Kreatifitas
Dalam Wirausaha
Oleh : Muhamad Rachmat Qidam (U-28
Rachmat)
1. Pendahuluan
Kreatifitas
Setiap individu pada zaman
globalisasi ini dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan tujuan, hal
tersebut dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, indivdu dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif agar dapat bersaing
di era globalisasi saat ini. Untuk menunjang pemahaman kita mengenai
kreativitas, berikut disajikan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
kreativitas.
Kreativitas merupakan daya
menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan perhatian, kemauan, kerja keras dan
ketekunan. Menurut Sulaiman Sahlan dan Maswan, kreativitas adalah ide atau
gagasan dan kemampuan berpikir kreatif. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang dimaksud dengan kreativitas ialah kemampuan untuk mencipta daya cipta.
Pendapat lain menyebutkan
kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru ini :
a)
Kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsure,
data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b)
Kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya. Conny Semiawan (1984).
Dari definisi dan pendapat para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang
dalam menuangkan ide atau gagasan melalui proses berpikir kreatif untuk
menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras
dan ketekunan.
2. Ciri-ciri
Kreatifitas
Ciri-ciri
Ada beberapa ciri-ciri kreativitas
yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1992)
membedakan antara ciri kognitf
(aptitude) dan ciri
afektif (non- aptitude) yang
berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri
yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran,
kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri
afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau
perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa
tertantang oleh kemajemukan, sifat
berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas
itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.
Berikut ini ciri-ciri kognitf
(aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) menurut Guilford (dalam
Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :
a. Ciri-ciri
Kognitif
Kreativitas yang berhubungan dengan
kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki lima ciri
kognitif, yaitu kemampuan
berpikir secara lancar
(fluency), berpikir luwes (flexibelity),
orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan
memperinci/mendalam (elaboration).
1) Kemampuan
berpikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk
melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk
melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan
penyelesaian masalah.
2) Kemampuan
berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)
Merupakan kemampuan untuk
menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang
kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah
meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang
baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama.
Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif.
Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide
tentang apa saja tanpa rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah
kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih
memperhatikan kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap
anak didik dalam memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang
berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang
diberikan orang lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu
mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok., jika
diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda
untuk menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
3) Kemampuan
berpikir orisinal (originality)
Merupakan kemampuan untuk
melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat kombinasi-kombinasi yang
sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim dalam mengungkapkan
diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah
dengan cara-cara yang mungkin tidak
terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik
dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan
cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah
membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain
yang baru, memberikan
warna-warna yang tegas dan berbeda
dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa
sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.
4) Kemampuan
menilai (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat
penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau sutau
tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga
melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam
memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat
sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis
dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan
untuk mencapai suatu keputusan,
merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu
tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau
penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.
5) Kemampuan
memperinci (elaboration)
Merupakan kemampuan untuk
memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan
untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi
lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap
anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci,
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji
detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan
yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana,
menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap
gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
b. Ciri-ciri
afektif
Ciri-ciri afektif dari kreativitas
merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan
individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan
seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:
1) Rasa
ingin tahu.
Selalu terdorong untuk mengetahui
lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. Ada beberapa perilaku peserta
didik yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya sering mempertanyakan segala
sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya
untuk mencari gagasangagasan baru, menggunakan semua pancainderanya untuk
mengenal, tidak takut menjajaki bidang-bidang baru, ingin mengamati
perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadiankejadian.
2) Bersifat
imajinatif/fantasi
Mampu memperagakan atau
membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya
khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku
yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan atau membayangkan hal-hal
yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang
belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau
dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi,
melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat
cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang
kejadian-kejadian yang belum pernah
dialami.
3) Merasa
tertantang oleh kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi
masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit
serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku anak didik yang
mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau
masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk,
tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari
penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan
tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari
jawaban-jawaban yang lebih sulit
atau rumit daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih
rumit.
4) Sifat
berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)
Berani mempunyai pendapat meskipun
belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain.
Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko adalah
berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan
tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya, berani
menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal, berani mengajukan
pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak
mudah dipengaruhi orang lain, melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak
disetujui sebagian orang, berani mencoba hal-hal baru, berani mengakui
kegagalan dan berusaha lagi.
5) Sifat
menghargai
Kemampuan untuk dapat menghargai
bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat
sendiri yang sedang berkembang. Perilaku anak didik yang memiliki sifat
menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai diri
sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga,
sekolah lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan
tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul
penting dalam hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang
dengan penghargaan terhadap dirinya.
3. Pengembangan
Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah menggunakan
kemampuan berpikir kita untuk membuat hubungan yangan baru & hubungan yang
lebih berguna dari informasi yang sebelumnya sudah kita ketahui. Jadi berpikir
kreatif tidak selalu menghasilkan sesuatu yang betul-betul baru melainkan bisa
menghubungkan hal-hal yang sudah kita ketahui menjadi pengertian yang lebih
sempurna. Jika dilihat dari definisi ini sebenarnya semua orang adalah kreatif.
Proses Kreatif
Banyak orang berpikir bahwa
kreatifitas bersifat impulsif. Tetapi hal itu tidak benar, orang- orang yang
bekerja di bidang industri kreatif tahu betul hal itu. Kreatifitas memerlukan
usaha.
Proses kreatif secara umum terbagi
menjadi 4 tahap:
1. Identifikasi
data & masalah, dan mencari hubungan-hubungan yang mungkin terjadi.
2. Mengkaji
solusi yang mungkin.
3. AHA
4. Memeriksa
kembali.
Petunjuk untuk Berpikir Kreatif
Prosedur dasar untuk berpikir
kreatif adalah membiarkan pemikiran kita untuk menyebar ke segala arah
(divergent thinking).
Agar berpikir ke segala arah bisa
terjadi, ada beberapa petunjuk :
• Jangan
terlalu cepat mengambil keputusan.
• Bangkitkan
sejumlah besar ide-ide.
• Menerima
hal-hal yang tampaknya seperti tidak mungkin.
• Membentuk
hubungan.
Teknik berpikir kreatif
Ada beberapa teknik yang bisa
digunakan untuk berpikir kreatif :
• Brainstorming
• Idea
Writing
• Mind
Mapping
• ANGLES
( Add, Not in order, Generalize, Lessen, Eliminate, Substitute)
• Forcing
New Connections
• Relaxers
Menggunakan Kreativitas
• Praktekkan
di dalam situasi personal
• Catatlah
penggunaannya
• Gunakan
segera
• Mulailah
dengan situasi yang tidak terlalu beresiko
• Seringlah
menggunakan teknik berpikir kreatif
• Temukan
tim pendukung
Asumsi Kreativitas
Terdapat enam asumsi kreativitas
yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas, yakni sebagai
berikut.
a. Setiap
orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda tidak ada
orang yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas, seperti halnya tidak ada
seorang pun manusia yang inteligensinya nol.
b. Kreativitas
dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun
gagasan. Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai
berdasarkan orisinalitas atau kebaruan karya itu dan sumbangannya secara
konstruktif bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban.
c. Aktualisasi
kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor
psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal).
d. Dalam
diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang
atau justru menghambat perkembangan kreativitas.
e. Kreativitas
seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh
hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Dapat dikatakan
juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kombinasi baru dari hal yang telah
ada sehinga menghasilkan sesuatu yang baru.
f. Karya
kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian
proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat.
Ada tiga factor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu: motivasi
atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan
kecakapan kreatif.
Namun jika dikerucutkan pada
implementasi kehidupan sehari-hari maka dijabarkan seperti
• Selalu
mencari jawaban yang tertentu
Ketika ingin menciptakan sesuatu yg
baru namun tetap dengan mindset atas pemikiran jawaban bahwa hal tersebut aneh
dan buruk.
• Selalu
berpikir logis
Terpaku pada logika yang telah ada
dan tidak ingin secara out of the box padahal kreativitas yang ingin diciptakan
mungkin akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu.
• Mengikuti
aturan secara kaku
Terlalu taat rules yg ada, itu
sebenarnya baik namun untuk menciptakan sesuatu yang belum ada (baru) kita juga
harus sedikit melenceng dari aturan (tetapi tetap kearah yg baik dan tidak
merugikan pihak manapun).
• Selalu
berpikir praktis
Ingin semuanya lebih cepat selesai
dengan jalan pintas. Padahal kreativitas tidaklah muncul dari sikap praktis yg
cepat melainkan dengan konsep-konsep matang yang tentu diperhitungkan dimata
pihak lain.
• Selalu
ingin menjadi spesialis
Menganggap hanya ahli dalam satu
bidang. Pada kenyataanya keahlian seseorang bisa saja lebih dari satu (multi
talenta) hanya saja orang tersebut menutup mata dan membatasi diri seakan tidak
bisa dibidang lainnya. Melenceng dari jalur yang ada bisa menjadi nilai lebih
jika dikembangkan.
• Takut
terlihat tolol
Ide-ide kreativitas yang antimainstream
tentu akan asing dimata orang lain karena belum pernah terlihat dan dirasakan.
Hal ini yg menjadi penghalang karena “malu” jika ide tersebut konyol dan gengsi
jika terlihat bodoh.
• Dihantui
oleh sikap tidak kreatif
Merasa dirinya bukan seorang yg
kreatif, tidak berbakat kreatif, dan selalu gagal berkreatifitas. Di
kenyataannya, ini merupakan faktor penghambat internal diri karena belum pernah
mencoba atau mungkin pernah namun gagal. Sebaiknya tetap harus berusaha dan
jangan menyerah sampai menghasilkan sesuatu sesuai target diri.
Esensi kreativitas
o Keputusan
Kreativitas lebih didasari dengan
keputusan untuk melakukan sesuatu yg baru atau ide anti mainstream serta tidak
terpaku pada penciptaan produk baru.
o Intensional
(Capturing)
Kreativitas dilakukan sesering
mungkin tanpa terbatas tempat, waktu serta keadaan. Ide-ide tersebut jangan
hanya lewat tetapi harus dilakukan dan dicatat setiap saat sehingga jika ada
momen yg sesuai dapat berguna.
o Identitas
(Challanging)
Kreativitas yang terus menerus
dilakukan akan menjadi image / melekat sebagai identitas bagi yang menjalankan.
Sehingga ketika menghadapi sesuatu tantangan, kreativitas dapat menjadi solusi
pemecah masalah.
Kesimpulan
Dalam berwirausaha dibutuhkan duet
atau kombinasi utama dari Kreativitas dan Inovasi guna menjadi pihak yang
berbeda serta berciri khas demi bersaing dengan para kompetitor. Hasil dari hal
tersebut ialah sebuah pemikiran “One Step Ahead” atau satu langkah didepan dari
para pesaing. Hal ini tentu menjadi sebuah pedoman dan keseharusan bagi para
wirausahawan agar usaha yang dijalankan menjadi sukses dan terbranding dimata
masyarakat.
REFRENSI
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-inovatif-dalam-berwirausaha/
https://journal.unindra.ac.id/index.php/usaha/article/view/503
Tidak ada komentar:
Posting Komentar