Mengubah Pola Pikir
Ada 4 karakteristik pebisnis dengan sikap piker wirausaha.
- Rajin dan semangat dalam mencari peluang baru.
- Mengejar peluang dengan disiplin ketat. Kegigihan wirausaha memang luar biasa. Tidak ada kata tidak bisa dalam kamus wirausaha. Kemunduran atau kegagalan dalam bisnis tidak membuat mereka putus asa dan berhenti.
- Wirausahawan hanya mengejar peluang paling baik dan hanya menghindari mengejar semua peluang tidak pandang bulu. Wirausahawan sadar bahwa problem mereka bukanlah kekurangan gagasan bisnis melainkan terlalu berlimpah gagasan. Dengan demikian, tidak mungkin bagi mereka untuk mengejar semua peluang bagus. Prioritas adalah kata kuncinyaWirausahawan berfokus pada tindakan secara adaptif. Mereka tidak menunggu segala sesuatu sempurna sebelum memulai suatu bisnis. Lakukan dulu dengan persiapan secukupnya, tak perlu mendekati sempurna. Dalam bertindak, mereka selalu waspada.
Wirausahawan melibatkan dan memanfaatkan energi disekitar mereka didalam maupun diluar organisasi mereka. Mereka sadar bahwa mereka bukan orang super segalanya.
Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut
Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.
Dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau ‘makan sore hari ini menakjubkan’. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
5. Hadapi rasa takut
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
Ada banyak sifat yang dirujukkan pada seorang wirausahawan, misal, pemberani, pembuka jalan, pengambil resiko, bahkan serakah, rakus, dan macam-macam lainnya. Manusia-manusia langka yang berani menghadapi resiko dan berspekulasi dipandang sebagai pengusaha yang tega melakukan apa pun untuk meraih kekayaan sehingga merusak kesehatan dirinya sendiri. Yang jelas, semua image tersebut sudah seharusnya dibuang ke dalam keranjang sampah mistik dan kesalahpahaman.
Ada tiga sifat dan hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan sejati.Yaitu:
1. Visioner.
Wirausahawan model lama biasanya suka melawan sesuatu. Karena, mereka menginginkan kebebasan dan melakukan segala sesuatu menurut cara mereka sendiri,serta percaya bahwa mereka bisa melakukannya jauh lebih baik ketimbang orang lain. Tetapi, bagi seorang wirausahawan sejati, jiwa yang memberontak hanyalah sebagian kecil saja. Bagaimana pun, seorang wirausahawan sejati lebih merupakan seorang yang visioner.
2. Pencipta nasibnya sendiri.
2. Pencipta nasibnya sendiri.
Wirausahawan tradisional menciptakan bisnis, dan ini merupakan motivator terbesar mereka. Namun, ketika bisnis telah diciptakan, kemana lagi mereka akan melangkah? Wirausahawan sejati bergerak menuju nasib dan takdir mereka. Mereka mendapat inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang bisa mereka usahakan. Mereka pun menggali kekuatan batin dalam mereka dan melangkah penuh percaya diri. Mereka bisa tetap melangkah meski hambatan tampaknya mustahil dilalui.
3. Menarik perhatian.
3. Menarik perhatian.
Semua wirausahawan mempunyai mimpi. Sebagian dari mereka berkeinginan untuk mencapai tujuan yang jelas, sedangkan yang lain hanya berkeinginan untuk menjadi seorang wirausahawan yang terkenal dan pertama.Mereka mendorong ide dan bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin sulit dicapai orang lain.
Mereka tahu bahwa memenuhi kebutuhan orang-orang lebih baik bagi klien dan rekan bisnis mereka. Dan, sebagai akibatnya bisnis mereka pun tumbuh.Tak peduli apakah anda sekarang ini adalah seorang wirausahawan atau sedang bermimpi menjadi seorang wirausahawan, memahami bagaimana menjadi seorang wirausahawan sejati tentu mempunyai banyak keuntungan bagi anda.
Mereka tahu bahwa memenuhi kebutuhan orang-orang lebih baik bagi klien dan rekan bisnis mereka. Dan, sebagai akibatnya bisnis mereka pun tumbuh.Tak peduli apakah anda sekarang ini adalah seorang wirausahawan atau sedang bermimpi menjadi seorang wirausahawan, memahami bagaimana menjadi seorang wirausahawan sejati tentu mempunyai banyak keuntungan bagi anda.
Motivasi Berprestasi
a. Definisi motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas.
b. Model-Model Motivasi
Model motivasi kebutuhan-tujuan
Menurut Masykur (1996:204)
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama kedalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti membeli, memasak dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu merasakan kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali, daur tersebut akan mulai kembali.
Model ekspektasi motivasi Vroom
Model ekspektasi Vroom mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa keburuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusiaan. Akan tetapi, Disamping itu model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat atu menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.
Model motivasi Porter-Lawler
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain dari proses motivasi:
Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan ekstrinsik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa intrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua variablel: (1) persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu tugas, dan (2) Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut
c. Motivasi prestasi McCLELLAND
Teori lain mengenai kebutuhan manusia dipusatakan kepada kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini yang terutama dipopulerkan oleh David McClelland mendefinisikan kebutuhan berprestasi (need for achievement atau n Ach) sebagai keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, atau dengan lebih efisien dibandingkan yang telah dikerjakan sebelumnya. McClelland mengatakan bahwa pada beberapa orang bisnis kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat sehingga ia lebih termotivasi dibandingkan upaya mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasannya, individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang adalah merupakan tantangan tetapi masih bisa dicapai. Walaupun individu-individu tersebut tidak menghindari resiko sepenuhnya, mereka menilai resiko dengan sangat hati-hati. Individu yang termotivasi keinginan berprestasi tidak ingin gagal dan akan menghindari tugas-tugas yang melibatkan terlalu banyak resiko. Individu dengan keinginan yang rendah untuk berprestasi umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan risiko.
Memotivasi anggota-anggota organisasi
Orang-orang termotivasi atau menjalankan perilaku untuk memuaskan kebutuhan pribadi mereka. Oleh karena itu dari sudut pandang manajerial, memotivasi anggota organisasi adalah proses memberikan peluang pada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai hasil menjalankan perilaku produktif organisasi.
Arti penting memotivasi anggota-anggota organisasi
Kebutuhan dari anggota organisasi yang tidak terpenuhi akan menyebabkan munculnya perilaku anggota organisasi yang tidak semestinya. Wirausahawan yang berhasil didalam memotivasi oanggota organisasi akan meminimalisasi terjadinya perilaku anggota organisai yang diinginkan. Motivasi anggota organisasi yang berhasil adalah sangat penting bagi wirausahawan.
Strategi memotivasi anggota organisasi
Wirausahawan mempunyai berbagai strategi memotivasi anggota organisasi. Tiap strategi tersebut ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan anggota organisasai konsisten dengan yang diuraikan oleh hirarki kebutuhan Maslow, dan motif berprestasi McClallend.
Menurut Masykur (1996:204)
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama kedalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti membeli, memasak dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu merasakan kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali, daur tersebut akan mulai kembali.
Model ekspektasi motivasi Vroom
Model ekspektasi Vroom mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa keburuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusiaan. Akan tetapi, Disamping itu model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat atu menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.
Model motivasi Porter-Lawler
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain dari proses motivasi:
Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan ekstrinsik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa intrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua variablel: (1) persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu tugas, dan (2) Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut
c. Motivasi prestasi McCLELLAND
Teori lain mengenai kebutuhan manusia dipusatakan kepada kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini yang terutama dipopulerkan oleh David McClelland mendefinisikan kebutuhan berprestasi (need for achievement atau n Ach) sebagai keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, atau dengan lebih efisien dibandingkan yang telah dikerjakan sebelumnya. McClelland mengatakan bahwa pada beberapa orang bisnis kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat sehingga ia lebih termotivasi dibandingkan upaya mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasannya, individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang adalah merupakan tantangan tetapi masih bisa dicapai. Walaupun individu-individu tersebut tidak menghindari resiko sepenuhnya, mereka menilai resiko dengan sangat hati-hati. Individu yang termotivasi keinginan berprestasi tidak ingin gagal dan akan menghindari tugas-tugas yang melibatkan terlalu banyak resiko. Individu dengan keinginan yang rendah untuk berprestasi umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan risiko.
Memotivasi anggota-anggota organisasi
Orang-orang termotivasi atau menjalankan perilaku untuk memuaskan kebutuhan pribadi mereka. Oleh karena itu dari sudut pandang manajerial, memotivasi anggota organisasi adalah proses memberikan peluang pada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai hasil menjalankan perilaku produktif organisasi.
Arti penting memotivasi anggota-anggota organisasi
Kebutuhan dari anggota organisasi yang tidak terpenuhi akan menyebabkan munculnya perilaku anggota organisasi yang tidak semestinya. Wirausahawan yang berhasil didalam memotivasi oanggota organisasi akan meminimalisasi terjadinya perilaku anggota organisai yang diinginkan. Motivasi anggota organisasi yang berhasil adalah sangat penting bagi wirausahawan.
Strategi memotivasi anggota organisasi
Wirausahawan mempunyai berbagai strategi memotivasi anggota organisasi. Tiap strategi tersebut ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan anggota organisasai konsisten dengan yang diuraikan oleh hirarki kebutuhan Maslow, dan motif berprestasi McClallend.
Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan Model Proses Kewirausahaan
Menurut Inkeles (1974:24), Kualitas modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan social. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan dating bukan masa lalu, berencana, percaya diri, dan memiliki aspirasi, mempunyai keahlian, respek, hati-hati serta memahami produksi.
Ciri-ciri yang modern tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal, yaitu;
(1) Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi
(2) Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional
(3) Mempunyai jangkauan dan pand ngan yang luas terhadap berbagai masalah
(4) Berorientasi terhadap masa sekarang dan yang akan dating
(5) Selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan
Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986), pola tingkah laku kewirausahaan diatas tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
(1) Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan, dan kemauan kuat.
(2) Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antarpersonal, kepemimpinan dan manajemen
(3) Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.
(4) Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan sikap dan perilaku yang mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:
Ciri-Ciri Watak
Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu,kepercayaan diri memiliki keyakinan,optimism,individualitas,dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (zimmerer, 1996:7)
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relative, dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Keberanian Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambila resiko akan sukar memulai atau berinisiatif. (Yuyun Wirasasmita, 1994: 2), Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Dengan demikian, keberanian untuk menanggung yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko tang penuh dengan perhitungan dan realistis. Wirausaha situasi, resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Jadi, pengambilan resiko lebih menyukai tantangan dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreatifitas dan inovasi, Ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang duhasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sesuatu yang menambah nilai.
Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada saat ini. Meskipun terdapat rersiko yang mungkin terjadi, Ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan.
Pandangan yang jauh kedepan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
Disamping hal-hal tersebut diatas, bersadarkan pengalaman dan pendapat para praktisi bisnis/wirausaha dapat disarikan pula sifat-sifat terpenting wirausaha.
Sifat-sifat terpenting dari wirausahawan dikenal dengan Ten-D :
Dream (mimpi) : Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
Decisiveness (ketegasan) : Tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
Dors (pelaku) : Melaksanakan secepat mungkin.
Determination (ketetapan hati) : Komitmen total, pantang menyerah.
Dedication (dedication) : Berdedikasi total, tak kenal lelah.
Devotion (kesetiaan) : Mencintai apa yang dikerjakan.
Sifat-sifat penting lain dari Seorang Wirausahawan :
Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut
Percaya diri
Memiliki Ketrampilan
Berkarya, kreatif dan innovatif
Mencintai apa yang dikerjakan
Sumber:
Bachruddin, Zaenal, Mudrajad Kuncoro, Budi Prasetyo Widyobroto, Tridjoko Wismu Murti, Zuprizal, Ismoyo. 1996. Kajian Pengembangan Pola Industri Pedesaan Melalui Koperasi dan Usaha Kecil. LPM UGM dan Balitbang Departemen Koperasi & PPK, Yogyakarta.
Dwi, Benedicta Prihatin. 2003. Kewirausahaan: Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Ed III. Jakarta: Salemba Empat
Soetrisno, Loekman. 1995. “Membangun Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan: Suatu Tinjauan Sosiologis“, makalah dalam Diskusi Ekonomi Kerakyatan, Hotel Radisson, Yogyakarta, 5 agustus.
Wiratmo, Masykur. 1996. Pengantar Kewiraswastaan: Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis, Ed I. Yogyakarta: BPFE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar