November 05, 2024

Memahami Peran Define dalam Proses Inovasi Berbasis Design Thinking (Proyek 05)

 



Oleh:

Mohammad Fahmi Kurnia 
Nim 41522010177
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MERCU BUANA



Abstrak

Dalam proses design thinking, langkah define atau mendefinisikan masalah adalah tahap kritis yang membantu tim untuk merumuskan masalah inti yang akan diselesaikan. Tahap ini berfokus pada penyusunan pernyataan masalah yang jelas dan spesifik berdasarkan hasil pengumpulan data dari tahap empati. Artikel ini membahas pentingnya tahap define dalam konteks inovasi bisnis, cara-cara efektif untuk mendefinisikan masalah, serta manfaat yang diperoleh dari perumusan masalah yang tepat. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang sebenarnya, perusahaan dapat mengarahkan proses inovasi untuk menghasilkan solusi yang lebih relevan dan efektif.

Kata Kunci: Define, Design Thinking, Inovasi, Pernyataan Masalah, Proses Kreatif, Solusi Pelanggan



Pendahuluan

Inovasi merupakan salah satu faktor kunci yang memungkinkan bisnis untuk terus tumbuh dan bersaing dalam pasar yang dinamis. Di antara berbagai pendekatan inovasi, design thinking telah menjadi metode yang populer karena pendekatannya yang berpusat pada pengguna. Salah satu tahap terpenting dalam design thinking adalah define, yaitu proses mendefinisikan masalah dengan jelas agar dapat dijadikan dasar dalam mencari solusi yang relevan.

Langkah define membantu tim desain memahami inti masalah yang dihadapi oleh pelanggan atau pengguna. Dengan perumusan masalah yang akurat, tim dapat mengarahkan proses inovasi lebih efektif dan efisien, menghindari pengembangan solusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Artikel ini mengeksplorasi peran penting dari tahap define dalam proses inovasi berbasis design thinking, termasuk langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan masalah didefinisikan dengan tepat.



Permasalahan

  1. Mengapa langkah define dalam design thinking sangat penting untuk proses inovasi?
  2. Bagaimana cara mendefinisikan masalah yang benar agar inovasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna?
  3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam proses mendefinisikan masalah, dan bagaimana cara mengatasinya?


Pembahasan

1. Pentingnya Langkah Define dalam Design Thinking
Langkah define adalah proses penyusunan pernyataan masalah yang didasarkan pada wawasan yang diperoleh selama tahap empati. Ini bertujuan untuk memahami inti permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh pengguna. Dalam konteks inovasi, mendefinisikan masalah dengan tepat memungkinkan tim untuk mengarahkan solusi pada kebutuhan inti pelanggan, meningkatkan relevansi, dan mencegah pemborosan sumber daya pada solusi yang tidak diperlukan.

Dengan define, tim desain dapat:

  • Mengidentifikasi prioritas utama yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam produk atau layanan.
  • Menyusun kerangka kerja yang berfokus pada kebutuhan spesifik pelanggan.
  • Mengarahkan proses ideasi ke arah yang lebih efektif dan efisien.

2. Cara Mendefinisikan Masalah yang Efektif
Mendefinisikan masalah tidak hanya sekadar menyatakan apa yang salah atau apa yang perlu diperbaiki. Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun pernyataan masalah yang efektif:

  • Menyusun Problem Statement yang Spesifik: Problem statement atau pernyataan masalah sebaiknya jelas dan spesifik, sehingga tim dapat fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Pernyataan masalah yang baik juga berfokus pada kebutuhan pelanggan, bukan solusi awal.
  • Menggunakan Hasil Observasi: Problem statement yang efektif adalah yang berdasarkan fakta, data, dan wawasan yang telah diperoleh selama tahap empati. Misalnya, jika pelanggan merasa kesulitan dalam menggunakan fitur tertentu, masalah yang didefinisikan harus secara khusus menyoroti tantangan ini.
  • Fokus pada Pengguna, Bukan pada Asumsi: Hindari asumsi-asumsi internal dan fokuslah pada temuan nyata dari pengguna. Dengan fokus pada pengalaman pelanggan, tim dapat membuat problem statement yang lebih relevan.
  • Membuat How-Might-We Questions: How-Might-We Questions atau pertanyaan “Bagaimana kita bisa…” adalah cara efektif untuk mengubah pernyataan masalah menjadi tantangan yang terbuka untuk dipecahkan. Misalnya, “Bagaimana kita bisa membuat fitur yang lebih intuitif bagi pengguna baru?”

3. Tantangan dalam Proses Define dan Cara Mengatasinya
Tahap define dalam design thinking bukan tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang sering dihadapi adalah:

  • Kesulitan dalam Mengabaikan Asumsi Internal: Kadang-kadang, tim desain memiliki bias atau asumsi yang sulit dihilangkan. Cara untuk mengatasi ini adalah dengan mengacu pada data nyata dari tahap empati dan menyusun problem statement yang didasarkan pada pengalaman pengguna, bukan opini internal.
  • Terlalu Banyak Data yang Mengaburkan Fokus: Sering kali, data yang diperoleh pada tahap empati sangat banyak dan beragam. Tim perlu memilah data untuk menemukan inti masalah yang paling relevan.
  • Kesulitan dalam Membuat Problem Statement yang Tepat: Terkadang, tim menghadapi tantangan dalam merumuskan pernyataan masalah yang tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit. Problem statement yang tepat adalah yang cukup spesifik namun memberikan ruang bagi inovasi.

4. Contoh Kasus Penerapan Define dalam Design Thinking
Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi menghadapi masalah dengan aplikasi kesehatan mereka yang terlalu kompleks untuk pengguna baru. Selama tahap empati, ditemukan bahwa banyak pengguna kesulitan menemukan fitur dasar karena antarmuka yang rumit. Dalam tahap define, tim menyusun problem statement: “Bagaimana kita bisa menciptakan pengalaman pengguna yang lebih sederhana dan intuitif bagi pengguna baru?”. Berdasarkan pernyataan masalah ini, perusahaan berhasil merancang ulang antarmuka sehingga lebih mudah dipahami oleh pengguna baru, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.



Kesimpulan

Langkah define dalam design thinking merupakan tahap yang sangat penting dalam proses inovasi. Tahap ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi pelanggan secara jelas, spesifik, dan terfokus. Dengan problem statement yang tepat, perusahaan dapat mengarahkan tim mereka untuk mengembangkan solusi yang lebih relevan, efektif, dan berpusat pada kebutuhan pelanggan. Meskipun ada tantangan dalam menyusun pernyataan masalah, teknik yang tepat dapat membantu tim desain untuk menghasilkan inovasi yang memiliki dampak nyata.



Saran

  1. Gunakan Data Nyata untuk Menyusun Problem Statement: Pastikan bahwa pernyataan masalah didasarkan pada data dan temuan nyata dari tahap empati untuk menghindari asumsi-asumsi yang mungkin kurang relevan.
  2. Libatkan Tim Lintas Fungsi: Melibatkan berbagai fungsi dalam perusahaan, seperti tim pemasaran dan tim pelayanan pelanggan, dapat memberikan wawasan yang lebih kaya untuk menyusun pernyataan masalah yang tepat.
  3. Lakukan Evaluasi Terhadap Problem Statement Secara Berkala: Saat proses inovasi berlanjut, problem statement mungkin perlu disesuaikan agar tetap relevan dengan kondisi dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah.


Daftar Pustaka

  1. Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. New York: Harper Business.
  2. Kelley, T., & Kelley, D. (2013). Creative Confidence: Unleashing the Creative Potential Within Us All. New York: Crown Business.
  3. Liedtka, J., & Ogilvie, T. (2011). Designing for Growth: A Design Thinking Tool Kit for Managers. New York: Columbia University Press.
  4. Norman, D.A., & Verganti, R. (2014). “Incremental and Radical Innovation: Design Research vs. Technology and Meaning Change”. Design Issues, 30(1), 78-96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.