Oleh : Farah Niza(AC42)
(41823010110; Sistem Informasi; farahniza15@gmail.com)
Beberapa
Komponen Utama dalam Business Model Canvas dan Cara Mengisinya
Abstrak
Business Model Canvas (BMC)
merupakan kerangka kerja strategis yang digunakan untuk memvisualisasikan dan
merancang model bisnis secara komprehensif namun ringkas. Artikel ini membahas
pengertian BMC, manfaat penerapannya dalam dunia bisnis, serta penjabaran
mendalam atas kesembilan elemen fundamental yang membentuk kerangka BMC, yaitu:
segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, aliran
pendapatan, sumber daya utama, aktivitas utama, mitra utama, dan struktur
biaya. Selain itu, artikel ini juga menyajikan studi kasus implementasi BMC
pada bisnis rintisan untuk memberikan gambaran praktis bagaimana framework ini
dapat digunakan dalam perencanaan dan pengembangan bisnis secara efisien. Hasil
dari pembahasan menunjukkan bahwa BMC memiliki peran penting dalam membantu
pelaku usaha memahami dinamika internal dan eksternal bisnis, menyusun strategi
yang terintegrasi, serta meningkatkan efektivitas operasional.
Kata Kunci: Business Model
Canvas, model bisnis, startup, perencanaan strategis, inovasi bisnis, manajemen
bisnis.
Pendahuluan
Business Model Canvas (BMC)
merupakan kerangka kerja yang dikenal banyak untuk mendefinisikan model bisnis
startup dan bisa diterapkan oleh semua jenis startup tanpa sektor usaha.
Business Model Canvas pertama kali dikenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam
bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, beliau
mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan
elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis. Business Model
Canvas adalah alat manajemen yang digunakan untuk menggambarkan, menganalisis,
dan merancang model bisnis sebuah organisasi. Tujuan membuat Business Model
Canvas adalah, agar dapat mempersingkat penilisan perencanaan bisnis serta
mampu meminimalisir kesalahan dan resiko saat mengeksekusi bisnis. Jika dilihat
sepintas, sebenarnya alur bisnis model kanvas nampak cukup sederhana, dimana
secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen
penting berikutnya. Bisnis model kanvas terkenal akan fungsinya yang memudahkan
wirausaha untuk menuangkan ide bisnis dalam satu bagan sederhana.
Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan
mengenai pengertian, manfaat, serta penerapan elemen-elemen Business Model
Canvas (BMC), maka rumusan permasalahan dalam pembahasan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan
konsep dasar dari Business Model Canvas (BMC) sebagai alat perencanaan
strategis dalam dunia bisnis modern?
2. Apa saja manfaat strategis dan
operasional dari penerapan Business Model Canvas (BMC) bagi pengembangan dan
pengelolaan usaha, khususnya pada startup?
3. Bagaimana struktur serta
penerapan sembilan elemen utama dalam Business Model Canvas (BMC) dan apa
contoh konkret implementasinya dalam studi kasus bisnis?
4. Bagaimana Business Model
Canvas dapat membantu pelaku usaha dalam meminimalkan risiko, meningkatkan
efisiensi, serta mendukung pengambilan keputusan bisnis secara tepat dan
efektif?
Pembahasan
1. Pengertian
Business Model Canvas (BMC)
Business Model
Canvas (BMC) merupakan sebuah kerangka konseptual yang dikembangkan oelh
Alexander Osterwalder sebagai alat bantu strategi untuk mendeskripsikan,
merancang, dan menganalisis model bisnis suatu organisasi. BMC tersususn atas
sembilan elemen fundamental yang merepresentasikan logika bagaimana suatu
organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai (value).
Kesembilan
elemen tersebut saling berinteraksi dan disusun dalam bentuk visual kanvas agar
memudahkan pemahaman secara menyeluruh terhadap struktur dan operasional
bisnis. Penggunaan BMC bertujuan untuk menyederhanakan proses perencanaan
bisnis dengan menampilkan elemen-elemen penting secara ringkas namun
komprehensif, sehingga dapat membantu pelaku usaha dalam mengidentifikasi
peluang, meminimalkan risiko, serta meningkatkan efisiensi pengambilan
keputusan strategis. Kerangka ini bersifat fleksibel dan dapat diterapkan oleh
berbagai jenis organisasi, khususnya startup, tanpa memandang sektor usahanya.
Oleh karena itu, BMC telah menjadi salah satu pendekatan populer dalam
pengembangan model bisnis modern karena kemampuannya dalam mengintegrasikan
aspek strategis dan operasional dalam satu tampilan terstruktur.
2. Manfaat
Business Model Canvas (BMC)
Manfaat Business
Model Canvas (BMC) Business Model Canvas memberikan berbagai manfaat strategis
dan operasional bagi individu maupun organisasi dalam proses perencanaan dan
pengembangan bisnis. Adapun beberapa manfaat utama dari BMC adalah sebagai
berikut:
• Menyajikan
Gambaran Menyeluruh Model Bisnis BMC memungkinkan pelaku usaha untuk melihat
keseluruhan elemen model bisnis secara visual dan terstruktur. Dengan demikian,
hubungan antar elemen seperti pelanggan, sumber daya, dan aliran pendapatan
dapat dianalisis dengan lebih mudah.
• Mempermudah
Proses Perencanaan Bisnis BMC membantu menyederhanakan perencanaan bisnis
dengan menggantikan format proposal bisnis tradisional yang cenderung panjang
dan kompleks. Hal ini memudahkan pelaku usaha, terutama pemula dan startup,
dalam menyusun strategi bisnis secara efektif.
• Mendukung
Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat dan Tepat Karena bersifat visual dan
ringkas, BMC memungkinkan tim manajemen untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan risiko dalam model bisnis secara cepat. Hal ini sangat
berguna dalam pengambilan keputusan strategis yang membutuhkan ketepatan waktu.
• Mendorong
Kolaborasi dan Diskusi Tim Dengan format visual yang mudah dipahami, BMC
menjadi alat yang efektif untuk berdiskusi dalam tim. Setiap anggota dapat
memberikan masukan terhadap elemen-elemen tertentu, sehingga menghasilkan
sinergi dalam merumuskan strategi bisnis yang lebih matang.
• Fleksibel dan
Dapat Disesuaikan dengan Berbagai Jenis Usaha BMC bersifat universal dan tidak
terbatas pada sektor atau ukuran perusahaan tertentu. Baik untuk bisnis
konvensional, startup teknologi, maupun organisasi nirlaba, kerangka kerja ini
tetap relevan dan aplikatif.
• Sebagai Alat
Evaluasi dan Pengembangan Bisnis BMC tidak hanya berguna dalam tahap
perencanaan awal, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
dan memperbarui model bisnis seiring berkembangnya pasar dan teknologi. Dengan
demikian, organisasi dapat terus beradaptasi secara dinamis. 3. Komponen dan
Contohnya Business Model Canvas (BMC)
• Customer
Segments (CS) Customer Segmen mendefinisikan target customer yang ingin dicapai
untuk menjual produk kamu. Customer segmen merupakan fondasi dalam membangun
sebuah bisnis model. kamu harus mengumpulkan informasi secara spesifik tentang
customer mu, Jika kamu tidak bisa memahami siapa customer kamu maka kamu akan
kesulitan dalam menyesuaikan upaya pemasaran produkmu ke customer. Untuk
memuaskan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan tepat sasaran pada calon
customer, kamu bisa mendefinisikan customermu secara demografi dan psikografis.
Contoh demografi
seperti usia, lokasi, profesi, jenis kelamin, Sedangkan contoh psikografis
perilaku belanja, minat dan motivasi calon customer. Lalu bagaimana cara
mengumpulkan informasi tersebut ? kamu bisa gunakan beberapa cara yaitu
Wawancara Tatap Muka pada Calon Customer, Survei dan Study Group.
Setelah kamu
selesai mendefinisikan siapa customer segmenmu, maka akan terlihat persaingan
pasarmu besar atau kecil. Contoh kasus Abel ingin membangun bisnis sebuah toko
perlengkapan bayi secara online. lalu abel mendefinisikan target customer yang
berusia diatas 17 tahun dengan target produksi perlengkapan bayi umur 0–12
tahun, lokasi indonesia karena pengiriman produk hanya menggunakan ekspedisi
lokal, profesinya siapa saja dan jenis kelamin laki laki & perempuan.
Secara psikografis abel mendefinisikan target customer yang suka berbelanja
online dan suka mencari produk dengan harga murah. Kesimpulan setelah abel
mendapatkan informasi customer, abel dapat menyiapkan bisnisnya sesuai dengan
kebutuhan customer.
• Value
Proposition
Value
Proposition mendefinisikan cara kita memaksimalkan nilai yang ada pada produk
agar customer mau membeli atau menggunakan produk yang kita jual. Strategi
dalam menentukan Value Proposition adalah bagaimana kita sebagai pemilik produk
bisa memberikan solusi terhadap masalah customer atau memenuhi kebutuhan
customer. Sebuah perusahaan akan meluncurkan produk, namun ia gagal menentukan
value proposition. Sebagian dari mereka terlalu memberikan banyak kepercayaan
pada ide yang mereka miliki. Beberapa value proposition mungkin diperlukan cara
yang inovaif dan memiliki penawaran menarik seperti halnya membuat penawaran
diskon, produk yang memiliki performa cepat atau bisa juga produk dengan
keluaran terbaru yang didukung oleh teknologi modern. Sebuah tips pada segmen
ini adalah carilah kekurangan kompetitormu dan buatlah strategi agar customer
mau memilih, membeli dan menggunakan produk yang kamu jual.
Contoh Kasus
Dari Abel. Abel mendefinisikan value proposition dengan membuat produk
perlengkapan bayi tahan banting dan tahan pecah, Membuat baju bayi yang dijual
sangat mudah untuk membersihkan noda serta menawarkan potongan harga dengan
minimum pembelian. contoh value proposition yang dimiliki abel sangat menarik
ternyata di pasar untuk customer terkhusus ibu-ibu. karena jika ibu itu
menggunakan produk dari abel, ia tidak akan takut barangnya pecah karena barang
itu tahan pecah dan tahan banting.
• Channels
Channels
mendefinisikan sebuah media yang dapat menyampaikan value yang kamu tawarkan ke
tangan customer. Channels bisa berupa webiste, Seorang sales atau bahkan
marketplace. Carilah sebuah media yang paling efektif dengan biaya minim untuk
menghubungkan produk mu dengan customer. Hal hal yang perlu diperhatikan saat
membangun sebuah channel:
• Awareness:
Bagaimana cara kamu membantu customer meningkatkan kesadaran tentang produk
yang kamu jual?
• Evaluation:
Bagaimana cara kamu membantu customer dapat mengevaluasi produk yang kamu jual
• Purchase:
Bagaimana cara kamu memungkinkan customer membeli produk tertentu
• Delivery:
Bagaimana kamu memberikan value yang kamu tawarkan kepada customer
• After Sales:
Bagaimana cara kamu memberikan dukungan kepada customer setelah pembelian
sehingga ia mau membeli produk mu kembali Contoh Kasus dari abel.
Dikarenakan abel
akan membuat bisnis perlengkapan bayi secara online tentunya ia akan menentukan
channel dengan menggunakan marketplace. kenapa marketplace? karena abel ingin
meningkatkan kesadaran customer tentang produk bayi yang abel jual. Tidak hanya
itu abel pun memilih marketplace karena disitulah abel bisa memulai bisnis
tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membuat website.
• Customer
Relationship
Customer
Relationship mendefinisikan hubungan yang dibangun oleh kamu dengan customer.
Memulai hubungan dengan customer bisa dimotivasi dengan Akuisisi Customer,
Retensi Customer dan Meningkatkan Penjualan. Manfaat dari customer relationship
adalah kamu bisa mengetahui apakah customer puas setelah menggunakan produk
kamu. Bentuk dari customer relationship bermacam macam salah satunya adalah
Personal Assistant yaitu Customer dapat berkomunikasi dengan PA untuk
mendapatkan bantuan selama proses pembelian sampai selesai. ini bisa
diimplementasi secara offline dan online. secara offline bisa menggunakan
employee store untuk membantu customer memilih barang, secara online bisa
menggunakan call center, email atau menggunakan bot chat Contoh kasus dari
abel. Abel mendefinisikan CR dalam model bisnisnya dengan menggunakan chat
dengan social media seperti whatsapp & instagram dan menggunakan chat yang
berada di marketplace. hal tersebut bisa membantu dalam menjaga loyalitas
customer.
• Revenue
Streams
Revenue Streams mendefinisikan bagaimana cara
perusahaanmu menghasilkan pendapatan dari penjualan produk. jenis penghasilan
dalam revenue streams terbagi menjadi 2 yaitu pendapatan operasional dan
pendapatan non-operasional. pendapatan operasional artinya pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan produk, pendapatan non-operasional artinya pendapatan
yang dihasilkan dari kegiatan sampingan bisnis tersebut. Contoh kasus dari
abel. Abel mendefinisikan pendapatanya sebagai pendapatan operasional dan
non-operasional. Abel membuat daftar apa saja yang menjadi pendapatan yaitu
pendapatan dari penjualan perlengkapan bayi secara online dan pendapatan
perlengkapan bayi secara grosir. mengapa berbeda ? karena dari segi harga pun
keduanya berbeda.
• Key Resources
Key Resource
mendefinisikan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan untk perusahaan mu. SDM ini
memungkinkan perusahaan mu untuk meraih pasar, mempertahankan hubungan dengan
customer dan mendapatkan pendapatan. Seperti halnya startup yang membutuhkan
Key Resource berupa product manager, web developer, mobile developer dsb.
Seluruh key resource yang akan dibutuhkan dalam perusahaanmu harus masuk dalam
daftar. Contoh kasus dari abel. Abel memiliki usaha penjualan perlengkapan bayi
secara online dan offline untuk grosir. lalu abel merencanakan membutuhkan
admin untuk mengelola order dari marketplace, karyawan untuk mengelola barang
dan finance untuk mengelola keuangan & pemasukan dari usaha abel.
• Key Activities
Key Activities
didefinisikan kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menawarkan value
proposition ke banyak pasar sehingga mencapai target perusahaan. Ada banyak key
activities setiap bisnis yaitu Pemasaran dengan mempromosikan produk untuk
menghasilkan permintaan, Penjualan , Melakukan pengembangan website pribadi
serta mendistribusikan produk yang dijual ke customer. Contoh kasus dari abel.
Abel memiliki perencanaan key activities untuk menciptakan value yaitu dengan
melakukan pemasaran melalui sosial media seorang public figure serta melakukan
pemasaran dengan menggunakan instagram ads. Abel meyakini dengan cara itu ia
dapat menciptakan banyak value, bila itu tidak berpengaruh setidaknya customer
mengetahui produk yang abel jual.
• Key
Partnership
Key Partnership mendefinisikan siapakah
partner atau jaringan untuk mensupply dan mitra yang membuat model bisnismu
berfungsi. Perusahaan menjalin partnership dengan alasan bisa mengoptimalkan
model bisnis mereka, mengurangi resiko dan memperoleh sumber daya baru. Mitra
yang menjalin partnership terbagi menjadi 4 jenis :
• Aliansi
strategis antara non-pesaing
• Kopetisi Mitra
strategis antar pesaing
• Usaha yang
dilakukan oleh dua entitas bisnis untuk mengembangkan bisnis baru
• Mitra antar
pembeli-pemasok Contoh kasus dari abel. Abel memiliki key partnership yaitu
mitra antar pemasok. ia membangun bisnis secara mandiri namun tidak memproduksi
secara mandiri. Abel lebih memilih untuk partnership dengan pemasok karena
hemat waktu produksi dan biaya.
• Cost Structure
Cost Structure
mendefinisikan biaya apa saja yang harus keluar untuk mengoperasikan model
bisnis. Segmen ini menjelaskan seluruh biaya yang keluar secara detail dari key
resource, channel dan key activities. Contoh cost structure termasuk biaya
produk, biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku yang digunakan. Contoh cost
structure lainnya yang biasa digunakan pada perusahaan adalah biaya internet,
biaya listrik, biaya promosi dan lain lain. Contoh kasus dari abel. Abel telah
merangkum seluruh biaya yang dikeluarkan yaitu biaya bahan baku dari pemasok,
biaya internet, biaya listrik, biaya software untuk perhitungan finance, biaya
promosi public figure dan lain lain. keseluruhan biaya harus ditulis karena
struktur biaya bisnis yang tidak rapih penulisannya akan memengaruhi
keberhasilan perusahaan.
Kesimpulan
Business Model Canvas (BMC) merupakan alat strategis yang sangat penting dalam mendeskripsikan dan merancang model bisnis secara komprehensif namun tetap ringkas. Dengan sembilan elemen utama yang saling terhubung—mulai dari segmen pelanggan hingga struktur biaya—BMC memberikan gambaran menyeluruh mengenai bagaimana suatu organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Penggunaan BMC terbukti dapat mempermudah proses perencanaan bisnis, meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, serta mendorong kolaborasi tim dalam pengembangan strategi usaha. Melalui studi kasus yang telah dibahas, seperti bisnis perlengkapan bayi milik Abel, dapat dilihat bahwa penerapan BMC sangat membantu dalam menyusun rencana bisnis yang terstruktur dan realistis. Pemahaman terhadap tiap elemen BMC memungkinkan pelaku usaha untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, serta peluang bisnis secara lebih sistematis. Dengan demikian, BMC tidak hanya berguna dalam tahap awal pendirian usaha, tetapi juga sebagai alat evaluasi dan inovasi berkelanjutan dalam menghadapi dinamika pasar.
Saran
Pelaku usaha disarankan untuk memahami setiap elemen BMC secara mendalam, karena kekeliruan dalam salah satu komponen dapat memengaruhi keseluruhan model bisnis yang dibangun. Lakukan evaluasi berkala terhadap BMC yang telah disusun agar tetap relevan dengan perkembangan pasar, tren teknologi, serta kebutuhan pelanggan yang terus berubah. Gunakan data dan riset pasar yang valid ketika mengisi setiap elemen BMC, terutama pada segmen pelanggan dan proposisi nilai, agar model bisnis yang dirancang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Libatkan tim atau mitra bisnis dalam penyusunan BMC untuk menghasilkan model yang lebih solid, kreatif, dan beragam sudut pandang. Manfaatkan teknologi digital seperti aplikasi perancang BMC atau tools kolaboratif online agar proses perencanaan menjadi lebih efisien dan terdokumentasi dengan baik. Dengan memahami dan menerapkan Business Model Canvas secara tepat, diharapkan para pelaku usaha—baik pemula maupun yang telah berpengalaman—mampu menciptakan model bisnis yang tangguh, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan.
Daftar
Pustaka
- Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business
Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and
Challengers. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons.
- Maurya, A. (2012). Running Lean: Iterate from
Plan A to a Plan That Works. Sebastopol, CA: O'Reilly Media.
- Teece, D. J. (2010). Business Models, Business
Strategy and Innovation. Long Range Planning, 43(2–3), 172–194.
https://doi.org/10.1016/j.lrp.2009.07.003
- Strategyzer. (n.d.). Business Model Canvas
Explained. Diakses dari:
https://www.strategyzer.com/canvas/business-model-canvas
- Rangkuti, F. (2013). Business Model Canvas: Cara
Praktis Memahami Model Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Afuah, A. (2014). Business Model Innovation:
Concepts, Analysis, and Cases. New York: Routledge.
- Kominfo. (2021). Panduan Menyusun Business Model
Canvas (BMC). Diakses dari: https://kominfo.go.id
- Blank, S. (2013). Why the Lean Start-Up Changes
Everything. Harvard Business Review, 91(5), 63–72.
- Kementerian Koperasi dan UKM. (2022). Modul
Penyusunan Model Bisnis Menggunakan BMC. Jakarta: Kemenkop UKM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.