Bisnis
Cueva milik fikri
Abdullah Fikri Ismanto,
19 tahun, masih menempuh pendidikan di Fakultas Manajemen, Institut Teknologi
Bandung, dia adalah produsen CUEVA. Pendiri
Cueva terdiri dari 9 orang mahasiswa, nama perusahannya adalah earth company.
Mereka menekuni dunia bisnis kreatif di usia muda rata rata 19 tahun. Saat ini
produk hasil ciptaan mereka baru dipasarkan melalui sosial media. Produksi
maksimal Cueva adalah 24 buah dalam satu bulan.Awalnya pendiri ingin membuat
produk yang dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik. 9 pendiri ini
memikirkan produk apa yang inovatif, ada teknologinya dan bisa diterima
masyarakat. Ketemulah ide untuk membuat passive speaker.
Bisnis
Growbox milik annisa
Annisa Wibi Ismarlanti (lulusan jurusan
Ekonomi, Universitas Padjadjaran 2012) dan tiga rekannya dari jurusan
Arsitektur ITB 2012, yakni Ronaldiaz Hartantyo, Adi Reza Nugroho dan Robbi
Zidna Ilman, berbagi kisah mereka membangun Growbox.
Pendiri growbox terdiri
dari 4 orang pekerja, nama perusahaan nya adalah ideas Indonesia, keempat anak
muda ini menciptakan bisnis kreatif. Berawal dari keprihatinan mereka terhadap
banyaknya makanan instan di zaman modern menghantarkan mereka menciptakan media
tanam jamur tiram yang diberi nama growbox.
Sekarang growbox memiliki toko yang ada di Bandung sama di Jakarta, di Bandung growbox ada di Siete Cafe sama di Origin House and Kitchen. Kalau di Jakarta growbox ada di semua store-nya the Goods Dept Store. Di luar Bandung dan Jakarta, kami mengirimkan produk yang dibeli secara online melalui situs web kami.
Bisnis
Tonik milik Lia
Amalia Thessen ( lulusan jurusan
desain dan komunikasi visual, Universitas Trisakti ) dan telah berkecimpung di
dunia bisnis sejak semester enam, menjalankan bisnis aksesoris.Lia melihat
celah bisnis saat itu di mana para mahasiswa di kampusnya kerap berpenampilan
fashionable dan mengikuti trend model. Setelah lulus kuliah dia semakin
mengembangkan bisnisnya dan memiliki usaha bernama tonik atau toko unik.Tujuan
lia menjalankan bisnis ini adalah untuk meringankan ekonomi keluarga. Modal
pertama kali yang digunakan Lia adalah berasal dari uang jajan yang terkumpul.
bisnis baju batik milik dea
Dea Valencia merupakan seorang pengusaha
asal Semarang yang sukses membangun bisnis bernama Batik Kultur. Entrepreneur
muda yang satu ini merupakan alumni Sistem Informasi angkatan 2009 Universitas
Multimedia Nusantara. Awalnya dea hanya membantu ibunya menjual koleksi batik
namun ketertarikannya kepada batik berkembang sampai ia mulai berinisiatif
memproduksi batik dari berbagai daerah.Dea merubah batik-batik lama menjadi
kreasi yang berbentuk lebih menarik,tetaoi tetap menekankan pada unsur berbau
batik sehingga batik lama yang sudah tidak atau kurang menarik minat masyarakat
dan nilai jualnya pun renda,kini menjadi menarik dan memiliki nilai jual yang
tinggi. Untuk harga Dari dulu hingga
sekarang, harga yang dibanderol sebenarnya hampir sama, berkisar antara Rp 225.000
hingga Rp 1.400.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar