Rizky Dimas Dhayana
@T24-Dimas
A.
Pendahuluan
Untuk memperpanjang daur hidup produk, para pengusaha tidak
hanya harus menjaga kualitas produk yang ada, namun juga melakukan strategi pengembangan
produk karena hal tersebut akan membentuk masa depan perusahaan yang ada.
Product life cycle didefinisikan sebagai waktu suatu produk mampu memenuhi
kebutuhan konsumen sejak lahir sampai diputus kan dihentikan pemasarannya
(Hesterly, 2008). Lama daur hidup produk berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya.
Ebrahim (2010) menjelaskan bahwa daur hidup produk akan
mengalami penurunan setiap tahun sedangkan kebutuhan pelanggan akan meningkat
dengan sangat drastis. Apabila perusahaan tidak segera menanggapi permintaan
pelanggan yang ada, maka perusahaan dapat mengalami penurunan penjualan seiring
berjalannya waktu sehingga dapat mempercepat akhir siklus hidup produk. Untuk
menanggapi permintaan pasar yang semakin bervariasi, maka suatu perusahaan
memerlukan adanya proses pengembangan produk sehingga dapat berdampak positif
bagi kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Jumlah UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun
2008-2012. Semakin berkembangnya jumlah UMKM maka semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang erserap
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Hal
tersebut tentu akan meningkatkan sumbangan UMKM terhadap PDB Indonesia. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa UMKM merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian Indonesia. Perkembangan jumlah UMKM tersebut tentu tidak lepas
dari adanya peranan strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk di
dalamnya yaitu strategi pengembangan produk. Melalui strategi ini, UMKM tidak
hanya dapat menambah volume penjualan dan laba, namun juga dapat memberikan
nilai tambah bagi konsumen karena dengan semakin banyaknya variasi produk yang
dihasilkan maka kebutuhan konsumen pun dapat semakin terpenuhi (Badriyah,
2014).
Permasalahan yang sering terjadi di era informasi ini yaitu
perusahaan kehilangan posisi keunggulannya karena mereka tidak melakukan
inovasi produknya, sedangkan pesaing berinovasi sekaligus memanfaatkan
teknologi terbaru sehingga produk pesaing lebih digemari. Tujuan dari inovasi
produk sendiri bisa bervariasi, seperti mengembangkan produk baru, meningkatkan
sifat produk, dan meningkatkan kualitas produk tersebut (McKeown, 2008). Salah
satu inovasi yang harus dilakukan adalah pengembangan produk. Pengembangan
produk merupakan inovasi yang melibatkan produk baru dengan karakteristik
produk yang telah ada. Perusahaan yang ingin bertahan harus melakukan
pengembangan produk terus menerus karena kebuuhan dan keinginan konsumen terus
berubah. Dalam persaingan industri makanan, daya saing merupakan situasi di
mana perusahaan memperoleh keuntungan karena menjawab dengan tepat kebutuhan
konsumen dibandingkan pesaingnya (Mcllveen, 1994).
Hal ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan
produk sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan mencari ide untuk
mengembangkan produk sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen hingga tahap
komersialisasinya tepat (Rudolph, 1995). Perusahaan juga perlu mengelola sumber
inovasinya, memahami konsumen serta pasar, dan menargetkan pasar secara tepat
dengan inovasi yang tepat, sesuai dengan kesediaan konsumen untuk membayar
atribut produk baru. Namun beberapa konsumen tidak semuanya memiliki kesediaan
yang sam
B. Pengertian Product
Development
Dilansir dari laman Product Plan, product
development merupakan berbagai tahapan yang dilakukan untuk mengembangkan
suatu produk dalam suatu konsep atapun ide dengan market release, dll. Sedangkan
dikutip dari laman Tech Target, product development adalah
berbagai langkah yang didalamnya mencakup pembuatan suatu konsep, pengembangan,
desain, serta pemasaran produk yang baru diciptakan ataupun baru melakukan
suatu upaya rebranding. Berdasarkan kedua penjelasan diatas, maka bisa
kita tarik kesimpulan bahwa product development adalah suatu upaya
dalam mengembangkan dan juga merubah suatu produk. Product development merupakan
salah satu strategi agar sebuah perusahaan mampu bertahan dalam iklim
persaingan yang ketat serta mampu merangkul lebih banyak konsumen potensial
seiring perkembangan tren selera akan suatu produk.
Di antara berbagai jenis usaha yang populer
dalam dunia bisnis, usaha produksi makanan dan minuman merupakan bisnis yang
memiliki pasar potensial sangat luas sekaligus tingkat persaingan yang
tinggi. Jika anda perhatikan, perusahaan produsen makanan dan minuman yang
populer seperti Indofood dan Nestle memiliki banyak sekali varian produk yang
beragam baik itu dari segi jenis produk, kemasan, rasa, proses pengolahan dan
sebagainya. Jika Anda ingin mendapatkan materi presentasi yang bagus tentang strategi
pemasaran, strategi bisnis dan personal development.
Hal ini membuat kedua perusahaan tersebut menjadi raksasa dalam
bidang bisnis produksi makanan dan minuman karena mereka memberi banyak pilihan
kepada konsumen, konsisten dalam mengikuti perkembangan selera konsumen
sekaligus memberi pilihan kepada kelompok konsumen yang berbeda-beda.
Tidak bisa dipungkiri bahwa product development merupakan bagian
dari strategi bisnis yang penting sehingga pengusaha makanan dan minuman
berskala kecil yang serius pun biasanya sudah memikirkannya sejak awal memulai
bisnis; biasanya ide yang muncul di awal adalah pembuatan produk dengan
beberapa pilihan rasa dan bukan hanya satu.
C. Pentingnya Produk Developmen
Seperti yang sudah kita rasakan bersama bahwa
zaman akan selalu terus berkembang, dan teknologi serta tren masyarakat pun
silih berganti. Sehingga, bisa dipastikan Anda akan sangat jarang menemukan
produk yang tidak melakukan perubahan apapun namun tetap laku dalam kurun waktu
yang lama. Walaupun memang ada produk seperti komputer AT&T yang masih laku
selama beberapa periode, tapi tetap saja tidak banyak perusahaan yang bisa
bertahan dengan cara seperti itu, terlebih lagi untuk beberapa bisnis kecil.
Untuk itu, setiap perusahaan wajib melakukan
kolaborasi terkait ide, kreativitas, dan penemuannya untuk mengembangkan suatu
produk agar bisa terus disukai oleh pelanggannya. Ketiganya tergabung bersama
dalam komponen product development. Dilansir dari laman Inc,
Biasanya, ada aspek lain yang harus ada dalam suatu proses product
development, yaitu, manufacturing, design, engineering, market positioning,
distribusi, marketing, serta penjualan.
D. Tahapan Product Development
1. Penciptaan Ide
Menciptakan ide atas suatu produk baru adalah
tahap pertama yang harus ada dalam pengembangan produk baru. Dalam proses
penciptaan ide baru ini, pihak perusahaan harus mampu mengikuti berbagai upaya
sistematika dalam menciptakan produk baru. Umumnya, akan ada banyak sekali ide
produk dalam proses penciptaan ide ini. tapi, tentu saja semua ide tersebut
harus bisa dilanjutkan ke dalam tahapan selanjutnya, sehingga akan ada banyak
sekali ide baru yang terseleksi pasca melewati beragam syarat kelayakan dalam suatu
ide produk.
2. Penyaringan Ide
Tahapan lain yang harus dilakukan pasca
mendapatkan ide baru adalah melakukan penyaringan terkait seluruh ide produk
yang di dapatkan. Penyaringan ini dilakukan agar bisa mendapatkan ide produk
yang benar-benar layak agar bisa diproses ke tahap selanjutnya, mengurangi
biaya pembuatan produk, meminimalisir risiko gagal, serta untuk memilih ide
produk yang dinilai sempurna dan bisa diproduksi oleh perusahaan saja.
Mungkin saat mencari ide produk, Anda punya
pertanyaan “Nungguin ide kok enggak lewat-lewat ya?” Sebaiknya, jangan
menunggu ide datang. Jemput ide itu menggunakan SCAMPER model, yaitu teknik
mendapatkan ide dengan menjawab tujuh pertanyaan utama seputar produk.
Elemen dalam SCAMPER
meliputi Substitute, Combine,
Adapt, Modify, Put another use, dan Eliminate. Anda bisa menggunakan salah satu
atau gabungan elemen-elemen tersebut ketika mengembangkan ide produk.
sumber:
pinterest
Sebagai contoh, umumnya produk orange juice
berbentuk minuman dalam kemasan botol. Nah, Anda bisa menciptakan produk baru
minuman jeruk tersebut dengan bentuk bubuk atau padat dalam kemasan sachet.
sumber: medium
Orange juice bubuk tentu lebih praktis dibawa
kemana-mana dan bisa dinikmati kapan saja dengan menambahkan air sesuai selera.
Combine
“Fungsi dan bahan apa yang bisa digabungkan
dalam suatu produk baru?” adalah pertanyaan yang perlu Anda jawab
ketika menerapkan elemen Combine. Katakanlah Anda memiliki produk orange
juice dalam bentuk bubuk. Lalu, Anda melihat bahwa pasar juga menyukai krimer.
Nah, Anda bisa memasukkan krimer ke dalam orange juice bubuk Anda menjadi
sebuah produk baru.
sumber: medium
Tak hanya soal bahan, Anda bisa menggunakan
Combine untuk menggabungkan dua fungsi yang berbeda dalam suatu produk. Cara
ini bisa digunakan untuk produk barang maupun layanan jasa. Contohnya,
Niagahoster memiliki produk layanan hosting website dan beragam
pilihan domain yang
merupakan produk dengan fungsi berbeda. Namun, dengan menawarkan kedua
produk bersamaan, ada value lebih yang diberikan untuk pelanggan, yaitu lebih
mudah membuat website untuk identitas online. Bahkan, penawaran tersebut
termasuk domain dan SSL gratis untuk mengamankan website sehingga lebih siap untuk
online.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Setelah menemukan ide produk dan penyaringan
ide, maka hal lain yang harus dilakukan adalah mengembangkan konsep dan menguji
konsep produk baru. Dalam hal ini, konsep merupakan hasil dari upaya
pengembangan atas berbagai ide yang sudah diseleksi, yang mana konsep produk
tersebut harus bisa dinyatakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bisa lebih
dimengerti oleh target market dalam suatu segmen tertentu.
•
Pengembangan
Konsep
Dalam hal ini, pengembangan konsep dilakukan
untuk mengembangkan ide yang sudah diseleksi menjadi suatu konsep produk agar
bisa diproses lebih lanjut. Untuk itu, dalam product development harus
dibuat beberapa alternatif lain yang bisa disesuaikan dengan keperluan pasar
yang dinilai paling menarik.
•
Pengujian
Konsep
Konsep baru yang sudah dikembangkan wajib diuji
lebih lanjut dengan target konsumen yang dituju dalam skala kecil terlebih
dahulu. Berbagai konsep ini bisa disajikan dalam beragam bentuk. Untuk beberapa
jenis produk tertentu, bisa disajikan dalam suatu gambar ataupun deskripsi
kata. Intinya, pesan penting yang ingin disampaikan oleh pihak perusahaan harus
mampu diterima dengan mudah dan baik oleh target pelanggan. Setelah konsep tersebut
bisa dijelaskan secara detail kepada target pelanggan, maka berilah mereka
pertanyaan terkait ketertarikannya dan nilai pada produk dari masing-masing
konsep yang sudah diciptakan.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah sudah menemukan atau sudah memilih
produk baru, maka tahap selanjutnya adalah menyusun dan juga mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang harus dikembangkan akan
dimulai dari strategi awal, yakni meluncurkan produk baru ke pasar, sampai
produk tersebut bisa diterima oleh pasar mulai menampilkan perkembangannya.
5. Analisis Bisnis
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan jika
sudah memutuskan konsep produk dan juga strategi pemasaran adalah melakukan
evaluasi terkait daya tarik bisnis pada produk baru yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Dalam tahapan ini, nantinya diperlukan peninjauan ulang terkait
proyeksi penjualan, biaya dan juga keuntungan penjualan dari produk baru
tersebut, tujuannya adalah agar bisa mengetahui seluruh faktor tersebut mampu
memenuhi tujuan utama perusahaan.
Apabila nantinya hasil analisa bisnis ternyata
menunjukan nilai yang positif atau sudah sesuai dengan tujuan utama perusahaan,
maka produk bisa dipindahkan pada tahapan selanjutnya, yakni tahap pengembangan
produk. Proyeksi penjualan tersebut bisa diperoleh dengan memantau riwayat
produk lain dari perusahaan, akan lebih baik lagi jika produk tersebut masih
dalam satu kategori tertentu.
Selain itu, bisa juga dengan memantau produk
yang sama di pasar, memantau perkembangannya, dan apa saja yang harus dilakukan
dan dihindari demi mencapai hal tersebut. Selanjutnya, gabungkan dengan
berbagai strategi pemasaran yang tepat, distribusi penjualan yang baik, serta
promosi dan komunikasi yang ingin disampaikan. Dalam proyeksi penjualan ini, pihak
perusahaan juga harus membuat angka penjualan minimal dan maksimal agar bisa
melihat risiko yang mungkin nanti akan terjadi. Selain itu, hal ini juga akan
berguna untuk melihat perkiraan biaya dan tingkat keuntungan yang bisa diraih
dari penjualan produk tersebut. Berdasarkan hasil dari analisa tersebut, maka
nantinya perusahaan akan melihat dari sisi finansial dan menilai seberapa
menarik bisnis pada produk tersebut.
6. Pengembangan Produk
Dalam tahapan ini, produk yang sedang dikembangkan
tersebut umumnya belum produk yang sebenarnya, tapi hanya berupa suatu konsep
produk dalam rangkaian kata, video animasi, gambar, atau suatu prototype
produk. Bila sudah melewati tahap analisa bisnis, maka nantinya akan
dilanjutkan dengan pengembangan pada produk yang sesungguhnya. Nantinya,
konsumen sendirilah yang akan melakukan evaluasi terkait produk pra-rilis atau
produk prototipe tersebut, karena pengalaman mereka akan sangat berguna dan
bermanfaat dalam tahap pengembangan produk.
7. Uji Pemasaran
Sebelum suatu produk benar-benar diluncurkan ke
pasar yang diiringi dengan strategi pemasarannya, maka sebelumnya harus
dilakukan uji pemasaran pada pasar yang sesungguhnya, namun dalam skala kecil
saja.
Dengan begitu, maka perusahaan dan pihak
pemasar akan bisa mendapatkan gambaran dan juga pengalaman terkait pemasaran
produk tersebut, sebelumnya nantinya benar-benar dijual dalam skala yang lebih
luas, yang mana hal tersebut akan memerlukan biaya pemasaran yang sangat
banyak.
8. Komersialisasi
Tes pemasaran yang dihasilkan seharusnya sudah
mampu memberikan gambaran terkait prospek pada produk baru tersebut. Berdasarkan
hasil dari tes pemasaran tersebut, nantinya pihak manajemen perusahaan bisa
memutuskan apakah produk baru tersebut bisa diluncurkan, ditunda, atau bahkan
membatalkannya. Nah, jika manajemen perusahaan sudah yakin ingin meluncurkan
produk baru, maka pihak perusahaan harus mempersiapkan berbagai kegiatan lain,
yakin kegiatan komersialisasi, yang dimulai dari persiapan produksi dalam kapasitas
yang lebih besar, persiapan untuk kegiatan peluncuran produk baru seperti
promosi penjualan, iklan, distribusi dalam cakupan yang lebih besar, serta
berbagai kegiatan pemasaran lain. Kita tentu sudah mengetahui bahwa hanya
sedikit sekali produk yang bisa berhasil masuk dan sukses di pasar yang luas.
Nah, untuk memini
F. Tips mengembangkan produk
1. Melakukan pencampuran rasa dari rasa primer yang sudah dimiliki
produk anda untuk menciptakan sensasi rasa baru. Contohnya seperti produk Fruit
Tea dari Sosro yang mulanya hanya memiliki rasa primer seperti teh apel, teh
lemon dan teh stroberi namun kemudian membuat variasi produk dengan rasa
campuran seperti teh apel-lemon dan teh stroberi-blackcurrant.
2. Melakukan penggabungan bahan yaitu
menambahkan bahan baru ke dalam bahan utama dimana kedua bahan ini merupakan
struktur makanan yang solid dan bisa berdiri sendiri-sendiri (bukan menambahkan
bumbu ke dalam bahan makanan). Contohnya adalah produk bubur gandum Quaker
Oatmeal yang memiliki produk oatmeal yang dicampur dengan potongan pisang serta
buah arbei, di luar oatmeal biasa.
3. Melakukan inovasi pada cara pengolahan atau konsumsi makanan dan
minuman tersebut. Misalnya produk keripik sayuran yang sekarang sedang populer
yang dibuat dari sayuran hijau, atau produk jus yang bisa dibekukan menjadi es
lilin.
4. Membuat kemasan yang unik dan menjadi ciri khas tersendiri bagi
produk tersebut. Misalnya, produk Gulaku yang kini mengeluarkan kemasan
bergambar buah dengan resep yang menggunakan buah tersebut di belakang
bungkusnya, kemasan stik dengan desain trendi serta kemasan khusus bertema
kebudayaan Indonesia.
5. Membuat produk dengan pengemasan spesial untuk hari-hari
istimewa, misalnya produk cokelat dalam kemasan cantik mirip parsel untuk
penjualan menjelang lebaran atau produk minuman soda yang dijual dalam paket
cantik lengkap dengan harga khusus untuk penjualan menjelang Natal.
6. Melakukan segmentasi
produk dengan menambahkan formulasi khusus atau
cara pengolahan tertentu seperti memberi tambahan kalsium dan vitamin atau
menggunakan bahan-bahan yang lebih sehat; contohnya adalah Indomilk yang
mengeluarkan susu tinggi kalsium untuk orang dewasa disamping produk susu untuk
anak-anak serta produk mi hijau yang rendah kalori dari mi instan lainnya.
7. Usaha makanan dan minuman merupakan bisnis yang memiliki tingkat
persaingan tinggi, terutama karena konsumen bisa cepat merasa bosan terhadap
suatu produk jika produsennya tidak mengeluarkan variasi produk setelah
beberapa lama.
8. Product development merupakan bagian dari strategi bisnis yang
harus dipikirkan oleh perusahaan produsen makanan dan minuman apapun bahkan
sejak sebelum produknya mulai dibuat.
G. Kesimpulan strategi pengembangan produk untuk umkm
Sebelum menerapkan strategi pengembangan produk pada usahanya,
para pemilik usaha mikro tersebut juga tidak lupa untuk memperhatikan beberapa
faktor internal perusahaannya. Adapun faktor internal yang diperhatikan antara
lain yaitu relasi dan kemampuan SDM yang dimiliki. Relasi yang dimaksud yaitu
relasi dengan konsumen yang dapat mempermudah proses penjualan produk baru.
Selain itu, dengan memiliki relasi yang baik dengan konsumen, para pemilik
usaha mikro juga dapat mengetahui evaluasi konsumen terhadap produk baru yang
hendak dibuatnya. Konsumen yang dimaksud bukan hanya para konsumen tingkat
akhir saja, melainkan termasuk juga para sales karena mereka seringkali
memberikan inspirasi kepada para pemilik usaha mikro partisipan untuk membuat
inovasi produk baru lainnya. Di samping itu, para pemilik usaha mikro juga
memperhatikan kemampuan SDM yang dimilikinya.
Mereka akan memproduksi produk yang mampu dibuat oleh mereka
sehingga menjadi lebih mudah. Selain faktor internal, faktor eksternal
perusahaan pun juga tak luput dari perhatian para pemilik usaha mikro ketika
hendak menerapkan strategi pengembangan produk dalam usahanya. Adapun faktor
eksternal yang mereka perhatikan yaitu bahan baku, permintaan pasar, dan
pesaing. Bahan baku yang dimaksud yaitu mengenai harga dan ketersediaannya di
pasar. Para pemilik usaha mikro akan memilih untuk menggunakan bahan baku yang
memiliki harga yang terjangkau serta mudah untuk didapatkan di pasar sehingga
tidak menyebabkan harga kue menjadi mahal. Selain itu, permintaan pasar juga
dijadikan faktor yang penting dalam menerapkan strategi pengembangan produk
karena hal itu menandakan bahwa pasar telah siap untuk menerima inovasi produk
yang baru sehingga dapat membuat produk menjadi laku ketika dijual.
Permintaan pasar juga dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi
bagi para pemilik usaha PARSIMONIA, VOL. 2. NO. 1. APRIL 2015 : 21-33 30 mikro
ketika mereka hendak menciptakan suatu inovasi produk baru. Di samping bahan
baku dan permintaan pasar, para pemilik usaha mikro juga memperhatikan pesaing
ketika hendak menerapkan strategi pengembangan produk karena pesaing dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kesukesan produk yang dihasilkannya
serta tolok ukur terhadap reaksi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, N. (2014). Pengaruh Pengembangan Produk Terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Pada Perusahaan Roti Lupi di Kecamatan
Kembangbahu. (Tesis). Retrieved
from http://www. journal.unisla.ac.id/index.php?p=journal&id=11
Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Endrawarti, O. (2017,
Februari 7). Prospek Industri Makanan dan Minuman Dalam Negeri Cerah. Retrieved
October 10, from Cerah. Retrieved October 10, 2017, from https:// ekbis.sindonews.com/read/1177763/34/prospek-industri-makanan-dan- minuman-dalam-negeri-cerah-1486460879.
Primus, J. (November, 2017). Begini Cara Menjaga Per tumbuhan
Industri Makanan dan
Minuman.
Retrieved Retrieved December 25, 2017, from http://
ekonomi.kompas.com/read/2017/11/24/1
53929226/begini-cara- menjaga- pertumbuhan-industri-makanan-dan-minuman
Degeneffe, D.J. (2012). New Product Development Process in Food
Marketing APEC. New Jersey : Pearson Prentice Hall.