Rizky Permaisari
“Keripik Kulit Ayam”
Sejak saya berumur 14 tahun tepatnya saat saya duduk di
kelas 2 SMP, saya sudah sangat suka membaca majalah yang berisi beraneka
resep-resep membuat makanan dan saya juga suka membuka-buka resep makanan di
google serta melihat video-video membuat makanan di youtube.
Tetapi karena keterbatasan biaya saya hanya mencatatnya, saya tidak pernah membeli berbagai macam bahan kue resep-resep tersebut untuk kemudian mencoba mempraktekannya.
Tetapi karena keterbatasan biaya saya hanya mencatatnya, saya tidak pernah membeli berbagai macam bahan kue resep-resep tersebut untuk kemudian mencoba mempraktekannya.
Saat itu hari libur tepatnya hari minggu pagi saya diajak
mama saya untuk belanja dipasar, saya melihat kulit ayam mentah yang sudah
dihilangkan lemaknya tergeletak diatas meja sang penjual ayam. Ternyata kulit
ayam yang sudah bersih tersebut dijual oleh sang penjual ayam, saya bilang ke
mama saya untuk membelikan kulit ayam tersebuut. Sesampainya dirumah saya cuci
kulit ayam tersebut dan saya hilangkan lemak yang masih tersisa hingga bersih.
Saya kasih bumbu kulit mentah tersebut dan saya menyiapkan tepung terigu yang
akan dibuat untuk menggoreng kulit ayam itu. Sehingga jadinya seperti ini..
sangat enak dan renyah, cocok dimakan dengan dicocol saus sambal dan menjadi
cemilan saya dan keluarga saat menonton tv.
Keesokan harinya saya membawanya ke sekolah untuk saya makan
pada jam istirahat, pada saat itu teman saya meminta dan setelah dimakan dia
berkomentar bahwa kulit ayam goreng tepung ini sangat enak dan renyah. Lalu
teman saya itu menanyakan bahwa saya beli keripik kulit tersebut dimana tapi
saya hanya bilang bahwa saya tidak membelinya karena hanya membuat sendiri
dirumah dan sedikit dibantu mama saat membuatnya.
Akan tetapi, teman saya tersebut malah memesan untuk
dibuatkan dan dia akan membelinya saat itu pesanan tersebut pun saya buatkan
dan saya jual keteman saya itu. Tidak sengaja teman-teman satu kelas saya yang
lain pun ikut memesan dan membelinya sejak saat itu tersebar dari mulut ke
mulut bahwa saya menjual keripik kulit sehingga banyak yang mengetahui dan
membelinya. Tidak hanya teman saya yang membelinya tetapi guru saya pun ada
yang membelinya juga. Dan akhirnya saya dan mama saya memutuskan untuk menjual
keripik kulit yang enak dan renyah tersebut ke kalangan sekolah SMP saya,
sedangkan mama saya memasarkan ke tetangga-tetangga saya. Saat itu saya menjual
dengan harga 5000 rupiah perbungkus. Untung dan omset yang dihasilkan dari
penjualan keripik kulit ayam pada saat itu sangat lumayan. Saya menjual keripik
kulit ayam tersebut saat saya kelas 2 SMP sampai kelas 3 awal, saya pun
memutuskan untuk mengurangi memasarkan dan menjual keripik kulit ayam karena
saya ingin fokus mempersiapkan diri untuk menghadapi UN. Setelah saya SMK
hingga sekarang, saya belum mulai menjual lagi karena bahan baku yaitu kulit
ayam mentah di pasar yang susah didapatkan karena jarang tersedia lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar