MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA MELALUI MOTIVASI
Muhammad Agi Bahrul Faiz (@V36-AGI)
Abstrak
Produktivitas berarti perbandingan antara keluaran dan masukan, sedangkan motivasi adalah proses inisiatif yang dilakukan oleh tindakan sadar untuk mencapai tujuan. Sebagian besar peneliti motivasi telah mengembangkan teori yang berbeda untuk memprediksi motivasi, salah satunya: teori yang telah dikembangkan adalah teori harapan yang dianggap sebagai alat terbaik yang menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kemungkinan yang dilampirkan seseorang pada perusahaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, kinerja, dan penghargaan yang memuaskan tujuan pribadi. Jadi, pada prinsipnya motivasi diberikan oleh perusahaan dalam bentuk apapun, artinya untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
kunci : Produktivitas, Motivasi
Pendahuluan
Masyarakat adalah penopang utama seluruh kegiatan sosial ekonomik. Produktivitas sebagai penggerak utama proses ini dipengaruhi oleh kualitas masyarakat untuk mencapai kemampuan penuh dan berjuang untuk memperbaiki kehidupannya. Banyak faktor seperti lingkungan, pendidikan, teknologi, sumber daya, distribusi dan lain-lainnya memberi dampak kepada produktivitas dan dipengaruhi oleh produktivitas. Dalam perspektif yang lebih luas, produktivitas dipersepsi sebagai proses untuk menentukan dimensi guna melaksanakan perbaikan kualitas hidup. Jadi, pada dasarnya bahwa perbaikan produktivitas merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemakmuran. Sehingga perlu ditanamkan pada masyarakat atau karyawan suatu organisasi untuk memiliki suatu himpunan nilai-nilai yang membentuk tata laku produktivitas untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Pembahasan
Pengertian Produktivitas
Produktivitas adalah jumlah yang dihasilkan setiap pekerja dalam jangka waktu tertentu. Produktivitas tergantung pada perkembangan - perkembangan tekno-logi, alat-alat produksi, organisasi dan manajemen, syarat-syarat kerja dan factorfaktor lain (Ranupandojo dan Husnan, 1999:133). Atau ada pula yang hanya menyatakan bahwa produktivitas ialah kuantitas atau volume dari produk ataujasa yang dihasilkan. Akan tetapi banyak pula pandangan menyatakan bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas produk yang dihasilkan. Yang harus juga dipakai sebagai pertimbangan untuk mengukur tingkat produktivitas. Jadi, dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat faktor kuantitas saja, tetapi juga faktor kualitasnya.Sebagai contoh, jika seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan lalu, dan sekarang dihasilkan 23 unit, maka dikatakan produktivitasnya meningkat 15%. Jika seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan lalu dan sekarang tetap 20 unit, tetapi dalam kualitas yang lebih baik, maka dikatakan produktivitasnya juga meningkat. Melihat hal tersebut di atas, maka produktivitas dapat diukur menurut tiga tingkatan , yaitu : 1. Individu 2. Kelompok 3. Organisasi
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS
ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, yaitu : managerial processes, managerial leadership, dan motivation.
a. Managerial Processes; menyangkut perihal merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Dengan demikian pekerjaan dapat dijalankan dengan lancar dan sempurna. Jika organisasi strukturnya tidak benar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka tingkat produktivitasnya akan menurun.
b. Managerial Leadership; berhubungan dengan tujuan perusahaan penyediaan kondisi kerja, ruangan, ventilasi, peralatan, yang dapat mendorong pekerja bekerja lebih giat dan semangat.
c. Motivation; yaitu faktor-faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif, meningkatkan prestasi, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi.
Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang mempengaruhi produktivitas, yaitu :
a. Government regulation; yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini dapat menurunkan produktivitas, maupun meningkatkan produktivitas.
b. Union; yaitu organisasi karyawan, serikat pekerja. Hal ini juga dapat menurunkan produktivitas maupun meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini harus dijaga bagaimana terjalin hubungan harmonis antara manajemen dengan karyawan melalui serikat pekerjanya.
c. Inovation; ini menyangkut penemuan baru dalam bidang teknologi yang menyebabkan alat produksi lama menjadi kuno, tidak efisien, ketinggalan mode. Siapa yang lebih cepat menerapkan teknologi baru, biasanya akan mendahului para saingannya dan dapat memenangkan persaingan yang terjadi di pasar.
Dari uraian di atas, jelas bahwa produktivitas tidak hanya masalah bagaimana karyawan harus bekerja keras saja, tetapi yang penting bekerja sama dengan manajemen, dengan pemimpin yang luwes (smarter), membuat pekerjaan lebih mudah, sederhana, cepat dan efisien. Seorang wirausaha yang berhasil harus mempertimbangkan semua komponen produktivitas yang tersebut di atas, serta mengantisipasinya lebih dini, agar kegiatan wirausaha dapat berjalan dengan sukses dan mencapai kemajuan.
PENGERTIAN MOTIVASI
Produktivitas suatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemauan para karyawan untuk bekerja lebih giat. Agar karyawan lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu diberi motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya tingkah laku manusia dilakukan secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Disinilah letaknya peran penting dari motivasi.
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan.
Jadi kekuatan motif ini dapat berubah karena :
a. Terpuaskannya kebutuhan; Bila kebutuhan telah terpuaskan maka motif akan berkurang, dan beralih kepada kebutuhan lain dan seterusnya.
b. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya ke arah lain.
Adanya frustasi memberikan beberapa kemungkinan terhadap kekuatan motif. Pertama bisa menimbulkan patah semangat, dan tidak mau mencoba lagi, akibatnya produktivitas atau prestasi kerja dari karyawan akan menurun. Namun ada pula karyawan yang karena frustasi memberikan balikan yang sangat positif, lalu dia akan mencoba lagi sekuat tenaga.
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Dari aspek perilaku, motivasi bersangkutan dengan sesuatu yang mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Para peneliti motivasi telah mengembangkan berbagai teori untuk memprediksi motivasi, antara lain:
Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow
Teorinya tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurut Maslow ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu :
1. Fisiologis (Physiological); merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia, seperti rasa lapar, haus, seks, perumahan, tidur dan sebagainya.
2. Keamanan (security); merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan.
3. Sosial (affiliation); Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
4. Penghargaan (recognition); Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
5. Aktualisasi Diri (self actualization); Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Teori Motivasi Hawthorne
Suatu hal yang sangat berarti dan sangat penting ditemukan bahwa untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor human relation. Jika karyawan mendapat perhatian khusus secara pribadi terhadap dirinya dan juga terhadap kelompoknya, maka produktivitasnya akan meningkat. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus pandai mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan. Beri mereka pujian spontan, atau tepuk bahunya, sebagai tanda kebanggaan pimpinan memiliki karyawan seperti dia. Inilah yang dikenal sebagai ”Manajemen Tepuk” yang memberikan andil dalam meningkatkan produktivitas.
Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor)
Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka dipimpin , tidak punya tanggung jawab dan ingin selamat saja, ia dimotivasi oleh uang, keuntungan dan ancaman hukuman. Manager yang menganut teori X akan menganut sistem pengawasan dan disiplin yang ketat terhadap para pekerja. Sedangkan Teori Y mengasumsikan bahwa orang itu malas bukan karena bakat atau pembawaan sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus dibangkitkan atau dirangsang oleh pimpinan. Inilah tugas manajer, yaitu membangkitkan daya kreasi para pekerja. Kedua teori ini jangan disimpulkan bahwa teori X jelek dan teori Y baik. Teori X dan Y hanya memberikan kirakira arah atau kecenderungan orang. Orang yang menganut teori Y untuk hal tertentu, namun ia juga harus memimpin dan mengawasi para pekerja menurut teori X.
Teori Expectancy (harapan) dari Vroom
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori Motivasi Vroom. Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi :
a. manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya, oleh karena itu ia mempunyai urutan kesenangan (preference) diantara sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang dia harapkan.
b. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan.
Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer
yer Model Porter dan Lawyer menyatakan bahwa upaya (kekuatan dari motivasi dan energi yang dicurahkan) tergantung pada nilai imbalan serta probabilitas untuk memperoleh imbalan itu. Persepsi upaya dan probabilitas imbalan itu sebaliknya dipengaruhi juga oleh hasil penampilan sesungguhnya (actual performance). Jelas bahwa bila seseorang tahu dia mampu mengerjakan suatu tugas atau pernah mengerjakannya maka dia memiliki perkiraan yang lebih baik mengenai upaya yang dibutuhkan dan mengetahui lebih baik probabilitas imbalannya. Penampilan sesungguhnya dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh upaya yang dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan persepsinya tentang tugas. Penampilan, sebaiknya dilihat dari imbalan instrinsik (seperti rasa keberhasilan dan aktualisasi diri) dan imbalan ekstrinsik (seperti kondisi kerja dan status). Setelah imbalan dianggap seimbang, maka terjadilah kepuasan.
KESIMPULAN
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara yang dihasilkan (output) dengan apa yang dimasukkan (input). Produktivitas dipengaruhi oleh kekuatan internal, yaitu : Managerial processes, managerial leadership, dan motivation, serta kekuatan eksternal, yaitu: Government regulation, Union dan Inovation. Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Dimana seorang karyawan apabila secara sadar merasakan bahwa sasaran perusahaan ada kesesuaian dengan sasaran/tujuan pribadinya, maka akan termotivasi untuk bekerja lebih giat untuk mencapai sasaran tersebut. Ada beberapa peneliti motivasi yang telah mengembangkan berbagai teori untuk memprediksi motivasi, dan diantara teori motivasi yang dikembangkan tersebut, expectancy theory merupakan alat terbaik untuk memprediksi motivasi, karena menurut teori tersebut, perilaku seseorang dipengaruhi oleh probabilitas yang dilekatkan orang tersebut terhadap hubungan berikut ini : usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan, kinerja dan penghargaan, serta penghargaan yang memuaskan tujuan pribadi. Jadi, pada dasarnya motivasi yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk apapun, dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Daftar Pustaka
Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Martoyo, Susilo. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Hardjosoedarmo, Soewarso. 1996. Total Quality Management. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sinungan, M. 1995. Produktivitas, Apa dan bagaimana. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar