PENDAHULUAN
Ikan, didefinisikan secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang
belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan sirp, bernafas dengan
insang, dan memiliki gurat sisi (linea lateralis) sebagai
organ keseimbangannya.
Namun apabila kita mengacu kepada undang-undang 31 tahun 2004 tentang perikanan sebagaimana telah diubah dalam undang-undang 45 tahun 2009, maka definisi ikan yang dimaksud menjadi berbeda dan luas cakupannya. Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27000 di seluruh dunia.
Namun apabila kita mengacu kepada undang-undang 31 tahun 2004 tentang perikanan sebagaimana telah diubah dalam undang-undang 45 tahun 2009, maka definisi ikan yang dimaksud menjadi berbeda dan luas cakupannya. Menurut Pasal 1 Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27000 di seluruh dunia.
Ikan lele adalah
salah satu ikan yang berasal dari Taiwan dan pertama kali masuk ke Indonesia
pada tahun 1985 melalui sebuh perusahaan swasta di Jakarta (Suryanto, 1986). Lele (Clarias sp.)
merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak dibudidayakan
di Indonesia, dalam habitatnya ikan lele sangat fleksibel, dapat dibudidayakan
dengan padat penebaran tinggi, pertumbuhannya sangat pesat, dan dapat hidup
pada lingkungan dengan kadar oksigen rendah.
Ikan lele (Clarias
sp.) adalah ikan yang termasuk dalam golongancatfish. Ikan lele
mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis, misalnya perairan yang
kecil kadar oksigennya dan sedikit air. Ikan lele juga termasuk ikan omnivor,
yaitu pemakan segala jenis makanan tetapi cenderung pemakan daging atau
karnivora. Secara alami ikan lele bersifat nokturnal, artinya aktif pada
malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap, tetapi dalam usaha budidaya
ikan lele dibuat beradaptasi menjadi diurnal (Suryanto, 1986).
Ikan lele mempunyai bentuk
badan yang berbeda dengan ikan lainnya, sehingga dapat dengan mudah dibedakan
dengan jenis-jenis ikan lain. Menurut Astuti (2003) ikan lele memiliki bentuk
badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki empat pasang
kumis yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernapasan tambahan
(arborescent organ). Bagian depan badannya terdapat penampang melintang
yang membulat, sedang bagian tengah dan belakang berbentuk pipih.
·
- Lele (budidaya), 1 fillet (141.5g) (dimasak, panas kering) (5 oz.)
·
- Kalori: 217
·
- Protein: 26.7g
·
- Karbohidrat: 0.0g
·
- Total Fat: 11.5g
·
- Fiber: 0.0g
·
- Excellent sumber: Selenium (20.7mcg), dan Vitamin B12 (4mcg)
·
- Sumber yang baik: Kalium (459mg), dan Niacin (3.6mg)
Berdasarkan hasil penelitian,lele memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi.dalam 500 gram lele dumbo (kira-kira terdiri dari 4 ekor)mengandung 12
gram protein,energi 149 kalori,lemak 8,4 gram dan karbohidrat 6,4 gram.
·
Makanan yang merupakan “sumber yang sangat baik” dari nutrisi tertentu
menyediakan 20% atau lebih dari nilai harian yang dianjurkan, berdasarkan
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) .
·
Ketika dimasak (panas kering), lele liar memberikan 0,333 gram omega-3 asam
lemak, berasal dari EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), per 100 gram
ikan lele liar. Ketika dimasak (panas kering), lele budidaya memberikan 0,259
gram omega-3 asam lemak, berasal dari EPA (0.049g), DHA (0,128), dan ALA
(0.082g), per 100 gram ikan lele budidaya.
Abon adalah makanan yang yang terbuat dari serat daginghewan. Penampilannya
biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman dikarenakan dibumbui
kecap. Abon tampak seperti serat-serat kapas, karena didominasi oleh
serat-serat otot yang mengering yang disuwir-suwir. Karena kering dan nyaris
tak memiliki sisa kadar air, abon biasanya awet disimpan berminggu-minggu
hingga berbulan-bulan dalam kemasan yang kedap udara.
Selain tebruat dari bahan dasar daging (sapi, kambing, kuda, babi dan domba), ada beberapa abon yang pembuatannya memakai bahan dasar dari makanan laut, seperti ikan tuna, ikan lele, ikan tongkol, belut, dan udang.
Abon adalah suatu jenis lauk pauk yang
kering dibuat dari daging dengan penambahan bumbu dan digoreng. Pembuatan abon
merupakan salah satu cara memperpanjang masa simpang daging. Selain itu abon
merupakan bahan makanan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
karena abon mempunyai rasa yang khas dan abon mudah diterima oleh konsumen
(Natasasmita dan Tauhid, 1987).
Menurut (Lawrie, 2003) mengemukakan
bahwa abon umumnya memiliki komposisi gizi yang cukup baik dan dapat dikonsumsi
sebagai makanan ringan dan sebagai lauk pauk. Pembuatan abon dapat dijadikan
sebagai salah alternatif pengolahan bahan pangan sehingga umur simpan bahan
pangan dapat lebih lama, disamping itu cara pembuatan abon juga cukup mudah
sehingga dapat dikembangkan sebagai suatu unit usaha keluarga (home industri)
dan layak untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif usaha.
Sama seperti jenis abon lainnya, abon lele juga memiliki tekstur yang
sangat halus karena terbuat dari daging yang dihaluskan, serta sangat kering
yang hampir tidak memiliki kandungan air sama sekali. Abon seperti ini bisa
didapatkan ditoko-toko makanan atau oleh-oleh yang kemungkinan juga sudah
tersebar diberbagai daerah walaupun tidak sebanyak abon sapi. Selain itu
seperti kita ketahui semua jika ikan lele sendiri adalah salah satu jenis ikan
tawar yang paling banyak dibudidayakan dimana saja, sehingga untuk mendaptkan
bahan baku ikan lele tergolong cukup mudah. Kualitas Abon, terutama abon
lele baik atau tidak juga dapat dikenali dari ciri fisiknya terutama
warna, tekstur, rasanya atau seratnya.
Berikut adalah tips-tips untuk memilih ikan lele yang segaruntuk membuat
abon:
·
Kalau Anda membeli ikan yang utuh (belum dipotong-potong), pilihlah ikan
yang masih memiliki mata yang bening/tidak buram, insangnya berwarna merah tua
dan berlendir. Adanya lendir menandakan tidak ada zat kimiawi yang digunakan
untuk mengawetkan ikan tersebut.
·
Kalau Anda membeli ikan yang sudah dipotong-potong perlu diperhatikan aroma
dagingnya, jika aromanya amis, berarti ikan itu segar. Tetapi jika sudah bau
amis yang menusuk apalagi bau tengik, berarti kondisinya sudah kurang bagus.
·
Tekan-tekan daging ikan: jika terlalu kenyal seperti karet atau agar-agar,
kemungkinan ikan tersebut sudah diberi bahan pengawet. Lihat juga warna dari
dagingnya, ikan yang segar warna dagingnya cerah, sedangkan ikan yang
berpengawet cenderung pucat dan tidak ada lalat yang mendekati.
·
Tak ada salahnya membeli ikan yang masih dalam keadaan hidup. Jika tak
memungkinkan, Anda harus memastikan reputasi toko/pasar yang menjual ikan
·
Atau jika tidak yakin anda dapat membeli ikan lele yang masih hidup
II. TEKHNOLOGI PROSES
a) Bahan
· ikan lele 1,5 kg
· Gula Merah 450 g
· Gula Pasir 150 g
· Lengkuas 40 gram
· Sereh 2 batang
· Daun Salam 2 lembar
· Ketumbar 8 gram
· Bawang Putih 40 gram
· Bawang Merah 40 gram
· Jahe 15 gram
· Asam Jawa 20 gram,
direbus dengan 40 cc air, saring, ambil airnya.
· Garam secukupnya
· Minyak goreng 300 g
b) Alat
· Baskom
· Pisau
· Piring
· Wajan
· Mesin peniris minyak
· Gelas ukur
· Neraca
· Panci
· Wajan
· Sendok
· Kompor
· Spatula
· Penyaringan
· Lumpang dan alu atau
Blender
· Plastik
· Alat sealing
c) Prosedur
1. Pertama siapkan ikan
lele dengan ukuran yang besar, berat minimal 1kg dapat 3 ekor ikan,
karena jika ukuran ikan untuk konsumsi ( 1kg/ 5-6 ekor ikan ) akan
terlalu banyak yang terbuang ketika memisahkan daging dari kulit dan tulangnya.
Semakin besar ukuran ikan ikan lele akan semakin banyak daging yang akan
didapatdan semakin sedikit yang terbuang.
3. Setelah itu kukuslah
ikan sampai kulit ikan menjadi lunak atau mudah terkelupas, biasanya waktu yang
dibutuhkan untuk mengukus skitar 15menit atau tergantung dari banyaknya ikan.
4. Angkat dan tiriskan
ikan lele yang dikukus, setelah tiris pisahkan daging dari kulit dan tulangnya,
kmudian daging di suir-suir menjadi potong kecil dengan menggunakan garpu.
5. Haluskan ketumbar,
bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas,
6. Tumis bumbu halus
dengan minyak goreng hingga harum, tambahkan sereh dan daun salam. Tambahkan
air asam jawa+garam+gula pasir+gula merah.
7. Hasil suiran ikan lele
di masak dengan bumbu ( ditumis+air) sampai menyerap (hingga air
habis)
8. Setelah itu
dimasak/digoreng dengan minyak panas( MEMASAK HARUS DENGAN API KECIL) sampai
berwarna kecoklatan ( diaduk perlahan secara terus menerus). Pada tahap
menggoreng juga menentukan warna abon, semakin lama digoreng akan menghasilkan
warna abon semakin merah , hasilnya akan terlihat setelah abon ditiriskan.
9. Setelah matang
ditiriskan. Ciri khas abon adalah kering, maka jika anda melakukan penirisan
dengan cara traditional akan memakan waktu seharian untuk mendapakat hasil yang
maksimal, tetapi jika proses meniriskan menggunakan mesin peniris minyak cukup
membutuhkan waktu skitar 15 menit per proses.
10. Abon lele siap disajikan
dan siap di pasarkan.
III. PENGENDALIAN PROSES
No
|
Tahap Proses
|
Titik Pengendalian
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
|
Pemilihan bahan
Pengukusan
Penggorengan abon
Pengeringan abon
Sealing
|
Harus yang segar
Hingga kulit lele mudah terkelupas
Tadak boleh terlalu panas
Hingga benar – benar kering
Abon harus sudah dalam keadaan dingin
|
Diyji menggunakan visual
Pengujian menggunakan visual
Menggunakan api kecil
Dapat menggunakan mesin atau secara tradisional
|
IV. ANALISA EKONOMI
a) Pengeluaran
Ikan lele 1,5 kg = Rp 18.000,-
Bahan Bumbu =
Rp 5.000,-
Minyak goreng = Rp 4.000,-
Gas
dll =
Rp 2.000,-
Total pengeluaran =
Rp 29.000,-
Akan terjadi penyusutan randemen menjadi kurang lebih 500 g . penyusutan
ini dikarenakan daging ikan harus dipisahkan dari kulit,tulang dan kepala ikan.
b) Pemasukan
500g abon =
30 bungkus/ 100gr abon
5 x Rp 12.000 = Rp 60.000,-
c) Keuntungan Bersih
Rp 60.000,- – Rp 29.000,- = Rp 31.000,-
Kontennya sangat bermanfaat mas gan udah 30 menit saya cari eh ternyata di artikel ini yang ada. Thanks
BalasHapusHarisMeon