Oktober 03, 2024

Membangun Ide Bisnis yang Berkelanjutan dengan Pendekatan Design Thinking

Membangun Ide Bisnis yang Berkelanjutan dengan Pendekatan Design Thinking

 Oleh :

Fadhli Husna 414240100031

Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Elektro. Universitas Mercu Buana



 

Abstrak Design thinking adalah pendekatan inovatif dalam menciptakan ide bisnis yang berkelanjutan. Melalui proses yang human-centered, pendekatan ini memfasilitasi solusi bisnis yang relevan dengan kebutuhan konsumen sekaligus memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Artikel ini membahas bagaimana design thinking dapat digunakan untuk mengembangkan ide bisnis yang berkelanjutan, mencakup tahapan eksplorasi masalah, ideasi, prototipe, hingga implementasi solusi. Artikel ini memberikan gambaran tentang bagaimana wirausahawan dapat mengintegrasikan sustainability dalam pengembangan produk atau layanan melalui pendekatan design thinking.

Kata Kunci: Design thinking, ide bisnis, keberlanjutan, inovasi, wirausaha.

 

Pendahuluan Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, ide bisnis yang berkelanjutan menjadi semakin penting. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menciptakan produk atau layanan yang menguntungkan, tetapi juga yang berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Design thinking menjadi salah satu pendekatan yang mampu mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan inovasi teknologi dan tujuan keberlanjutan.

Design thinking adalah proses berpikir kreatif yang berpusat pada manusia (human-centered) dan fokus pada penyelesaian masalah melalui kolaborasi dan iterasi. Pendekatan ini memungkinkan wirausahawan untuk memahami kebutuhan konsumen secara mendalam, mengembangkan ide-ide inovatif, dan merancang solusi bisnis yang tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Permasalahan

Tantangan dalam menciptakan ide bisnis yang berkelanjutan sering kali meliputi:

  1. Kurangnya Pemahaman tentang Kebutuhan Konsumen
    Banyak wirausahawan gagal dalam bisnis karena tidak mampu memahami kebutuhan konsumen secara menyeluruh. Ide yang bagus di atas kertas belum tentu berhasil jika tidak sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan nyata di lapangan.
  2. Masalah Keberlanjutan
    Menggabungkan nilai-nilai keberlanjutan dalam bisnis adalah tantangan besar. Banyak bisnis yang masih terfokus pada keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.
  3. Risiko Gagal Inovasi
    Menciptakan ide inovatif dengan potensi pasar yang besar sering kali berisiko, terutama ketika produk atau layanan baru belum mendapatkan validasi dari konsumen. Risiko kegagalan produk bisa menjadi lebih besar jika pengembangan tidak melibatkan masukan dari calon pengguna.

Pembahasan

1.   Tahap Empati: Memahami Kebutuhan Pengguna
Wirausahawan perlu memahami kebutuhan konsumen melalui wawancara atau observasi. Menjadi dasar bagi solusi yang berfokus pada pengguna.

2.   Tahap Definisi: Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah utama yang ingin diselesaikan, khususnya dalam konteks keberlanjutan.

3.   Tahap Ideasi: Mengembangkan Solusi Kreatif
Melakukan brainstorming untuk menghasilkan solusi inovatif, seperti produk berbahan daur ulang atau kolaborasi dengan pemasok lokal.

4.   Prototipe dan Pengujian: Validasi Produk
Membuat prototipe dan mengujinya di lapangan, mendapatkan umpan balik dari konsumen untuk penyempurnaan produk.

5.   Implementasi: Meluncurkan Bisnis Berkelanjutan
Setelah validasi, produk diluncurkan dan bisnis dioperasikan dengan prinsip keberlanjutan, seperti memilih pemasok ramah lingkungan.

Penerapan Design Thinking dalam bisnis:

  1. Pengembangan Model Bisnis:
    • Penerapan: Sebuah startup di bidang teknologi pendidikan menggunakan Design Thinking untuk mengembangkan model bisnis yang lebih inklusif. Mereka melakukan wawancara dengan para siswa, guru, dan orang tua untuk memahami kebutuhan dan hambatan mereka dalam menggunakan platform pembelajaran daring.
  2. Manajemen Rantai Pasokan:
    • Penerapan: Sebuah perusahaan logistik menggunakan Design Thinking untuk mengoptimalkan rantai pasokan yang sering mengalami keterlambatan pengiriman. Mereka menganalisis seluruh perjalanan pengiriman barang dan mengidentifikasi masalah utama seperti kurangnya transparansi antara berbagai pemangku kepentingan.

  3. Penyelesaian Konflik Internal:
    • Penerapan: Sebuah perusahaan konsultan manajemen mengalami konflik internal antara tim kreatif dan tim pemasaran terkait strategi yang berbeda dalam menangani klien. Design Thinking diterapkan dengan mengumpulkan kedua tim untuk sesi pemetaan empati, di mana mereka saling memahami pandangan dan kendala masing-masing.

  4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia:
    • Penerapan: Sebuah perusahaan besar menghadapi tingkat turnover karyawan yang tinggi. Mereka menggunakan Design Thinking untuk memahami kebutuhan dan kepuasan karyawan dengan melakukan wawancara, observasi, dan survei mendalam.

Penerapan Design Thinking dalam berbagai area bisnis seperti ini membantu perusahaan lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan serta menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Pendekatan design thinking memungkinkan wirausahawan untuk mengembangkan ide bisnis yang tidak hanya inovatif, tetapi juga berkelanjutan. Dengan fokus pada empati, definisi masalah, ideasi kreatif, prototipe, dan pengujian, wirausahawan dapat menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan pengguna serta berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Bisnis yang berkelanjutan tidak hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga membangun reputasi dan kepercayaan jangka panjang.

Saran

  1. Pelatihan Design Thinking untuk Wirausahawan
    Wirausahawan perlu diberikan pelatihan formal terkait design thinking agar dapat memahami dan menerapkan proses ini dalam pengembangan bisnis mereka.
  2. Kolaborasi dengan Pakar Keberlanjutan
    Kerjasama dengan ahli di bidang keberlanjutan dapat membantu wirausahawan mengintegrasikan aspek-aspek penting terkait lingkungan dan sosial ke dalam model bisnis mereka.
  3. Pendekatan Iteratif dan Fleksibel
    Bisnis yang berkelanjutan harus fleksibel dan terus melakukan perbaikan. Wirausahawan harus rutin menguji dan memperbaiki produk atau layanan mereka untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan tren keberlanjutan yang berkembang.

Daftar Pustaka

  1. Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society. HarperBusiness.
  2. Martin, R. (2009). The Design of Business: Why Design Thinking is the Next Competitive Advantage. Harvard Business Review Press.
  3. Liedtka, J., & Ogilvie, T. (2011). Designing for Growth: A Design Thinking Tool Kit for Managers. Columbia University Press.
  4. Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. Wiley.
  5. Rowe, P. (1987). Design Thinking. MIT Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar