Oktober 10, 2024

Pentingnya Obeservasi dan Keterlibatan Membangun Empati

 


Oleh:

Diva Addy Reza Baihaqi (41522010182)

Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana





Abstrak

Dalam dunia kewirausahaan, empati merupakan salah satu kunci dalam menciptakan inovasi dan solusi yang relevan bagi pelanggan. Empati membuat wirausahawan lebih memahami kebutuhan, keinginan, dan masalah pelanggan mereka. Salah satu cara untuk membangun empati adalah dengan melakukan observasi dan keterlibatan langsung dengan pelanggan. Artikel ini membahas bagaimana empati dapat dimasukkan ke dalam pengembangan bisnis yang berfokus pada solusi dengan melihat teori para ahli kewirausahaan seperti Peter Drucker dan Steve Blank serta praktik observasi seperti design thinking. Diharapkan pembahasan ini akan memberikan wawasan bagi wirausahawan yang bergantung pada intuisi serta pemahaman mendalam melalui observasi dan keterlibatan langsung.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Empati, Observasi

 

Pendahuluan

Di zaman sekarang, kewirausahaan tidak hanya bergantung pada kemampuan teknologi atau inovasi produk. Kemampuan untuk memahami secara menyeluruh kebutuhan dan kesulitan pelanggan adalah komponen penting dalam mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis. Menurut pakar manajemen terkenal Peter Drucker (1985), "tujuan utama sebuah bisnis adalah menciptakan pelanggan." Wirausahawan harus memahami siapa pelanggan mereka dan apa yang mereka butuhkan untuk menciptakan pelanggan. Oleh karena itu, empati menjadi salah satu komponen penting dalam pengembangan bisnis. Sangat penting untuk membuat produk usaha sepert barang atau jasa/layanan yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan hal ini bias di dapat dengan rasa empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Namun, wirausahawan harus melihat dan berinteraksi dengan pelanggan secara langsung untuk mengembangkan empati tersebut. Pengusaha harus "keluar dari gedung" dan terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan berinteraksi dengan target pasar mereka, menurut ahli kewirausahaan Steve Blank (2013). Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana keterlibatan dan observasi dapat membantu wirausahawan mengembangkan rasa empati yang lebih mendalam dan bagaimana hal ini dapat berkontribusi pada kesuksesan perusahaan mereka.

Permasalahan
Banyak pengusaha membuat usaha barang atau jasa/layanan tanpa memahami apa yang dibutuhkan pelanggan saat ini. Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya interaksi langsung dengan target pasar dan kurangnya perhatian terhadap masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Menurut Tim Brown (2009), CEO IDEO dan pencipta metode design thinking, pengembangan produk yang berfokus pada solusi seringkali gagal karena wirausahawan bergantung pada asumsi mereka sendiri daripada memahami masalah pelanggan secara menyeluruh. Selain itu, banyak wirausahawan percaya bahwa empati hanya dapat dibangun melalui data atau survei. Meskipun teknik-teknik ini membantu, mereka tidak dapat menggantikan observasi langsung dan keterlibatan aktif yang lebih kontekstual dan mendalam. Ini menjadi kendala utama dalam mengembangkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pembahasan

Kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi orang lain disebut empati, menurut Daniel Goleman (1995), seorang ahli psikologi yang terkenal dengan teori kecerdasan emosional. Namun, kemampuan ini tidak dapat dipahami sepenuhnya hanya dengan data abstrak atau kata-kata. Observasi langsung di lapangan sangat penting untuk benar-benar memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, khususnya pelanggan. Dengan melakukan observasi langsung, wirausahawan dapat melihat lebih dalam perilaku pelanggan, memahami reaksi emosional mereka terhadap situasi tertentu, dan mengatasi masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ini berbeda dengan pendekatan pengumpulan data tradisional seperti survei atau wawancara formal, yang sering kali hanya membahas aspek teknis. Misalnya, observasi digunakan dalam design thinking untuk menemukan masalah tersembunyi yang pelanggan tidak selalu dapat ungkapkan secara jelas. Wirausahawan dapat memahami elemen penting dalam kehidupan pelanggan yang memengaruhi keputusan mereka dengan melihat perilaku nyata dan lingkungan mereka.

Menurut teori kerja yang harus dilakukan Clayton Christensen (1997), wirausahawan harus mengetahui apa yang pelanggan ingin capai dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk memahami bagaimana produk atau layanan dapat benar-benar bermanfaat. Observasi langsung memungkinkan wirausahawan untuk melihat apa yang dilakukan pelanggan mereka dan apa yang mereka butuhkan, bahkan jika pelanggan tidak jelas mengatakan apa yang mereka butuhkan. Wirausahawan dapat menemukan kebutuhan tersembunyi dan peluang inovasi yang tidak terlihat dengan melihat bagaimana pelanggan menggunakan produk atau mengatasi masalah tertentu. Akibatnya, observasi adalah alat yang sangat penting untuk membangun empati. Dengan memahami pelanggan dalam konteks nyata, wirausahawan dapat melihat dengan lebih jelas tantangan yang dihadapi, kondisi emosional mereka, dan bagaimana solusi yang mereka tawarkan bisa menjadi lebih relevan dan tepat sasaran.

 

Setelah observasi, keterlibatan langsung dengan pelanggan adalah langkah lanjutan yang sangat penting. Menurut buku Steve Blank (2013) The Four Steps to the Epiphany, kurangnya keterlibatan langsung dengan pelanggan adalah salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh wirausahawan. Banyak wirausahawan cenderung hanya menggunakan data atau asumsi mereka sendiri untuk memahami pasar, tetapi interaksi langsung adalah cara terbaik untuk benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan dan dirasakan pelanggan. Blank menekankan bahwa wirausahawan harus "keluar dari gedung" dan berbicara dengan pelanggan secara langsung, mendengarkan kisah mereka, memahami kesulitan yang mereka hadapi, dan melihat langsung bagaimana mereka menggunakan produk atau layanan yang mereka miliki saat ini. Wirausahawan tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang fakta, tetapi mereka juga memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perasaan pelanggan secara emosional. Keterlibatan langsung menciptakan ikatan yang lebih kuat antara wirausahawan dan pasar mereka, yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang lebih tepat, unik, dan relevan. Pelanggan merasa didengar dan diperhatikan dengan keterlibatan ini. Pada akhirnya, ini menumbuhkan loyalitas dan meningkatkan kepercayaan terhadap bisnis. Selain itu, umpan balik yang lebih cepat dan akurat diberikan oleh keterlibatan langsung, yang sangat bermanfaat selama proses pengembangan dan penyempurnaan barang atau jasa.

Tim Brown (2009), CEO IDEO dan pelopor konsep pikir berpusat pada manusia, mengatakan bahwa empati adalah kualitas yang sangat baik bagi wirausahawan dan merupakan dasar dari inovasi yang berpusat pada manusia. Menurut Brown, ketika wirausahawan dapat memahami secara mendalam kebutuhan, masalah, dan keinginan pelanggan mereka melalui empati, mereka dapat membuat produk atau layanan yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki nilai emosional. Brown juga menekankan pentingnya iterasi dalam proses inovasi. Wirausahawan harus terus-menerus melakukan perbaikan dan penyesuaian setelah melakukan observasi dan keterlibatan langsung. Iterasi ini membantu wirausahawan memastikan bahwa produk mereka tepat saat ini dan responsif terhadap perubahan kebutuhan dan harapan pelanggan di masa depan. Melakukan proses ini memungkinkan pengusaha untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang selalu berubah. Oleh karena itu, empati tidak hanya membantu bisnis memahami pelanggan, tetapi juga merupakan cara yang berkelanjutan untuk memastikan bisnis terus berkembang dan berubah untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam keseluruhan proses bisnis, wirausahawan dapat menggunakan integrasi empati untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih manusiawi. Ini menjadi kekuatan utama yang mengarahkan wirausahawan untuk selalu menempatkan pelanggan di depan segala inovasi mereka, apakah itu dalam desain produk, pengembangan layanan, pemasaran, atau pengelolaan hubungan pelanggan. Empati yang diintegrasikan dengan baik ke dalam proses bisnis juga membantu meningkatkan kualitas hubungan pelanggan.

Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulkan dalam kajian ini terdapat dua komponen penting dalam membangun empati yang efektif dalam kewirausahaan adalah observasi dan keterlibatan langsung. Observasi memungkinkan wirausahawan memahami perilaku dan kebutuhan pelanggan dalam situasi nyata, sementara keterlibatan langsung memungkinkan mereka untuk memahami emosi dan kesulitan yang dihadapi oleh pelanggan. Kedua proses ini dapat membantu wirausahawan membuat inovasi yang lebih relevan yang menyelesaikan masalah pelanggan dan memenuhi kebutuhan emosional mereka. Dalam proses bisnis, mengabaikan empati dapat mengakibatkan pemahaman yang buruk tentang pasar, sementara wirausahawan yang berfokus pada empati akan memiliki daya saing yang lebih besar di pasar yang semakin kompetitif.

Daftar Pustaka

Agustini, W. A., & Cahyan, R. R. (2024). Pengaruh Observasi Lapangan Dalam Membangun Minat Bisnis Keluarga. Digital Bisnis: Jurnal Publikasi Ilmu Manajemen dan E-Commerce3(3), 49-56.

Blank, S. (2013). The Four Steps to the Epiphany: Successful Strategies for Products that Win. California: K&S Ranch.

Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. New York: HarperBusiness.

Hafid, A. (2020). Peran Kewirausahan Dalam Mengembangkan Usaha Kecil. Jurnal Mimbar Kesejahteraan Sosial3(1).

Irawati, H. M., Palallungan, M., & Dau, D. A. S. (2023). PERAN EMPATI DALAM HUBUNGAN KEPEMIMPINAN YANG SUKSES. Jurnal Pengabdian Masyarakat Paguntaka1(3), 76-84.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar