Dwi Setia Budi (41618110096)
@R22-DWI
Design thinking adalah
proses yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan masalah melalui
produk, layanan atau alat pembantu lainnya. Dalam prosesnya desainer, berupaya
untuk mengumpulkan informasi, menggagas ide dan akhirnya menguji produk. Kendati
demikian, rentetan langkah tersebut tidak harus dilaksanakan secaara
linear atau berurutan.
1.
Empati
adalah fondasi awal dari proses design thinking. Menempatkan diri dalam pikiran
khalayak dan memahami hal itu secara sepenuhnya akan membantu desainer untuk
membuat produk yang secara akurat dapat mengatasi permasalahan mereka.
Masalah yang hampir kita
jumpai sehari-hari adalah masalah penanggulangan sampah dan sampai saat ini masih merupakan
permasalahan yang belum bisa diselesaikan dengan baik, khususnya di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah sampah terus meningkat di setiap tahunnya. Kesadaran
pemerintah dan masyarakat
akan sampah harus digali agar terlepas dari permasalahan sampah.
2.
Define adalah Informasi yang telah dikumpulkan pada fase empathize kemudian dianalisa
untuk menentukan akar masalah dari khalayak yang ditargetkan.
Pengolahan sampah
plastik untuk dikembangkan menjadi benda pakai yang bermanfaat kembali sudah
banyak dilakukan. Namun masih perlu banyak sentuhan kreativitas dalam
pengolahannya. Eksplorasi sampah plastik menjadi karya baru yang bermanfaat tanpa
harus diurai dan dihancurkan merupakan salah satu solusinya.
3. Ideate
Pada fase ketiga ini, desainer telah memulai untuk menggagas dan membangun ide. Desainer telah mengerti apa yang diinginkan oleh khalayak dan menjadikannya landasan untuk mulai mendesain.
Pada fase ketiga ini, desainer telah memulai untuk menggagas dan membangun ide. Desainer telah mengerti apa yang diinginkan oleh khalayak dan menjadikannya landasan untuk mulai mendesain.
Proses pembuatan limbah plastik menjadi produk pakai
khususnya untuk
elemen interior ruangan.
4. Prototype adalah
Desain versi produk yang lebih murah dan
sederhana dihasilkan pada fase ini. Prototype produk berguna untuk mengetahui
bagaimana konsumen merespon produk, menemukan solusi baru untuk menyelesaikan
masalah dan apakah metode penyelesaian masalah yang digunakan telah berhasil.
Membuat beberapa pilihan atau contoh
produk walaupun tidak 100% jadi agar konsumen mengetahui dimana kelemahan
produk kita, membuat protoype secara simpel.
5. Test, Meskipun
test seringkali dianggap sebagai fase akhir dari proses design thinking, namun
patut diingat aktivitas ini tidak harus dilaksanakan secara linear. Test bisa
dilakukan kapan saja dalam proses design thinking, bahkan sejak tahap empathize
Tidak ada komentar:
Posting Komentar