dimiliki abel sangat menarik ternyata di pasar untuk customer terkhusus ibu-ibu. karena jika ibu itu menggunakan produk dari abel, ia tidak akan takut barangnya pecah karena barang itu tahan pecah dan tahan banting.

 

• Channels

Channels mendefinisikan sebuah media yang dapat menyampaikan value yang kamu tawarkan ke tangan customer. Channels bisa berupa webiste, Seorang sales atau bahkan marketplace. Carilah sebuah media yang paling efektif dengan biaya minim untuk menghubungkan produk mu dengan customer. Hal hal yang perlu diperhatikan saat membangun sebuah channel:

• Awareness: Bagaimana cara kamu membantu customer meningkatkan kesadaran tentang produk yang kamu jual?

• Evaluation: Bagaimana cara kamu membantu customer dapat mengevaluasi produk yang kamu jual

• Purchase: Bagaimana cara kamu memungkinkan customer membeli produk tertentu

• Delivery: Bagaimana kamu memberikan value yang kamu tawarkan kepada customer

• After Sales: Bagaimana cara kamu memberikan dukungan kepada customer setelah pembelian sehingga ia mau membeli produk mu kembali Contoh Kasus dari abel.

 

Dikarenakan abel akan membuat bisnis perlengkapan bayi secara online tentunya ia akan menentukan channel dengan menggunakan marketplace. kenapa marketplace? karena abel ingin meningkatkan kesadaran customer tentang produk bayi yang abel jual. Tidak hanya itu abel pun memilih marketplace karena disitulah abel bisa memulai bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membuat website.

 

• Customer Relationship

Customer Relationship mendefinisikan hubungan yang dibangun oleh kamu dengan customer. Memulai hubungan dengan customer bisa dimotivasi dengan Akuisisi Customer, Retensi Customer dan Meningkatkan Penjualan. Manfaat dari customer relationship adalah kamu bisa mengetahui apakah customer puas setelah menggunakan produk kamu. Bentuk dari customer relationship bermacam macam salah satunya adalah Personal Assistant yaitu Customer dapat berkomunikasi dengan PA untuk mendapatkan bantuan selama proses pembelian sampai selesai. ini bisa diimplementasi secara offline dan online. secara offline bisa menggunakan employee store untuk membantu customer memilih barang, secara online bisa menggunakan call center, email atau menggunakan bot chat Contoh kasus dari abel. Abel mendefinisikan CR dalam model bisnisnya dengan menggunakan chat dengan social media seperti whatsapp & instagram dan menggunakan chat yang berada di marketplace. hal tersebut bisa membantu dalam menjaga loyalitas customer.

 

• Revenue Streams

 Revenue Streams mendefinisikan bagaimana cara perusahaanmu menghasilkan pendapatan dari penjualan produk. jenis penghasilan dalam revenue streams terbagi menjadi 2 yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional. pendapatan operasional artinya pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk, pendapatan non-operasional artinya pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan sampingan bisnis tersebut. Contoh kasus dari abel. Abel mendefinisikan pendapatanya sebagai pendapatan operasional dan non-operasional. Abel membuat daftar apa saja yang menjadi pendapatan yaitu pendapatan dari penjualan perlengkapan bayi secara online dan pendapatan perlengkapan bayi secara grosir. mengapa berbeda ? karena dari segi harga pun keduanya berbeda.

 

• Key Resources

Key Resource mendefinisikan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan untk perusahaan mu. SDM ini memungkinkan perusahaan mu untuk meraih pasar, mempertahankan hubungan dengan customer dan mendapatkan pendapatan. Seperti halnya startup yang membutuhkan Key Resource berupa product manager, web developer, mobile developer dsb. Seluruh key resource yang akan dibutuhkan dalam perusahaanmu harus masuk dalam daftar. Contoh kasus dari abel. Abel memiliki usaha penjualan perlengkapan bayi secara online dan offline untuk grosir. lalu abel merencanakan membutuhkan admin untuk mengelola order dari marketplace, karyawan untuk mengelola barang dan finance untuk mengelola keuangan & pemasukan dari usaha abel.

 

• Key Activities

Key Activities didefinisikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menawarkan value proposition ke banyak pasar sehingga mencapai target perusahaan. Ada banyak key activities setiap bisnis yaitu Pemasaran dengan mempromosikan produk untuk menghasilkan permintaan, Penjualan , Melakukan pengembangan website pribadi serta mendistribusikan produk yang dijual ke customer. Contoh kasus dari abel. Abel memiliki perencanaan key activities untuk menciptakan value yaitu dengan melakukan pemasaran melalui sosial media seorang public figure serta melakukan pemasaran dengan menggunakan instagram ads. Abel meyakini dengan cara itu ia dapat menciptakan banyak value, bila itu tidak berpengaruh setidaknya customer mengetahui produk yang abel jual.

 

• Key Partnership

 Key Partnership mendefinisikan siapakah partner atau jaringan untuk mensupply dan mitra yang membuat model bisnismu berfungsi. Perusahaan menjalin partnership dengan alasan bisa mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi resiko dan memperoleh sumber daya baru. Mitra yang menjalin partnership terbagi menjadi 4 jenis :

• Aliansi strategis antara non-pesaing

• Kopetisi Mitra strategis antar pesaing

• Usaha yang dilakukan oleh dua entitas bisnis untuk mengembangkan bisnis baru

• Mitra antar pembeli-pemasok Contoh kasus dari abel. Abel memiliki key partnership yaitu mitra antar pemasok. ia membangun bisnis secara mandiri namun tidak memproduksi secara mandiri. Abel lebih memilih untuk partnership dengan pemasok karena hemat waktu produksi dan biaya.

 

• Cost Structure

Cost Structure mendefinisikan biaya apa saja yang harus keluar untuk mengoperasikan model bisnis. Segmen ini menjelaskan seluruh biaya yang keluar secara detail dari key resource, channel dan key activities. Contoh cost structure termasuk biaya produk, biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku yang digunakan. Contoh cost structure lainnya yang biasa digunakan pada perusahaan adalah biaya internet, biaya listrik, biaya promosi dan lain lain. Contoh kasus dari abel. Abel telah merangkum seluruh biaya yang dikeluarkan yaitu biaya bahan baku dari pemasok, biaya internet, biaya listrik, biaya software untuk perhitungan finance, biaya promosi public figure dan lain lain. keseluruhan biaya harus ditulis karena struktur biaya bisnis yang tidak rapih penulisannya akan memengaruhi keberhasilan perusahaan.

 

Kesimpulan

Business Model Canvas (BMC) merupakan alat strategis yang sangat penting dalam mendeskripsikan dan merancang model bisnis secara komprehensif namun tetap ringkas. Dengan sembilan elemen utama yang saling terhubung—mulai dari segmen pelanggan hingga struktur biaya—BMC memberikan gambaran menyeluruh mengenai bagaimana suatu organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Penggunaan BMC terbukti dapat mempermudah proses perencanaan bisnis, meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, serta mendorong kolaborasi tim dalam pengembangan strategi usaha. Melalui studi kasus yang telah dibahas, seperti bisnis perlengkapan bayi milik Abel, dapat dilihat bahwa penerapan BMC sangat membantu dalam menyusun rencana bisnis yang terstruktur dan realistis. Pemahaman terhadap tiap elemen BMC memungkinkan pelaku usaha untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, serta peluang bisnis secara lebih sistematis. Dengan demikian, BMC tidak hanya berguna dalam tahap awal pendirian usaha, tetapi juga sebagai alat evaluasi dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi dinamika pasar.

Saran

    Pelaku usaha disarankan untuk memahami setiap elemen BMC secara mendalam, karena kekeliruan dalam salah satu komponen dapat memengaruhi keseluruhan model bisnis yang dibangun. Lakukan evaluasi berkala terhadap BMC yang telah disusun agar tetap relevan dengan perkembangan pasar, tren teknologi, serta kebutuhan pelanggan yang terus berubah. Gunakan data dan riset pasar yang valid ketika mengisi setiap elemen BMC, terutama pada segmen pelanggan dan proposisi nilai, agar model bisnis yang dirancang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Libatkan tim atau mitra bisnis dalam penyusunan BMC untuk menghasilkan model yang lebih solid, kreatif, dan beragam sudut pandang. Manfaatkan teknologi digital seperti aplikasi perancang BMC atau tools kolaboratif online agar proses perencanaan menjadi lebih efisien dan terdokumentasi dengan baik. Dengan memahami dan menerapkan Business Model Canvas secara tepat, diharapkan para pelaku usaha—baik pemula maupun yang telah berpengalaman—mampu menciptakan model bisnis yang tangguh, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan.

Daftar Pustaka

  1. Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons.
  2. Maurya, A. (2012). Running Lean: Iterate from Plan A to a Plan That Works. Sebastopol, CA: O'Reilly Media.
  3. Teece, D. J. (2010). Business Models, Business Strategy and Innovation. Long Range Planning, 43(2–3), 172–194. https://doi.org/10.1016/j.lrp.2009.07.003
  4. Strategyzer. (n.d.). Business Model Canvas Explained. Diakses dari: https://www.strategyzer.com/canvas/business-model-canvas
  5. Rangkuti, F. (2013). Business Model Canvas: Cara Praktis Memahami Model Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  6. Afuah, A. (2014). Business Model Innovation: Concepts, Analysis, and Cases. New York: Routledge.
  7. Kominfo. (2021). Panduan Menyusun Business Model Canvas (BMC). Diakses dari: https://kominfo.go.id
  8. Blank, S. (2013). Why the Lean Start-Up Changes Everything. Harvard Business Review, 91(5), 63–72.
  9. Kementerian Koperasi dan UKM. (2022). Modul Penyusunan Model Bisnis Menggunakan BMC. Jakarta: Kemenkop UKM.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.