Segala
Tentang Astra International
A. Sejarah
dan Profil singkat
PT Astra International ini berawal dari sebuah niat
Bapak Tjia Kian Tie untuk mendirikan sebuah perusahaan. Tepatnya akhir tahun
1956 dan awal tahun 1957. Perusahaan induk investasi ini sering dianggap
sebagai barometer perekonomian Indonesia karena kehadirannya di berbagai
sector. Astra International merekrut 3.000 lulusan universitas di Indonesia.
Guna memenangkan persaingan untuk memperoleh sumber daya manusia yang baik.
Astra menjalin kerja sama dengan kemitraan sekolah menengah atas lembaga
politeknik, dan beberapa universitas; dengan mendirikan program yang menyeluruh
guna mengidentifikasi, merekrut serta mendidik para calon kandidat di setiap
tingkat keterampilan di seluruh Indonesia.
Dalam PT Astra IInternational ini pemegang saham oleh
(>5%) Jardine Cycle dan Carriage Ltd (50.11%). Pimpinan selanjutnya dalam
perusahaan diserahkah kepada Bapak William Soeryadjaya sementara itu Bapak Tjia
Kian Tie selaku komisaris, dankini PT Astra International bukan lagi sebagai
perusahaan perorangan tapi telah menjadi perusahaan Publik. Pemberian nama
perusahaan dengan PT. ASTRA International mempunyai arti khusus, dengan harapan
nama tersebut dapat memberikan prospek cerah dimasa mendatang. Nama “ASTRA”
diambil dari nama seorang Dewi dalam mythologi Yunani Klasik bernama ‘Astrea’,
anak dari Dewa Matahari Zeus yang merupakan Dewa teragung bagi bangsa Yunani
Kuno.
Dewi Astrea lahir dari Dewi Themis dan hidup dalam
zaman emas, menurut cerita dalam mythologi Yunani tersebut, Dewi Astrea
merupakan Dewi terakhir yang menarik diri ke angkasa di mana kemudian ia
bersinar sebagai bintang dalam Konstelasi Bintang Virgo. Sedangkan nama
“International” menandakan bahwa ruang lingkup usaha yang bakal dijalankan
tidak hanya sekedar usaha di dalam negeri, tetapi harus mampu bersaing di tingkat
dunia, untuk itu pulalah PT ASTRA Internasional mempunyai symbol “Bola
Dunia”(Globe). Namun dalam perkembangannya symbol tersebut diubah menjadi “A
New Dynamic “. Pergantian ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 1999 semasa
Presdir Ibu Rini M.S. Soewandi.
Pada tanggal 19 Oktober 1999 tepatnya di lantai
delapan Gedung A, Jl. Gaya Motor Raya No.8 ,Sunter-Jakarta Timur, merupakan
satu pertemuan yang perlu diingat oleh seluruh jajaran direksi ASTRA Group
yakni pertemuan akhir tahun saat disampaikannya President Message dan
peluncuran logo baru PT. Astra International. Pada kesempatan tersebut Presdir
AI Rini M.S. Soewandi pernah mengakui dengan catatan bahwa bukan berarti Astra
tidak mempunyai prospek lagi.
“ Dari segi teknikal kita memang sudah dikatakan
bangkrut dan sejak Agustus 1998 Astra juga tidak dapat lagi melanjutkan
pembayaran cicilan pokok. Demikian pula pada bulan Oktober 1999 mulai menunda
pembayaran hutang sampai disetujuinya program restrukturisasi hutang.” Namun
bukanlah Astra namanya bila harus menyerah dengan situasi perekonomian yang
tidak menentu, dengan bermodalkan sumber daya manusianya dan kompetensinya di
berbagai bidang, Astra harus tetap dipertahankan keberadaannya dengan cara
melahirkan terobosan-terobosan baru bagi pemantapan bisnis Astra dimasa datang.
Krisis ekonomi telah membawa Astra kearah perubahan
yang mendasar, hal ini tertuang dalam lima hal sebagai filosofi dasar group
Asta:
1. Astra
harus lebih dinamis, berdiri kokoh dengan landasan usaha yang kuat, tetapi
harus tetap dinamis dalam merespon setiap perubahan.
2. Astra
adalah perusahaan public yang dimiliki oleh banyak pihak,maka Astra harus
dikelola secara independen dan professional.
3. Pengelolaan
itu haru bersifat transparan dan kredibel.
4. Astra
yang dinamis harus mampu lebih kritikal dalam membuat keputusan usaha dan
investasi yang dilandasi oleh pengetahuan dan informasi yang kaya.
5. Untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Astra harus menekankan komitmen group usaha yang
berorientasi kepada penyediaan produk dan jasa yang berkualitas dan terpercaya.
Astra harus lebih dikenal sebagai perusahaan yang mengutamakan produk dan jasa
yang bekualitas dan terpercaya. Astra harus lebih dikenal sebagai perusahaan
yang mengutamakan kepuasan pelanggan
Astra
Internasional saat ini bergerak dalam enam lini bisnis:
1. Otomotif
2. Agribisnis
3. Alat berat, pertambangan, dan energy
4. Jasa
keuangan
5. Teknologi
informasi
6. Infrastruktur
dan logistic
Dalam
perusahaan Astra terdapat divisi-divisi kendaraan, diantaranya :
1. Astra
Motor I
Dalam divisi ini,
terdapat Kendaraan bermerek Honda, dalam divisi ini agen tunggal yang ditunjuk
PT Astra yaitu PT Federal motor. berdiri pada tahun 1970, kemudian pada tahun 2000 berubah
menjadi PT. ASTRA Honda Motor.
2. Astra
Motor II
PT.
Toyota Astra Motor, berdiri pada tahun 1971 sebagai pemasok dan penyalur
ekslusive terbesar untuk kendaraan dan komponen-komponen Toyota dan sebagai
distributornya PT. Astra Internasional menunjuk PT. Astra Motor Sales (Auto
2000). Dalam divisi ini terdapat kendaraan niaga “kijang” lalu mengembangkan
kendaraan sedan bermerk “soluna”
3. Astra
Motor III
Divisi
ini menangani lima buah merk kendaraan antara lain: Daihatsu, BMW, Peugeot,
Isuzu dan Nissan Diesel.
4. Astra
Motor IV
PT.
Astra Internasional bermitra dengan Jepang dan mendirikan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dibidang komponen-komponen kendaraan bermotor salah satu contoh
adalah Accu GS.
B. Perkembangan
Astra International 2013 s/d 2016
1.1.Tahun
2013
Saham PT Astra
International Tbk (ASII) kembali berada di posisi teratas untuk kapitalisasi
pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2013.
Sebelumnya saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berada di posisi pertama sepanjang
2013. Namun memang saham HMSP ini tidak terlalu menggerakan indeks saham di
pasar modal Indonesia. Hal itu mengingat kepemilikan saham di publik sangat
kecil hanya 2,05%.
Posisi kedua diduduki
oleh PT HMSP dengan saham berkapitalisasi besar dengan kapitalisasi pasar saham
Rp 273 triliun.
Posisi ketiga diduduki
oleh Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai kapitalisasi pasar
sahamRp234triliun.
Posisi
keempat diduduki oleh PT Telekomunikasi (TLKM)
Perusahaan telekomunikasi milik
negara yaitu PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) mencatatkan kapitalisasi pasar saham
senilai Rp 217 triliun,
Posisi kelima diduduki oleh PT
Unilever Indonesia dengan saham senilai Rp 198 triliun.
Posisi
keenam diduduki oleh PT Bank Mandiri dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 181
triliun.
Posisi ketujuh diduduki oleh PT Bank
Rakyat Indonesia kapitalisasi pasar saham senilai Rp 177 triliun
Posisi delapan diduduki oleh PT
Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai
Rp 108 triliun pada 30 Desember 2013.
posisi kesembilan yaitu PT Semen Indonesia
Tbk (SMGR) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 84 triliun.
Posisi kesepuluh diduduki oleh PT
Gudang Garam Tbk dengan kapitalisasi pasar Rp 81 triliun.
1.2.Tahun
2014
PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba yang
diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 4,72 triliun
sepanjang kuartal I 2014. Laba ini naik tipis 9,6% dari perolehan periode sama
tahun sebelumnya Rp 4,31 triliun. Kenaikan laba ini diikuti kenaikan pendapatan
sebesar 6,73% menjadi Rp 49,82 triliun pada kuartal I 2014. Beban pokok
pendapatan naik menjadi Rp 40,42 triliun sepanjang kuartal I 2014. Sehingga
laba bruto naik 15,90% menjadi Rp 9,39 triliun pada kuartal I 2014.
1.3.Tahun
2015
“laba bersih PT Astra International Tbk, menurun
seiring berkurangnya konsumsi domestic, kompetisi di sektor mobil dan
melemahnya harga komoditas di Indonesia pada semester I 2015. Di tengah
pemulihan ekonomi yang belum pasti, bisnis kami siap menangkap peluang saat
momentum pemulihan terjadi dan tetap solid didukung oleh neraca keuangan yang
kuat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono
Sugiarto, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (30/7/2015).
Tak hanya itu, laba bersih segmen jasa keuangan
merosot 16 persen menjadi Rp 2,1 triliun. Kontribusi penurunan signifikan
berasal laba bersih melemah 68 persen menjadi Rp 354 miliar. Hal itu lantaran
harga rata-rata crude palm oil (CPO) menurun sebesar 12 persen jika
dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp 7.642 per kilo gram/Kg.
Sementara penjualan CPO merosot 18 persen menjadi 551 ribu ton. Sedangkan
penjualan olein naik 109 persen menjadi 194 ribu ton. Selain itu, laba bersih
segmen infrastruktur, logistik dan lainnya merosot 60 persen menjadi Rp 68
miliar. Sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal yang timbul dari
dimulainya pengoperasian seksi pertama ruas tol Kertosono-Mojokerto.
1.4.Tahun
2016
mencatatkan
kinerja menurun pada semester I 2016. Hal itu lantaran kinerja bisnis alat
berat dan pertambangan turun. "Tantangan pada semester I tahun ini berasal
dari pelemahan harga komoditas dan permintaan terhadap alat berat, penurunan
volume bisnis kontraktor pertambangan dan peningkatan kredit bermasalah di
Permata Bank masih akan dirasakan hingga akhir tahun," jelas Presiden Direktur
PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam keterangan tertulis pada
Kamis pekan ini.
Daftar
pustaka
@A45-PUTRI
BalasHapusArtikel ini terlalu banyak di copy paste sebaiknya lebih baik menggunakan kata-kata sendiri
Dan lebih baik artikel menggunakan logo perusahaannya :)
@A40-NURUL penjelasan dalam artikelnya sudah sangat lengkap, tapi kalau bisa tulisan dalam mindmap nya jangan miring agar mudah dibaca oleh orang lain
BalasHapus@A39_FEGA menurut saya,mindmapnya jangan dibuat seperti itu karena nanti orang susah untuk membacanya. Sejarahnya udah lengkap sekali
BalasHapus@A35-MAYA artikel nya sudah bagus dan lengkap hanya saja bahasa nya lebih disederhanakan agar lebih mudah dipahami oleh semua orang
BalasHapus@A20-zainal
BalasHapusTidak ada logo sehingga org tidak tahu pt astra internasional kayak gimna
@A36-WILDA informasi yang disajikan cukup jelas namun kurang begitu dapat dipahami. Saran : dapat menggunakan bahasa yang lebih sederhana agar pembaca mudah mengingatnya dan menerima informasi yang ada
BalasHapus@A22 Alvian
BalasHapusPenjelasan sudah detail, hanya saja kurang rapi, dan mind map terlalu kaku, seandainya mind map dibuat lebih menarik lagi, maka artikel ini akan semakin menarik orang untuk membacanya
@a30-HEDI
BalasHapuskomentar: tidak ada logo perusahaan dan tulisan mandmapping sebaiknya jangan di rotate hanya karena ingin menghemat tempat dan memuat semua kesimpulan perusahaan.
saran: sertakan logo perusahaan dan makna logo. tampilan mindmapping harus mudah dibaca oleh pengakses.
@A11-GHINAA, informasi yang diberikan sudah cukup lengkap, mungkin anda bisa menambahkan logo pada artikel ini agar lebih lengkap lagi,selain itu menurut saya menceritakan dewi astrea tidaklah terlalu dibutuhkan. Terimakasih
BalasHapus@A27-FEBBY
BalasHapusSaya sudah baca artikel anda, saya rasa anda terlalu banyak mengcopy paste artikel yang anda buat. Dan menurut saya, struktur organisasi anda (maaf) kurang menarik, terlebih anda membuat salah satu tabel dibentuk miring. Jadi menyulitkan pembaca.
Saran saya, lebih baik informasi yang anda tulis di artikel lebih disingkat lagi serta menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami. Serta di cantumkan juga logo perusahaan tersebut.
Terimakasih
@18 fikri al kahfi
BalasHapusartikelnya sudah bagus hanya saja cuman disederhanakan lgi pnjlasanya
@18 fikri al kahfi
BalasHapusartikelnya sudah bagus hanya saja cuman disederhanakan lgi pnjlasanya
@41-Ruri menurut saya artikel ini menarik mungkin lebih disingkat lagi saja penjelasannya agar banyak yang minat membacanya
BalasHapus