Di review Oleh : Siti Masitoh (@S19-SITI)
I.
Pendahuluan
Dunia saat ini
terus mengalami perubahan di
berbagai sektor seperti halnya Teknologi, Sosial, Budaya,
Pendidikan, dan terutama
pada sektor ekonomi. Perkembangan
di dunia ekonomi terus mengalami
perubahan yang cukup signifikan diberbagai negara begitu
pula yang terjadi
di Indonesia turut berkembang
ke arah zaman yang semakin maju.
Saat ini, organisasi bisnis
terus berkompetisi bukan hanya
ditingkat pasar lokal, tetapi sudah
memasuki tingkat pasar global.
Keberadaan UMKM menjadi salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di tengah-tengah
masyarakat. Para pelaku
bisnis UMKM ini diharapkan
akan mampu mengurangi angka
pengangguran jika melihat fakta lapangan
pekerjaan yang semakin terbatas
dengan jumlah tenaga kerja yang belum terserap terus bertambah. Mengacu pada
penulisan Purwantoro, Rohmah (2016) ada beberapa persoalan yang menyebabkan
menurunnya jumlah UMKM antara lain:
1.
UMKM
tidak dapat melakukan efisiensi operasinya, sehingga berhenti beroperasi.
2.
Banyak wilayah lain dari UMKM yang memindahkan tokonya untuk mencari peluang.
3. Sebagaian besar UMKM tidak mampu menahan persaingan dipasar, sehingga berimplikasi pada penurunan kinerja yang dicapai setiap perusahaan.
Upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi UMKM perlu
analisis bisnis menggunakan Business Model
Canvas(BMC) karena analisis ini
mampu menjelaskan secara menyeluruh baik dari
segi pemasaran,sumber daya manusia, keuangan,hingga nilai atau produk yang ditawarkan.
II.
Pembahasan
A.
Business Model Canva
Business Model Canvas adalah suatu strategi manajemen
yang digunakan untuk merancang perencanaan bisnis perusahaan berdasarkan
proposisi nilai perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan.
Pertama kali diciptakan oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2005. Business
Model ini menjadi salah satu strategi manajemen yang populer di kalangan bisnis
dan sering dipelajari di Universitas.
Kepopuleran tersebut dikarenakan tampilan Business Model Canvas (BMC)
yang sederhana dan mudah dipahami.
Tujuan Pembuatan Business Business Model Canvas yaitu Business
Model Canvas dibuat untuk membantu perusahaan untuk merencanakan proses bisnis
dan memberikan validasi terhadap berbagai aspek penting dalam perusahaan.
Contoh dari poin-poin penting dalam sebuah bisnis yaitu: sumber daya,
pengeluaran yang wajib dikeluarkan, serta aktivitas bisnis. Adapun manfaat dari
business model canvas yaitu:
1.
Mempersingkat Waktu Penulisan Perencanaan
Jika menggunakan metode konvensional, maka pelaku
usaha tentu harus menuliskan panjang lebar terkait perencanaan bisnis yang akan
dibuat. Akan tetapi, dengan BMC maka perusahan hanya perlu mengisi poin-poin
perencanaan bisnis sesuai dengan blok yang telah ditetapkan tanpa perlu menulis
panjang lebar.
2.
Meningkatkan Fokus Perusahaan
Business model canvas dapat meningkatkan fokus
perusahaan terhadap poin penting dari perencanaan penting yang telah dibuat.
Dalam hal ini perusahaan perlu fokus pada elemen yang paling penting terlebih
dahulu yang dinilai memberikan dampak besar dan mendorong pertumbuhan
perusahaan. Intinya, BMC dapat membantu pemahaman dan dapat melihat gambaran
keseluruhan bisnis sehingga dapat terlihat kekuatan dan kelemahan tergantung
pada inputnya.
3.
Lebih Terstruktur
Perlu diketahui dengan menggunakan business modle
canvas maka pelaku bisnis tidak perlu membuat perencanaan bisnis yang sangat
panjang dan menghabiskan banyak waktu. Business model camvas dapat dijadikan
brainstorming saat meeting dengan seluruh karyawan. Bagian penitngnya business
model canvas dapat mempercepat proses meeting dan membuat diskusi menjadi lebih
terstruktur agar tidak melenceng ke pembahasan yang lain.
4.
Mengurangi Risiko
Business model canvas dapat mengurangi risiko dari
kekeliruan dalam eksekusi bisnis. Jadi, secara tidak langsung BMC ini dapat
dijadikan dokumen blueprint perencanaan bisnis untuk suatu perusahaan. Sebagai
contoh ketika ada pelaku bisnis yang sedang melakukan eksekusi bisnis maka
mereka dapat menjadikan BMC sebagai panduan perusahaan untuk menjalani eksekusi
bisnis berdasarkan poin yang telah dirancang sebelumnya. Dengan demikian
perusahaan dapat mengurangi risiko kekeliruan dalam eksekusi bisnis.
B. UMKM
Secara umum, UMKM dikenal sebagai
akronim dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Namun, jika diruntut dari definisi
dan sudut pandang yang berbeda, UMKM memiliki pengertian yang jauh lebih luas.
Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang dijalankan oleh
perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil. Menurut ekonom senior, Prof. Ina Primiana,
UMKM adalah kegiatan usaha berskala kecil yang mendorong pergerakan pembangunan
dan perekonomian Indonesia. Sebuah usaha atau bisnis dapat disebut sebagai UMKM
jika memenuhi kriteria usaha mikro. Menurut peraturan perundang-undangan Nomor
20 tahun 2008, UMKM dibedakan berdasarkan masing-masing jenis usaha, yaitu
usaha mikro, kecil, dan menengah.
Peran dan Fungsi UMKM bagi
Kondisi Ekonomi
1. Membuka Lapangan Pekerjaan
Peluang
pekerjaan baru pasti akan terbuka bagi masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan
perusahaan besar, UMKM biasanya memiliki syarat lapangan kerja yang ringan dan
dapat dilamar oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah maupun tanpa
kualifikasi yang spesifik. Karenanya, usaha ini dapat menjadi
kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus
meninggalkan kegiatan harian yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai contoh, ibu
rumah tangga dapat turut bergabung pada komunitas bisnis mikro maupun kecil dan
menjadi pengrajin maupun pekerja di bidang kuliner.
2. Mendorong Kondisi Ekonomi yang Lebih
Merata
UMKM
yang maju menjadi salah satu cara bagi suatu negara untuk bisa mewujudkan
kondisi perekonomian yang merata. Bahkan, melalui usaha ini, kondisi ekonomi di
kota kecil maupun pedesaan juga akan ikut terdorong dan bertumbuh.
Masyarakat juga mampu mengakses beragam produk dan jasa secara
langsung di area sekitar tempat tinggal, tanpa harus menuju ke pusat kota. Bisa
dibayangkan jika tidak ada UMKM yang berkembang, masyarakat pedesaan setiap
harinya harus menuju ke pusat perbelanjaan di kota besar sebatas untuk memenuhi
kebutuhan primer saja. Saat hal ini terjadi, sudah
pasti kondisi ekonomi di pedesaan jauh lebih terpuruk ketimbang masyarakat yang
tinggal di tengah kota.
3. Meningkatkan
Devisa Negara
Devisa
merupakan salah satu faktor yang menunjukkan kondisi ekonomi sebuah negara.
Jika nilainya tinggi, bisa dibilang negara tersebut memiliki kondisi
perekonomian yang maju dan dapat dianggap sebagai bangsa yang kaya. Nah, dengan
meningkatkan kehadiran UMKM dan mengelolanya dengan baik, secara tidak langsung
negara juga turut menumbuhkan devisa. Contoh
paling mudah adalah UMKM yang terpadu mampu memproduksi barang berkualitas
hingga menarik perhatian konsumen luar negeri. Saat sering melakukan aktivitas
ekspor barang ke konsumen asing, negara akan menerima pemasukan tambahan.
Terlebih, dewasa ini aktivitas jual beli internasional dapat dengan mudah
dilakukan melalui internet secara online.
4. Memacu
Ekonomi di Situasi Kritis
UMKM sudah terbukti
mampu membangkitkan ekonomi di saat negara mengalami situasi yang kritis. Pada
tahun 1997, krisis moneter yang terjadi di Indonesia berhasil diatasi berkat
sektor UMKM yang terus berkembang. Alhasil, meski sedang diterpa isu krisis
moneter, masyarakat Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan primernya dengan
lebih mudah. Hal serupa juga kembali terjadi di saat pandemi virus Covid-19
ini. Di saat adanya anjuran untuk tidak beraktivitas di luar rumah, UMKM dapat
beradaptasi dengan menawarkan barang dagangannya secara online dan tetap
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, kondisi ekonomi akan tetap
berjalan dan lambat laun kembali bangkit.
5. Memenuhi
Kebutuhan Masyarakat secara Akurat
Dijalankan
oleh masyarakat kecil sendiri, bisnis ini pada umumnya lebih memahami kebutuhan
apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Barang yang diproduksi dan
diinovasikan pun seringkali secara akurat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak
hanya itu, pelaku UMKM juga pasti mendapatkan bahan baku produksi dari
lingkungan sekitar dan produsen lokal. Hal ini tentu dapat menjanjikan
keuntungan tambahan bagi masyarakat sekitar yang juga akan menjadi konsumen dan
meningkatkan perputaran ekonomi yang lebih pesat.
C. Perencanaan menggunakan BMC untuk UMKM
Diketahui bahwa Business Model Canvas adalah bagian yang penting untuk merancang sebuah bisnis. Bahkan untuk menemukan bisnis model yang tepat, seorang pemilik bisnis dianjurkan untuk membuat rancangan bisnis yang bisa dilakukan dengan membuat Business Model Canvas. Berikut adalah alasan kenapa Business Model Canvas sangat penting untuk merancang sebuah bisnis :
- · Memperjelas Fokus Bisnis
Adanya
Business Model Canvas tidak hanya membantu pemilik bisnis untuk membuat
rancangan bisnis, tetapi juga memperjelas fokus bisnis. Banyak bisnis
membutuhkan cara untuk mencapai pelanggan mereka. Jika langkah yang diambil
salah, maka bisnis bisa gagal. Dengan adanya model bisnis ini, cara untuk
meraih pelanggan akan lebih jelas dan lebih terfokus.
- · Business Model Canvas Akurat
Meskipun
terdengar sepele, Business Model Canvas bisa membantu pemilik usaha untuk
menyortir jenis bisnis dan kemana arah bisnis akan berjalan. Model bisnis
kanvas berisi patokan tentang bisnis Anda yang nantinya bisa kembangkan saat
bisnis mulai berjalan. Jadi tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk bisnis
karena perencanaan dan patokan sudah tertuang di dalam model bisnis tersebut.
Ini akan meminimalisir hal-hal yang tidak diperlukan ketika mulai membangun bisnis sehingga bisa lebih
fokus memperlancar bisnis.
- ·
Sasaran Pasar Sesuai Target
Salah satu
penyebab banyak bisnis baru yang mengalami kegagalan adalah karena produk
mereka kurang tepat di pasaran. Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat
tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak memiliki target pasar yang
tepat. Dengan model bisnis ini, akan terbantu untuk memvisualisasi produk
sehingga bisa memperhitungkan dengan tepat apa produk yang benar-benar
dibutuhkan oleh pasar dan siapa yang sangat membutuhkan produk. Model bisnis
ini juga akan membant mencari cara untuk menjual produk dengan cara yang sesuai
dengan target pasar.
- ·
Risiko Bisnis Gagal Lebih Kecil
Business Model
Canvas membantu menyusun perencanaan bisnis mulai dari sumber pendanaan bisnis
, bagaimana membuat produk, hingga bagaimana cara menjual produk ke target
pasar. Bahkan di dalam model bisnis ini juga bisa menuangkan keunggulan produk
Anda dibanding kompetitor, sehingga peluang sukses bisnis lebih besar dan
resiko gagal akan lebih kecil.
- ·
Sudah Teruji oleh Banyak Bisnis
Model bisnis
ini sudah teruji secara metodologi di banyak bisnis. Tidak hanya bisnis yang
baru berjalan, tetapi juga bisnis yang besar. Penggunaan Business Model Canvas
sebagai strategi perencanaan dan pengembangan bisnis sudah dilakukan beberapa
perusahaan besar. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dengan model bisnis
ini tidak hanya dari segi produk, tetapi juga dari sisi pendekatan kepada
target pasar. Dalam beberapa kasus, model bisnis ini juga mencakup strategi
perencanaan keuangan.
D. Elemen
Business Model Canvas untuk Menuntun Pembentukan Strategi Usaha
Dalam
penerapannya, Business Model Canvas punya 9 elemen yang perlu diperhatikan. Elemen
ini pasti sudah akrab dengan kita sehari-hari sebagai pelaku UMKM, hanya lebih
diperjelas agar kita bisa menerapkan strategi yang tepat untuk mengelola setiap
aspek usaha secara lebih maksimal.
1. Nilai Manfaat
(Value Proposition)
Pastinya
dalam memulai usaha, kita menentukan hal yang menjadi keunggulan produk kita,
kan? Hal yang kita tawarkan perlu memiliki manfaat bagi segmen pasar yang
disasar, namun juga memiliki daya pembeda. Strategi ini perlu ditentukan dan
ditulis dengan jelas dalam Business Model Canvas, sehingga pelanggan dapat
merasa tertarik dengan produk tersebut sekaligus tergerak untuk memilih dan
menggunakannya. Keunggulan ini bisa sangat beragam. Bisa jadi produk kita belum
pernah ada sebelumnya, atau menawarkan harga yang bersaing dan lebih efisien.
Bisa jadi produk kita menghadirkan kenyamanan serta kemudahan bagi pelanggan.
Bisa juga produk ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan setiap pelanggan,
memberikan nilai artistik lebih dari sekadar fungsinya, atau bahkan memberikan
status sosial yang lebih baik bagi para penggunanya. Tanyakan pada diri
masing-masing, apa sih yang menjadi kelebihan dan keunggulan produk UMKM kita
dibandingkan pesaing yang ada?
2. Segmen
Pasar (Customer Segments)
Dalam
menjalankan UMKM, sangat penting untuk menentukan segmen pasar yang akan
menjadi target. Pelaku usaha perlu mengenali konsumen beserta ciri-ciri dan
kebutuhannya secara jelas, sehingga produk yang ditawarkan bisa hadir untuk
orang-orang yang sesuai dan menjadi solusi bagi mereka. Setiap bentuk usaha
makanan, kebutuhan sehari-hari, atau pakaian tentu punya golongan pasar
tertentu yang mereka sasar. Apakah pasar yang dituju adalah remaja, keluarga
muda kelas menengah, atau mungkin sebuah kelompok penggemar makanan spesifik?
Ada beberapa kategori segmen pasar yang bisa memudahkan kamu untuk menentukan
yang sesuai berdasarkan prioritas sebelum menuliskannya ke dalam Business Model
Canvas, yaitu:
·
Mass Market: segmen pasar luas
dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.
·
Niche
Market: segmen pasar yang spesifik.
·
Segmented:
segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.
·
Diversified:
segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.
·
Multi-sided
Platform: melayani dua atau lebih pasar segmen pasar yang saling
tergantung.
3.
Hubungan dengan Pelanggan (Customer
Relationship)
Apa sih yang membuat pelanggan kembali membeli
produk kita secara berulang? Produk yang berkualitas? Tentu, tapi elemen yang
turut berperan adalah hubungan yang dijalin dengan pelanggan. Ya, usaha besar
maupun UMKM perlu memikirkan hal ini dengan matang. Bagaimana pun juga, usaha
kita ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perlu strategi yang tepat dalam
menentukan interaksi dan menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpaling pada
pelaku usaha yang lain. Ada bermacam strategi komunikasi yang bisa digunakan:
bisa sebatas transaksional atau beli putus, bisa menjaga hubungan jangka
panjang dengan pelanggan, bisa menciptakan komunitas pelanggan, bisa dilayani
oleh representatif penjual yang bersahabat, atau bahkan memberikan promo atau
diskon kepada pelanggan.
4. Aktivitas Utama Usaha (Key
Activities)
Elemen Business Model Canvas ini mengacu kepada
semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas usaha yang berkaitan
dengan sebuah produk, supaya produk dengan nilai manfaat (value
proposition) yang ditetapkan dapat tercipta dan hadir di pasar.
Aktivitas utama usaha ini maksudnya adalah kegiatan wajib dalam usaha, seperti
perancangan produk, proses produksi dan pengolahan, operasional usaha,
pengiriman barang, dll.
5. Sumber Pendapatan Usaha (Revenue
Streams)
Salah satu tujuan utama sebuah usaha adalah
menghasilkan keuntungan, kan? Sumber pendapatan usaha dari transaksi pelanggan
jelas merupakan bagian yang paling penting. Tanpa hal ini, UMKM tidak akan
mampu bertahan, apalagi berkembang dan menghasilkan keuntungan. Karena itu,
elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin, utamanya dengan memanfaatkan
setiap sumber daya secara maksimal supaya bisa meningkatkan pendapatan usaha.
Intinya, elemen ini merupakan strategi pelaku usaha untuk menghasilkan uang
tergantung dengan setiap kegiatan dan hal yang ditawarkan melalui usaha,
misalnya penjualan produk, penjualan jasa, biaya berlangganan, atau bahkan
biaya peminjaman.
6. Saluran (Channels)
Saluran (channels)
adalah cara kita sebagai pelaku usaha bisa menjangkau pasar serta menyampaikan
produk secara tepat sasaran. Dengan saluran yang tepat, kita bisa menyampaikan
nilai manfaat produk UMKM yang ditawarkan kepada segmen pasar yang dituju.
Elemen Business Model Canvas ini juga sangat penting dan tidak hanya terbatas
pada distribusi produk, tapi juga setiap proses yang berperan dalam pertemuan
antara usaha kita dan para pelanggan. Apakah kita akan menjual produk di toko
secara langsung, menggunakan media sosial dan e-commerce,
atau menitipkan produk di toko rekanan? Bagaimana strategi kita untuk membuat
pasar sadar akan produk kita? Apa cara yang bisa digunakan pelanggan untuk
melakukan pembelian? Bagaimana kita membantu pelanggan melakukan evaluasi dari
produk yang digunakan serta mendukung kebutuhan lainnya setelah transaksi?
7. Sumber Daya (Key Resources)
Setiap produk yang kita hasilkan berasal dari bahan
atau sumber daya yang sifatnya mendasar. Dalam upaya mewujudkan produk yang
bernilai, bermanfaat, serta menarik di mata pasar, kita perlu merencanakan
setiap jenis sumber daya yang diperlukan, mulai dari bahan baku, sumber daya
manusia, hingga proses operasional usaha. Elemen ini penting untuk mendukung
aktivitas utama dalam usaha agar produk usaha bisa terwujud sesuai harapan.
Beberapa kategori aset terkait hal ini adalah:
·
Aset Fisik: fasilitas pabrik, gedung, lahan,
kendaraan, atau mesin peralatan.
·
Aset Intelektual: brand,
hak paten, hak cipta, informasi rahasia perusahaan.
·
Aset Manusia: tenaga kerja.
·
Aset Keuangan: kas usaha, kredit, obligasi atau
saham usaha.
8.
Kerjasama (Key
Partnership)
Kerjasama menunjukkan siapa saja rekan yang akan
mendukung usaha kita supaya bisa bersaing dan menjalankan aktivitas usaha
secara efektif. Tujuannya bisa macam-macam, bisa untuk mengurangi risiko dalam
persaingan di pasar, atau mengupayakan sumber daya dan melakukan kegiatan usaha
secara lebih optimal. Bentuk kerjasamanya juga bisa beragam, misalnya kerjasama
sebatas pembeli dan penjual, dengan usaha yang tidak sejenis, atau juga kerjasama
untuk membentuk usaha baru. Misalnya, kita bekerja sama dengan penyedia bahan
baku untuk keperluan produksi atau pemilik toko barang-barang serupa yang lebih
besar. Intinya, hubungan baik dengan berbagai pihak selalu berguna untuk
menciptakan proses usaha yang mulus dan sesuai harapan.
9. Struktur Biaya (Cost
Structure)
Ada pendapatan, ada
juga biaya yang harus dikeluarkan. Struktur biaya ini merupakan rincian dari
faktor-faktor yang berperan membentuk biaya untuk menunjang aktivitas usaha.
Biasanya, elemen Business Model Canvas ini meliputi hal-hal seperti biaya bahan
baku, biaya pemasaran, biaya produksi, biaya kemasan dan distribusi, serta gaji
pegawai. Ketika keuangan dan pembiayaan usaha dikelola dengan strategi yang
baik, usaha bisa berjalan dengan lebih hemat, efisien, bahkan minim risiko
kerugian. Struktur biaya satu UMKM dengan yang lainnya belum tentu sama, karena
ada usaha yang cost-driven atau sensitif terhadap harga bahan baku, namun ada
juga yang sifatnya value-driven, atau tidak terlalu memikirkan harga
produksi/bahan baku karena hal yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup.
Biasanya, kategori yang terdapat di dalam struktur biaya usaha ini meliputi:
·
Fixed Cost: biaya tetap yang muncul yang tidak
tergantung pada jumlah produksi.
·
Variable Cost: biaya yang muncul bervariasi sesuai
jumlah yang diproduksi.
Pada elemen
terakhir ini, tentu dibutuhkan laporan keuangan yang tepat untuk bisa
menghitung biaya yang dibutuhkan secara akurat. Dengan kehadiran teknologi saat
ini, kita bisa dengan mudah melakukannya menggunakan berbagai aplikasi.
III. Kesimpulan
Business
Model Canvas adalah sebuah kerangka kerja yang membahas model usaha dalam
bentuk visual berupa kanvas lukisan, supaya dapat dimengerti dan dipahami
dengan mudah. Ini merupakan alat dalam strategi manajemen usaha untuk
menjelaskan konsep, konsumen, infrastruktur, target pelanggan, maupun keuangan
perusahaan secara lebih jelas.
Strategi
BMC ini digunakan oleh pelaku usaha pemula agar bisa menghasilkan strategi
usaha yang matang. Sebelumnya, pelaku UMKM masih belum terlalu banyak
menggunakan strategi ini, tapi dengan akses informasi yang lebih baik serta
persaingan di pasar yang semakin ketat, tidak mengherankan kalau UMKM juga
perlu menggunakan strategi BMC ini.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.linovhr.com/business-model-canvas/
https://www.jojonomic.com/blog/business-model-canvas/
https://www.cermati.com/artikel/memahami-pengertian-umkm-ciri-dan-perannya-bagi-ekonomi
https://blog.qasir.id/inspirasi/menerapkan-business-model-canvas-untuk-umkm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar