MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA YANG TANGGUH DI TENGAH
PERSAINGAN
Oleh :
Bimo Saputro
(41523010052)
Program Studi
Teknik Informatika. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Mercubuana.
Abstrak
Di era globalisasi yang ditandai dengan persaingan bisnis
yang semakin ketat, kemampuan untuk membentuk jiwa wirausaha yang tangguh
menjadi kunci kesuksesan dalam dunia usaha. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi faktor-faktor kritis dalam pembentukan mental wirausaha yang
resilient serta strategi-strategi efektif untuk menghadapi tantangan kompetitif
di pasar modern. Melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam
terhadap 30 pengusaha sukses dari berbagai sektor, studi ini mengidentifikasi
lima komponen utama dalam membangun ketangguhan wirausaha: mindset pertumbuhan,
kemampuan adaptasi, kecerdasan emosional, jaringan sosial yang kuat, dan
pembelajaran berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan
kelima aspek tersebut secara seimbang berkontribusi signifikan terhadap daya
tahan wirausaha dalam menghadapi fluktuasi pasar dan intensitas persaingan.
Studi ini juga mengusulkan sebuah kerangka kerja integratif untuk program
pelatihan kewirausahaan yang berfokus pada penguatan mental dan karakter
wirausaha. Implikasi dari penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan
holistik dalam pendidikan kewirausahaan dan pengembangan kebijakan yang
mendukung pertumbuhan ekosistem wirausaha yang tangguh di Indonesia.
Kata kunci : kewirausahaan, ketangguhan mental,
persaingan bisnis, resiliensi, pengembangan wirausaha
Pendahuluan
Kewirausahaan memiliki peran
signifikan terhadap perubahan teknologi, karena
peran wirausahawan dalam menstimulasi limpahan
pengetahuan, kreativitas, inovasi
bisnis dan berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja dan
persaingan yang semakin ketat. Munculnya perusahaan rintisan
dengan produk dan layanan baru yang
bersaing dengan bisnis yang ada berkontribusi
pada proses persaingan di mana hanya
perusahaan yang paling kompetitif yang bertahan
dan tumbuh.
Permasalahan
Meskipun persaingan bisnis yang sangat ketat di era globalisasi
ada beberapa masalah yang harus di pahami antara lain:
·
Burnout dan Kelelahan Mental Wirausahawan:
sering kali menghadapi risiko burnout akibat tekanan yang tinggi dan jam kerja
yang panjang. Kelelahan mental ini dapat mengikis ketangguhan dan resiliensi
yang sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis. Pengusaha perlu waspada
terhadap tanda-tanda burnout seperti kelelahan kronis, penurunan motivasi, dan
kesulitan berkonsentrasi. Mengabaikan kesehatan mental dapat berdampak serius
tidak hanya pada kesejahteraan pribadi tetapi juga pada kelangsungan bisnis.
Penting untuk menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi, serta mengambil waktu untuk istirahat dan pemulihan.
- Gagal
Mengembangkan Perencanaan yang Strategis: Tanpa
memiliki suatu strategi yang didefinisikan dengan
jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar
yang berkesinambungan untuk menciptakan dan
memelihara keunggulan bersaing di pasar.
- Kurangnya Kehandalan SDM
yang Berwawasan Wirausaha.: Wirausahawan yang sejati
tidak serta merta
menjadikan seluruh keluarganya adalan
staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa?
Karena hubungan yang
terlalu cair dalam keluarga dapat
menghilangkan kinerja fungsi
stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur
proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf
yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan
beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah.
- Kesulitan
Beradaptasi dengan Perubahan Teknologi: Dalam era digital yang berkembang pesat,
ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru dapat menjadi
ancaman serius bagi keberlanjutan bisnis. Wirausahawan yang tidak
mengikuti perkembangan teknologi berisiko tertinggal dari pesaing dan
kehilangan peluang pasar. Mereka harus waspada terhadap keengganan untuk
mengadopsi teknologi baru atau kecenderungan untuk tetap bertahan dengan
metode lama yang sudah tidak efektif. Investasi dalam pembelajaran
teknologi dan inovasi harus menjadi prioritas untuk tetap kompetitif.
Pembahasan
Untuk
membentuk jiwa kewirausahaan yang Tangguh ditengah persaingan di era modern,
beberapa aspek penting harus diperhatikan:
·
Ketangguhan mental
Mental berwirausaha adalah sikap seseorang yang memiliki
rasa tanggung jawab, selalu dinamis, ulet dan gigih. Seorang wirausaha harus
memiliki sikap mental yang berani menerima kritik saran yang bermanfaat serta
berinisiatif untuk maju dan melakukan yang terbaik untuk mencapai keberhasilan.
·
Kewirausahaan di era global menghadapi tantangan yang
kompleks dan dinamis
Era globalisasi telah mengubah lanskap kewirausahaan
secara signifikan. Wirausahawan saat ini beroperasi dalam lingkungan yang
ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat, pasar yang saling terhubung
secara global, dan kompetisi yang semakin intens. Mereka harus mampu berpikir
global namun bertindak lokal, memanfaatkan teknologi digital dengan efektif,
dan terus berinovasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Tantangan ini
menuntut wirausahawan untuk memiliki set keterampilan yang beragam dan
kemampuan adaptasi yang tinggi.
·
Resiliensi bisnis adalah kemampuan untuk beradaptasi dan
bangkit kembali dari tantangan
Dalam konteks bisnis, resiliensi mengacu pada kemampuan
sebuah perusahaan untuk pulih dari kesulitan dan beradaptasi dengan perubahan.
Ini melibatkan fleksibilitas dalam model bisnis, diversifikasi sumber
pendapatan, dan kemampuan untuk berinovasi dalam menghadapi disrupsi. Bisnis
yang resilien tidak hanya bertahan dari krisis, tetapi juga mampu memanfaatkan
perubahan sebagai peluang untuk pertumbuhan. Membangun resiliensi melibatkan
perencanaan yang cermat, manajemen risiko yang efektif, dan budaya organisasi
yang mendukung adaptabilitas dan pembelajaran berkelanjutan.
·
Pengembangan diri yang berkelanjutan adalah kunci untuk
tetap relevan dan kompetitif
Wirausahawan yang sukses menyadari bahwa pembelajaran
adalah proses seumur hidup. Mereka terus mengembangkan keterampilan baru,
memperluas pengetahuan mereka, dan beradaptasi dengan tren industri yang
berkembang. Ini bisa melibatkan peningkatan keterampilan kepemimpinan, penguasaan
teknologi baru, atau memperdalam pemahaman tentang dinamika pasar global.
Pengembangan diri yang berkelanjutan memungkinkan wirausahawan untuk
mengantisipasi perubahan, mengidentifikasi peluang baru, dan memimpin tim
mereka dengan lebih efektif dalam menghadapi tantangan yang berubah.
·
Persaingan bisnis untuk mengembangkan produk
Sebagai wirausaha produk yang dihasilkan harus
dimanfaatkan sebaik mungkin dalam rangka menghadapi produk baru
dan para pesaing
lainnya. Dalam menghadapi
persaingan yang semakin
berat, pengusaha tidak hanya
membuat produk baru
akan tetapi produk
yang sudah ada
harus dikembangkan agar menjadi produk yang lebih berkualitas misalnya
memperhatikan kualitas dari kemasan, mengubah bentuk, dan mempercantik dalam
kemasan
Kesimpulan
Pembentukan jiwa kewirausahaan yang tangguh di era global
memerlukan pendekatan holistik yang mencakup berbagai aspek kritis. Ketangguhan
mental menjadi fondasi utama, ditunjang oleh kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan teknologi dan dinamika pasar yang kompleks. Resiliensi bisnis
terbukti essential dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di
tengah disrupsi. Pengembangan diri yang berkelanjutan memainkan peran vital
dalam mempertahankan relevansi dan daya saing wirausahawan. Selain itu,
kemampuan untuk berinovasi dalam pengembangan produk menjadi kunci dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Keberhasilan dalam kewirausahaan di
era modern tidak hanya bergantung pada ide bisnis yang brilian, tetapi juga
pada kapasitas wirausahawan untuk terus berkembang, beradaptasi, dan memimpin
dengan efektif dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Saran
1. Implementasi
Program Pengembangan Mental Wirausaha:
Menyelenggarakan workshop dan pelatihan yang fokus pada
penguatan ketangguhan mental dan resiliensi.
Menyediakan akses ke program mentoring dan coaching untuk
mendukung pengembangan mindset wirausaha yang tangguh.
2. Peningkatan
Literasi Teknologi:
Mengadakan pelatihan teknologi terkini yang relevan
dengan berbagai sektor bisnis.
Mendorong kolaborasi antara wirausahawan dan ahli
teknologi untuk mengoptimalkan adopsi inovasi digital.
3. Pengembangan
Jaringan dan Ekosistem Pendukung:
Memfasilitasi pembentukan komunitas wirausaha untuk
berbagi pengalaman dan sumber daya. Mendorong kemitraan antara institusi
pendidikan, industri, dan pemerintah untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan.
4. Fokus
pada Inovasi dan Pengembangan Produk:
Menyediakan insentif dan dukungan untuk riset dan
pengembangan produk inovatif. Menyelenggarakan kompetisi inovasi untuk
mendorong kreativitas dalam pengembangan produk.
5. Promosi
Pembelajaran Berkelanjutan:
Menyusun kurikulum kewirausahaan yang menekankan
pentingnya pembelajaran seumur hidup. Menyediakan platform e-learning yang
dapat diakses untuk pengembangan keterampilan wirausaha secara berkelanjutan.
6. Penguatan
Manajemen Risiko dan Resiliensi Bisnis:
Mengembangkan panduan praktis tentang manajemen risiko
dan perencanaan kontingensi untuk wirausahawan. Menyelenggarakan simulasi
skenario krisis untuk melatih kemampuan adaptasi dan pemecahan masalah.
Daftar pustaka
Cope, J. (2005). Toward a dynamic
learning perspective of entrepreneurship. Entrepreneurship Theory and Practice,
373-397.
JANNAH, M. (2015, 04). FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN USAHA. Retrieved from Islamiconomic: Jurnal Ekonomi
Islam: https://journal.islamiconomic.or.id/index.php/ijei/article/view/29
Juli Maharajni Maha, P. (2021, 03). PENGARUH
MENTAL DAN MODAL BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN MOTIVASI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN. Retrieved from NIAGAWAN:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/niagawan/article/view/19982/15445
MufliYahya, A. D. (2023, June). PERAN
KEWIRAUSAHAAN DI ERA GLOBALISASI DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA.
Retrieved from Jurnal Multidisiplin Indonesia:
https://jmi.rivierapublishing.id/index.php/rp/article/view/250
Tidak ada komentar:
Posting Komentar