Dalam keseharian
manusia selalu dituntut untuk membangun relasi antara satu dan yang lainnya.
Seutuhnya secara fitrah manusia yang terkombinasi dari lintas individu, etnis,
budaya, agama yang berbeda-beda. Manusia sebagai eksistensi merupakan
perwujudan makhluk yang dituntut untuk selalu memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
ini sebagai tuntutan realitas dunia yang kompetitif. Untuk mewujudkan
eksistensi itu manusia mencoba memrakarsai realitas sosial agar tidak terpuruk
dalam ketidakmampuan. Sehingga secara manusiawi dituntut untuk memenuhi semua
itu.
Menurut para ahli :
1. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung
jawab. Sifat tergantung antara satu bagian dengan yang lain menandakan bahwa
organisasi ini adalah suatu system.
2. Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi itu adalah
system hubungan yang terstruktur, yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu.
3. John C Maxwell (2006 ) kepemimpinan adalah pengaruh, dan
kemampuan memperoleh pengikut, dan menjadi seorang yang diikuti oleh orang lain
dengan senang hati dan penuh keyakinan.
KOMINIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian berita
dan ide dari suatu sumber berita ke suatu tempat tujuan. Sumber berita dan
tempat tujuan dalam proses komunikasi itu berupa pikiran manusia. Berita-berita
yang disampaikan itu misalnya berupa buah pikiran, uraian suatu hal atau
kesan-kesan. Wujud berita itu dapat merupakan suatu perintah, permohonan,
pertanyaan atau cara-cara pernyataan lainnya.(Ensiklopedi Administrasi)
Jadi komunikasi itu adalah proses dimana pesan disampaikan oleh komunikator kepada penerima. Pesan itu dapat berupa hasil pemikiran atau perasaan yang dimaksudkan untuk mengubah pengetahuan, sikap atau tingkah laku si penerima pesan.
Jadi komunikasi itu adalah proses dimana pesan disampaikan oleh komunikator kepada penerima. Pesan itu dapat berupa hasil pemikiran atau perasaan yang dimaksudkan untuk mengubah pengetahuan, sikap atau tingkah laku si penerima pesan.
KEPEMIMPINAN
Dalam bahasa Indonesia
“pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,
pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan
sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan
peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada
mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya
digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran
dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu
memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah
Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan
tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa
dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin Pemimpin jika dialihbahasakan ke
bahasa Inggris menjadi “LEADER”.
a.
Kepemimpinan
Otoriter (semuanya serba bergantung pemimpin).
Kepemimpinan
semacam ini, pemimpin lebih bersifat ingin berkuasa. Pemimpin sama sekali tidak
memberi kebebasan kepada anggota kelompok untuk turut ambil bagian dalam
memutuskan persoalan.
b.
Kepemimpinan Leizess-faire (semuanya
bergantung bawahan/masa bodoh).
Sifat
kepemimpinan pada tipe ini seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe
ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam
melaksanakan tugasnya, atau secara tidak langsung segala peraturan,
kebijaksanaan suatu institusi berada di tangan anggota. Anggota kelompok
bekerja menurut kehendaknya masing-masing tanpa adanya pedoman kerja yang baik.
Di sini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya terhadap bawahan, maka semua usahanya akan cepat berhasil.
c.
Kepemimpinan
Demokratis (kerjasama pemimpin dan bawahan).
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin
selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil suatu
keputusan, pemimpin yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat
anggotaya yang ada dibawahnya dalam rangka membina organisasinya. Pemimpin
memberikan sebagian kepemimpinannya / kekuasaannya kepada bawahannya, sehingga
para bawahannya turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program organisas
KESIMPULAN
Jadi, pentingnya
hubungan komunikasi dan kepemimpinan dalam organisasi adalah untuk memperbaiki
organisasi itu sediri. Serta kemajuan organisasi, dimana suatu organisasi biasa
sikatakan sukses apabila hubungan komunikasi antar anggota berjalan harmonis. Begitu
pula kepemimpinan sangat diperlukan bila organisasi ingin sukses. Karena
kepemimpinan mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok kearah pencapaian
tujuan bersama.
Selain kecakapan kepemimpinan itu dalam hal
berkomunikasi seperti dikemukakan di atas, juga dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinan itu tidaklah akan terlepas dengan melakukan komunikasi. Oleh
karena itu kedudukan (status) dan peranan (role) seorang pemimpin sudah
termasuk di dalamnya sebagai komunikator. Dengan kata lain fungsi seorang pemimpin
itu termasuk instrinsik sebagai komunikator. Maka kemampuan kepemimpinan harus
juga diikuti dengan kemampuan komunikasi, yaitu mempunyai ethos, pathos, dan
logos komunikator.
Daftar pustaka
1. buga
kresensia egi.2014.hubungan kepemimpinan dan komunikasi dalam organisasi. https://www.kompasiana.com/www.kresensia_01.com/54f7a3ffa333112a1f8b464e/hubungan-kepemimpinan-dan-komunikasi-dalam-organisasi
2. anonym.2017.menurut
para ahli http://rakmateri.blogspot.com/2014/05/kepemimpinan-dalam-komunikasi-organisasi_17.html