Memulai usaha es dawet cah mbanjar sampai menjadi ratusan outlet di indonesia sekarang ini penuh tantangan dan di butuhkan semangat tinggi. Bahkan untuk fokus di bidang ini, Hafiz Khoirul Rizal harus memilih untuk mengundurkan diri sebagai announcer di sebuah radio swasra dan TVRI Medan.
Ditahun 2007, bersama suami menemukan es dawet ini dengan melihat banyak pedagang es dawet ayu banjarnegara yang ada di medan, dimana mereka memperoleh omset Rp 300.000,- per gerobak dan pemiliknya saat itu memiliki 20 gerobak.Melihat prospek keuntungan itu, Bapak Hafiz dan istrinya langsung cari jalan untuk menekuni usaha ini. Diawali dengan menjumpai pemilik usaha es dawet tersebut. Lalu, Pemilik es dawet itu menceritakan bagaimana bisnis dawet itu dijalankan. Bermodalkan informasi itu, bapak hafiz dan istri nekat menekuni usahanya tersebut.
Awalnya banyak orang yang menganggap remeh dengan usaha ini. Apalagi, diawal usaha yang sempat mengalami masalah modal. Pengajuan modal usaha saat itu sangat sulit di lakukan karena usaha dawet dianggap usaha yang tidak menguntungkan. Tetapi semangat untuk terusmenggebu. Dengan bermodalkan Rp 500 ribu, digunakan untuk membeli gerobak dan bahan baku. usaha es dawet ini pun di mulai dengan berjualan tanpa karyawan di lokasi keramaian yakni kampus USU. Malangnya, semangat untuk berjualan dihari pertama diwarnai dengan kondisi hujan. Alhasi, keuntungan yang di bayangkan pupus sudah.
Namun, Kejadian itu terus memicu semangat untuk terus berjualan dan hasilnya padabulan ketiga modalnyapun kembali. lalu keuntungan berjualan pun untuk membeli gerobak, memperluas usaha dan sudah memiliki karyawan. Setelah berjalan lancar, pengelola es dawet banjar negara menawarkan untuk membeli bumbu inti cara membuat es dawet dan peralatan produksi senilai Rp 50.000.00,-.
Kesempatan yang datang itutidak didukung dengan modal yang cukup. Hal ini membuat panik dan bingung darimana mendapatkan modal. Padahal itu kesempatan emas untuk mengembangkan usaha tanpa bergantung lagi dengan pemiliknya Bapak Hafiz lalu memutar otakuntuk mencari caranya. Jadilah solusi di dapat dengan cara berhutang. Untunglah kesempatan emas itu diambil. Setelah mulai produksi sendiri , tahun 2008 mulailah menggunakan brand es dawet cah mbanjar. Bentuk gerobak dari model tradisional mulai dimodifikasi menjadi lebih modern.dan pemasaran di kembangkan dengan sistem waralaba dengan nilai investasi Rp 8.000.000,- pergerobak. Hinga tahhun 2011 sudah 270 gerobak yang tersebar di kota medan, aceh, padang, pekanbaru, palembang, surabaya, jakarta, solo, makasar dan palu. Berbagai penghargaan tingkat daerah berhasil diraih. Diantaranya adalah wirausaha muda mandiri 2008, Pemenang I UKM Bank Sumut Award 2008, ISMBEA Award 2011 Mentri Koperasi & UKM dan Pemuda Pelopor 2011.
Menghadapi perubahan yang kian pesat, es dawet cah mbanjar juga tanggap terhadap perubahan yang terjadi. Strategi pemasaran di lakukan dengan 'melek' social media. Dan terbukti sejak awal tahun focus menggunakan social media, peningkatan sales terjadi sampai 30% dan terus meningkat. Dari social media juga banyak mendapat tawaran untuk mengikuti pameran di dalam dan luar negri. Mulai dari pameran UKM Kementrian Koperasi dan UKM di gedung SMESCO jakarta, IFRA(International franchise License Business Consept Expo Conference) Jakarta Convention Centre Jakarta dan Asia Pasific Food Festival di singapura. Dengan visi menjadi world class company, es dawet terus melaju denga inovasi dan strategi bisni serta terus menyebar virus wirausaha terutama untuk kaum muda.
Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=l2mIlEeGZ2U
http://www.the-marketeers.com/archives/es-dawet-cah-mbanjar-pilihan-hati-menuju-bisnis-kelas- dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar