PRODUKTIVITAS DALAM KEWIRAUSAHAAN
PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah jumlah yang dihasilkan setiap
pekerja dalam jangka waktu tertentu. Produktivitas tergantung pada perkembangan
- perkembangan tekno-logi, alat-alat produksi, organisasi dan manajemen,
syarat-syarat kerja dan faktor-faktor lain (Husnan &
Ranupandojo, 1986).
Dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat
faktor kuantitas saja, tetapi juga faktor kualitasnya. Sebagai contoh, jika
seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan lalu, dan sekarang dihasilkan 23
unit, maka dikatakan produktivitasnya meningkat 15%. Jika seseorang
menghasilkan 20 unit produk bulan lalu dan sekarang tetap 20 unit, tetapi dalam
kualitas yang lebih baik, maka dikatakan produktivitasnya juga meningkat.
Melihat hal tersebut di atas, maka produktivitas dapat
diukur menurut tiga tingkatan, yaitu:
1.
Individu
2.
Kelompok
3.
Organisasi
Ketiga kelompok diatas yang terdapat dalam organisasi
bisnis dapat diukur produktivitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus
dipertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu:
1.
Untuk
tujuan Strategi; apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang telah
digariskan.
2.
Efektifitas;
sampai tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kuantitas dan
kualitas.
3.
Efisiensi;
bagaimana perbandingan output terhadap input, dimana pengukuran output termasuk
didalamnya kuantitas dan kualitas.
Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada suatu
saat disebut dengan pengukuran produktivitas parsial (partial productivity
measurement), dan pengukuran produktivitas untuk seluruh masukan pada suatu
saat disebut dengan pengukuran produktivitas total (total productivity
measurement).
KONSEP TECHNOPRENEURSHIP DALAM ENTREPRENEUR
Menurut (Scarborough &
Zimmerer, 1996), Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah
bisnis baru dengan mengambil resiko ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan berbagai
sumber daya. “Technopreneurship” terdiri dari “Technology” dan
“Entrepreneurship” yang dapat dijelaskan sebagai proses pembentukan dan
kolaborasi antara bidang usaha dan penerapan teknologi sebagai instrumen
pendukung dan sebagai dasar dari usaha itu sendiri, baik dalam proses, sistem,
pihak yang terlibat, maupun produk yang dihasilkan.
Konsep technopreneurship sebagaimana diungkapkan di
atas pada dasarnya mengintegrasikan antara teknologi dengan keterampilan
kewirausahaan (enterpreneurship skills). Dalam konsep technopreneurship ini basis
pengembangan kewirausahaan bertitik tolak dari adanya invensi dan inovasi dalam
bidang teknologi.
REFERENCES:
Husnan, S., & Ranupandojo, H. (1986). Manajemen
personalia.
Scarborough, N. M., & Zimmerer,
T. W. (1996). Effective small business management: An entrepreneurial
approach.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar