Oleh Siti Masitoh (S19-SITI)
I. Latar Belakang
Didalam
berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha
yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran. Modal bisa
di dapat dari berbagai cara misalnya denhgan modal yang kita punya sendiri
ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau
hubungan sosial yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam
berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan uang,
sumber daya, maupun kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan
dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan
mengenai pengelolaan atau manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita
menguasainya lebih jauh sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan
dan pemasaran merupakan aspek yang memegang peranan penting. Menjadi seorang
wirausahawan tidaklah mudah. Dibutuhkan banyak skill , modal, dan mamajemen
yang baik. Tentunya kiat-kiat keberhasilan wirausaha dari para pakarnya akan
sangat membantu bagi mereka yang ingin memulai suatu usaha.
II. Pembahasan
A.
Pengertian Modal
Modal adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Inggris modal disebut dengan
capital, yaitu barang yang dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu
memproduksi barang lainnya yang dibutuhkan manusia dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
Modal merupakan hal yang sangat vital dalam sebuah bisnis atau
perusahaan. Tanpa modal bisnis tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Mulai
dari bisnis yang besar maupun bisnis yang kecil pun membutuhkan modal untuk
menjalankan bisnisnya. Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis
usaha yang akan digarap, mulai dari usaha kecil, usaha menengah, dan usaha
besar. Masing-masing memerlukan modal dalam batas tertentu. Jadi, jenis usaha
menentukan besarnya jumlah modal yang diperlukan. Masalah permodalan akan
menyangkut keseimbangan di dalam modal usaha yang meliputi:
1.
Keseimbangan modal Intern (Keseimbangan antar
modal yang ditarik dengan yang tersedia di dalam perusahaan)
2.
Keseimbangan modal ekstern (keseimbangan modal
yang dibutuhkan dengan modal yang tersedia pada masyarakat)
3.
Keseimbangan modal kuantitatif (Keseimbangan
modal yang dibutuhkan di satu pihak
dengan jumlah yang akan ditarik)
Untuk mendapatkan penambahan modal dapat dilakukan dengan pengajuan
pinjaman ke Bank, namun sebelumnya bank akan meninjau pihak perusahaan yang
akan mengajukan pinjaman dengan memperhatikan:
1.
Solvabilitas yaitu Kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban apabila dibubarkan
2.
Likuiditas adalah Kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utang yang telah jatuh tempo
3.
Rehabilitas adalah Kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau keuntungan.
A.
Jenis-jenis Modal
Membuka suatu usaha tentu memerlukan
suatu modal pada awalnya. Modal usaha inilah yang akan mempermudah untuk
memulai usaha sendiri. Modal tersebut tidak harus berjumlah besar, tetapi sudah
sesuai dengan rencana bisnis yang telah dikonsepkan terlebih dahulu. Namun
untuk mendapatkannya tentu tidak mudah. Beberapa calon wirausahawan bisa
mendapatkannya dari bank dengan pinjaman bank. Untuk itu, penting bagi seorang
wiraswastawan untuk bisa membuat suatu perencanaan bisnis yang matang dan bisa
diaplikasikan secara nyata.
Suatu modal usaha bukan hanya
berbentuk uang. Ada tiga jenis modal yang perlu diketahui oleh seorang pebisnis
dan perlu untuk direncanakan terlebih dahulu. Sebuah rencana bisnis yang
berbentuk sederhana sekalipun mempunyai 3 jenis modal yang perlu untuk
dibedakan sesuai dengan fungsinya. Modal-modal tersebut adalah modal berbentuk
investasi, modal kerja, dan juga modal untuk operasional. Berikut akan dibahas
satu-persatu.
Berikut jenis-jenis modal usaha dan
penjelasannya:
1)
Modal investasi
Modal ini adalah modal awal untuk
membuka usaha dan sifatnya jangka panjang. Modal inilah yang dipakai untuk
misalnya, menyewa toko, kendaraan, komputer, KKB dan lain- lain. Modal ini
jumlahnya besar, namun nilainya akan menyusut dari tahun ke tahun.
2)
Modal kerja
Modal jenis ini diartikan sebagai
modal yang diperlukan untuk kebutuhan yang digunakan sehari-hari. Disebut juga
dengan modal produksi, modal ini sangat penting untuk memproduksi atau membeli
barang usaha. Biasanya modal ini sifatnya jangka pendek dan berfungsi sebagai
modal untuk berjaga-jaga untuk berbagai variable yang mungkin terjadi pada
suatu usaha.
3)
Modal operasional
Modal ini adalah modal yang sudah
ditentukan untuk dipakai membayar biaya bulanan yang akan menunjang operasional
bisnis. Contohnya adalah biaya untuk listrik per bulan, gaji untuk karyawan,
tarif air dan telepon, dan juga biaya retribusi. Modal seperti ini memang
dimaksudkan untuk membayar tagihan di luar urusan bisnis.
B.
Sumber-sumber Modal
Pembagian Modal Usaha, ada 2 yaitu:
1.
Modal
aktif, modal didasarkan pada wujud/bentuknya yang terdiri atas:
a.
Aktiva lancar (modal kerja) : aktiva yang habis
dalam 1 kali putaran proses produksi, jangka waktu < 1 tahun. Misal : uang
kas, uang di bank, piutang.
b.
Aktiva tetap (modal investasi) : aktiva yang
tahan lama, tidak habis, yang berangsur- angsur habis dalam proses produksi.
Misal: tanah, gedung, pabrik.
c.
Aktiva immaterial : aktiva/harta yang tidak
berwujud tetapi memiliki nilai. Misal: reputasi, royalty, merk.
2.
Modal
pasif, modal yang didasarkan pada sumbernya yang terdiri atas:
a.
Modal sendiri : berasal dari pemilik usaha/dana
pribadi (dana cadangan, laba usaha, simpanan anggota).
b.
Modal asing (ekstern) : modal yang berasal dari
luar perusahan bisa berupa pinjaman ataupun investasi (kredit bank, obligasi).
Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan apabila ingin memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan Perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan
tujuan penggunaan pinjaman tersebut, apakah untuk modal investasi atau modal
kerja, apakah sebagai modal utama atau hanya sekedar modal tambahan, apakah
untuk kebutuhan mendesak atu tidak.
2.
Masa pengembalian modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman
tersebut harus dikembalikan ke kreditorm (bank). Sebaiknya jangka waktu
pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
3.
Biaya yang dikeluarkan
Faktor biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan secara matang. Hal ini penting karena biaya merupakan komponen
produksi yang akan menjadi beban perusahaan dalam menentukan harga jual dan
laba. Besarnya tingkat suku bunga dan biaya lain dibebankan kepada nasabah
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sebaiknya pilih bank yang mampu
memberikan biaya yang paling rendah bagi perusahaan.
4.
Estimasi keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan
diperoleh pada masa-masa yang akan datang perlu menjadi pertimbangan. Estimasi
keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya
keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu
perlu di buatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum memperoleh pinjaman
modal. Permodalan pinjaman modal usaha di bank, pihak perbankan akan melihat
kondisi keuangan perusahaan dan mempertimbangkan untuk diberikan pinjaman, dan
bank selalu melihat dari sudut likuiditasnya. Likuiditas adalah kemampuan
perushaan untuk memnuhi kewajiban membayar kembali pinjaman tepat waktu.
C.
Cara Memperoleh Pinjaman Modal Usaha
1. Tabungan
pribadi
Cara yang paling umum untuk
mendapatkan modal usaha yaitu dengan menggunakan tabungan pribadi. Namun, cara
ini tidak bisa digunakan sebagian orang karena jumlah dana di tabungannya
kurang memadai. Ada pula orang yang menabung untuk dana pensiun, dana
pendidikan, hingga membeli kebutuhan mendesak lainnya, sehingga dananya tidak
mencukupi untuk dijadikan modal usaha.
2. Pinjaman
kepada keluarga atau teman
Modal usaha bisa dapatkan dari
pinjaman keluarga atau teman dekat. Jika ingin meminjam dengan cara ini, anda
harus memastikan perjanjian antara kedua belah pihak berjalan dengan hubungan
yang baik. Ini penting dilakukan agar terhindar dari kemungkinan buruk mengenai
adanya tenggat waktu tagihan yang bisa saja tidak tentu.
3. Menjual
aset
Jika dana di dalam tabungan kurang
memadai dan tidak mendapat pinjaman dari kerabat, cara lain yang bisa lakukan
adalah menjual aset yang berdaya jual tinggi. Cara ini bisa dilakukan jika anda
memiliki aset yang bisa dijual kembali, seperti properti perhiasan, kendaraan
bermotor, atau barang elektronik.
4. Menggadaikan
aset
Anda bisa menggadaikan aset di
perusahaan gadai untuk mendapatkan modal usaha. Biasanya aset yang bisa
digadaikan berupa emas, BPKB, barang elektronik, dan lainnya.
5. Mencari
rekan bisnis
Perkuat ide dan perencanaan bisnis
untuk mendapat rekan yang menjanjikan. Selain menambah modal usaha, rekan
bisnis juga bisa bekerjasama untuk mencari ide-ide kreatif agar demi kemajuan
bisnis yang dijalani.
6. Mendapatkan
modal usaha dari konsumen
Pada model bisnis tertentu, anda bisa
mendapatkan modal usaha dari konsumen loh. Beberapa model bisnis yang menjalani
sistem ini di antaranya reseller, dropshipper, jualan dengan sistem pre order,
atau jasa titip. Untuk sistem reseller dan dropshipper, biasanya bisnis dapat
dilakukan dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal sedikit pun. Sedangkan,
sistem jualan pre order bisa mendapat modal dari uang muka yang dibayar oleh
konsumen. Setelah pesanan selesai, barulah konsumen melunasi produk pre order
tersebut.
7. Ikut
program pendukung UKM
Program pendukung Usaha Kecil
Menengah (UKM) bisa menjadi salah satu cara mendapatkan modal usaha. Banyak
lembaga pemerintahan maupun swasta yang menawarkan fasilitas ini demi memajukan
para pelaku UKM demi memajukan produk lokal. Kebanyakan program ini tidak hanya
menyalurkan modal usaha saja, tetapi juga melakukan pelatihan dan pendampingan
untuk merintis usaha dari nol.
8. Pinjaman
online
Saat ini banyak orang yang mulai
melirik pinjaman online untuk melakukan transaksi, tak terkecuali saat mencari
modal untuk usaha. Meskipun terbilang cukup mudah dan praktis, tetapi tetap
harus hati-hati karena sudah banyak laporan yang masuk ke OJK mengenai lembaga
pinjaman online yang ilegal dan merugikan banyak konsumen.
9. Kredit
Tanpa Agunan (KTA)
Kredit Tanpa Agunan (KTA) di lembaga
perbankan bisa menjadi salah satu cara untuk mendapatkan modal bisnis. Jika
tertarik menggunakan layanan KTA, Sahharus cermat untuk mengetahui berapa
besaran suku bunga yang diberikan. Hindari memilih layanan KTA dengan suku
bunga yang sangat tinggi, karena akan menyulitkan saat proses pembayaran.
10. Kredit
multiguna
Tahukah anda salah satu cara
mendapatkan modal usaha yang relatif mudah, aman, dan proses cepat adalah
layanan kredit multiguna. Dengan Kredit Multiguna, anda bisa mendapatkan dana
tunai secara cepat hanya dengan mengagunkan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB) mobil atau motor yang dimiliki.
D.
Kelebihan dan Kekurangan suatu Modal
Modal sendiri maupun modal pinjaman
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan
masing-masing modal adalah sebagai berikut:
1.
Kelebihan modal sendiri
·
Tidak ada biaya seperti bunga atau biaya
administrasi sehingga tidak menjadi beban perusahaan.
·
Tidak tergantung kepada pihak lain.
·
Tanpa memerlukan persyaratan yang rumit dan
memakan waktu yang relatif lama.
·
Tidak ada keharusan pengembalian modal
2.
Kekurangan modal sendiri
·
Jumlahnya terbatas.
·
Perolehan dalam modal sendiri dalam jumlah
tertentu dari calon pemilik baru relatif lebih sulit karena mereka akan
mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya.
·
Kurang motivasi.
3.
Kelebihan modal pinjaman
·
Jumlahnya tidak terbatas.
·
Motivasi usaha tinggi
4.
Kekurangan modal pinjaman
·
Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan
administrasi.
·
Harus dikembalikan.
·
Beban moral.
5.
Kelebihan modal campuran
Dapat mengatur komposisi modal yang
diperlukan secara seimbang. Artinya persentase modal pinjaman disesuaikan
dengan kebutuhan atas kekurangan modal sendiri.
I.
Kesimpulan
Sejalan
dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan
serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka modal
mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Masalah modal dalam perusahaan
merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir karena bahwa masalah modal
itu mengandung begitu banyak dan berbagai macam aspek. Hingga saat ini di
antara para ahli ekonomi juga belum terdapat kesamaan opini tentang apa yang
disebut modal.Jika di lihat dari sejarahnya, maka pengertian modal awalnya
adalah physical oriented. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya
pengertian modal yang klasik, “dimana arti dari modal itu sendiri adalah
sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”. Dalam
perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented,
dimana pengertian modal tersebut lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau
kekuasaan memakai atau menggunakan, yang terkandung dalam barang-barang modal,
meskipun dalam hal ini belum ada kesesuaian pendapat di antara para ahli
ekonomi sendiri.
Daftar
Pustaka
https://kamus.tokopedia.com/m/modal
https://www.adira.co.id/detail_berita/metalink/10-cara-mendapatkan-modal-usaha-tanpa-ribet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar