PROYEK DAN
MANAJEMEN FUNGSIONAL
Lutfiah Mawar Tina, Ika Hafshah Listyanti, Shella Sarahthifa
@J11, @J15, @J25,
@Proyek-J08
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi manajemen
bisnis agar mahasiswa/i dapat memahami segala bentuk manajemen
fungsional yang ada serta dapat mengetahui
penerapan strategi perusahaan
Kata kunci :
Manajemen Fungsional, Strategi Implementasi dan Kinerja
A.
Pendahuluan
1.
Latar
belakang
Dari
sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya ada tiga yang berpengaruh besar
dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen
modern itu adalah manajemen klasik atau manajemen fungsional atau “general
management”, pemikiran sistem, dan pendekatan contingency. Manajemen klasik
menjelaskan tugas-tugas manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan.
2.
Kajian
teori
a.
Manajemen
fungsional
Pengertian
manajemen fungsional adalah sebuah bentuk supaya kontribusi pada dalam suatu
departemen dapat bertahan pada tingkatan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Sedangkan
pengertian manajemen fungsional (manajer fungsional) sendiri adalah aktivitas
dari manajer madya untuk dapat mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Pengertian
lainnya adalah, manajemen fungsional merupakan sebuah bentuk supaya kontribusi
pada dalam suatu departemen dapat bertahan pada tingkatan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b.
Strategi
implementasi
Pearce dan Robin (1988:334), Strategi
adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap bidang fungsional
dalam suatu perusahaan guna mengimplementasikan strategi umum. Strategi ini
harus dikembangkan dalam bidang manajemen pemasaran, keuangan,
produksi/operasi, riset and development (R&D), dan sumber daya manusia. Dalam
implementasi ini setiap manajemen fungsional harus melalui tahap-tahap program,
budget dan prosedur, sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing.
c.
Kinerja
Moeheriono, (2009) meyatakan bahwa
kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh individu atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai
dengan kewenangan dan tanggungjawab masingmasing, dalam upaya mencapai tujuan
organisasi secara legal dan tidak melanggar hukum.
Mangkunegara, (2006) kinerja sumber
daya manusia merupakan prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai dan dihasilkan sumber daya manusia persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja (desempenho) juga mempunyai makna yang lebih
luas bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses
kerja berlangsung.
Kinerja juga merupakan implementasi
dan rencana yang telah disusun organisasi. Implementasi tersebut dilakukan oleh
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan
kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan tenaga kerja
akan mempengaruhi perilakunya dalam menjalankan kinerja (Wibowo, 2010).
Proyek-Proyek yang Semakin Kompleks dan Canggih
·
Persaingan
ketat di dunia usaha yang terutama dilandasi motif ekonomi untuk mendapat
kesempatan berperan dalam proyek-proyek tsb
·
Dorongan
untuk mencari dan menggunakan cara pengelolaan, metode, dan teknik terbaik
sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien
·
Diperkenalkan
“manajemen proyek”
Konsep dan Pemikiran Manajemen
- Manajemen klasik
(manajemen fungsional atau manajemen umum)
Menjelaskan
tugas-tugas manajemen berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumberdaya yang lain untuk
mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.
Proses adalah mengerjakan sesuatu
dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana, dan informasi.
Menurut definisi ini, fungsi manajemen terbagi
menjadi 5 yaitu:
1.
Merencanakan
:
·
Menentukan
langkah kegiatan untuk mencapai sasaran
·
Rencana
adalah sesuatu menjembatani antara sasaran yang akan dicapai dan kondisi awal
·
Melakukan
pengambilan keputusan untuk memilih alternatif kegiatan
2.
Mengorganisir
·
Berkaitan
dengan cara mengatur dan mengalokasikan kegiatan dan sumberdaya agar dapat
mencapai sasaran secara efisien.
·
Perlu
pengaturan peranan masing-masing anggota pembagian tugas, tanggung jawab, dan
otoritas.
·
Dibentuklah
struktur organisasi..
3.
Memimpin
·
Mengarahkan dan mempengaruhi
sumberdaya manusia dalam organisasi agar mau bekerja sama dengan sukarela untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
·
Berkaitan erat dengan
motivasi, pelatihan, penyeliaan, koordinasi, dan konsultasi.
·
Perlu diperhatikan mengenai
gaya kepemimpinan yang hendak diterapkan.
4.
Mengendalikan
·
Menuntun, memantau,
mengkaji, dan mengadakan koreksi (jika perlu) agar hasil kegiatan sesuai dengan
yang telah ditentukan.
·
Hasil-hasil pelaksanaan
diukur dan dibandingkan dengan rencana, biasanya dibuat tolok ukur (anggaran
dan mutu standar serta skedul kerja).
·
Jika ada penyimpangan segera
dilakukan pembetulan.
·
Pengendalian adalah salah
satu upaya untuk memastikan bahwa arus kegiatan bergerak ke arah sasaran yang
dituju.
5.
Staffing
·
Meliputi
pengadaan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi yang diperlukan bagi kegiatan termasuk perekrutan, pelatihan, dan
penyeleksian untuk menempati posisi-posisi dalam organisasi.
- Pemikiran sistem
Memandang
segala sesuatu dengan wawasan totalitas, erat dengan penyelenggaraan proyek
sistem analisis, sistem engineering, dan sistem manajemen. Misalnya sistem
engineering mencoba menjelaskan langkah-langkah yang harus dilalui untuk
mewujudkan suatu gagasan menjadi
sistem berbentuk fisik.
- Pendekatan contingency
Bahwa tidak
ada satu pun pendekatan manajemen terbaik yang dapat dipakai untuk mengelola
semua jenis kegiatan. Pengelolaan harus bersifat luwes dan situasional.
Prinsip Manajemen Klasik
·
Lini
dan Staf (Pejabat lini membuatkeputusan-keputusan sesuai denganwewenangnya)
·
Hubungan
Atasan – Bawahan(pembagianotoritas yg berjenjang dan jalur pelaporansatu arah)
·
Arus
Kegiatan Horizontal (Hubunganmembuka arus kegiatan horizontal){Kriteria
Keberhasilan dan Tujuan Tunggal (mengarahpadatujuantunggal)
Manajemen Proyek
Menurut H. Kerzner,
“Manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek menggunakan pendekatan
sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal”.
Teknik dan metode khusus dalam proyek:
- Perlu
digunakan metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan
pelaksanaan kegiatan atau penggunaaan sumberdaya agar proyek dapat
diselesaikan secepatnya dengan sumberdaya yang sehemat mungkin.
- Perlu
disusun organisasi yang mendukung terselenggaranya arus kegiatan vertikal
dan horisontal dengan tujuan penggunaan sumberdaya yang optimal. Arus
kegiatan horisontal digunakan untuk menekan waktu akibat birokrasi
vertikal (yang semula dirancang untuk kegiatan rutin operasional).
- Pimpinan
proyek memimpin tim dalam bentuk koordinasi dan integrasi dengan arus
kerja vertikal dan horisontal. Biasanya digunakan kepemimpinan yang
mengarah ke partisipasi. Pimpinan proyek berlaku sebagai pusat sumber
informasi terkait proyek, seorang integrator, dan penanggunggugatan (accountability)
pelaksanaan proyek. Untuk melengkapi otoritas pimpinan proyek biasanya
juga dikembangkan expert power dan reference power.
- Pengendalian
dalam proyek relatif lebih erat daripada pengendalian kegiatan rutin
sehingga biasanya dikembangkan metode pengendalian yang sensitif artinya
dapat mendeteksi adanya penyimpangan sedini mungkin.
- Proyek
menggunakan pendekatan sistem, artinya akan dicapai keberhasilan yang
sifatnya merupakan keberhasilan total sistem bukan hanya keberhasilan per
bagian saja.
- Proyek menggunakan pendekatan situasional, yaitu bahwa tugas manajemen adalah mengidentifikasi teknik dan metode yang harus digunakan untuk menangani suatu kegiatan pada waktu dan kondisi tertentu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Kesimpulan
Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek,
suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Dinamika
dan perilaku proyek yang berpengaruh besar pada pengelolaan adalah nonrutin,
waktunya relatif pendek, aneka ragam kegiatan dengan intensitas naik turun
secara tajam dan melibatkan banyak organisasi dan peserta.
Beberapa pemikiran manajemen yang berpengaruh besar
pada konsep manajemen proyek adalah manajemen klasik, pendekatan sistem, dan
pendekatan situasional. Manajemen klasik yang sesuai untuk menangani
kegiatan operasional rutin dianggap kurang cepat dalam menanggapi tuntutan dan
perilaku kegiatan proyek. Untuk itu diperlukan berbagai penyesuaian seperti
melembagakan arus kegiatan horisontal. Konsep manajemen proyek menghendaki
adanya penanggung jawab tunggal yang berfungsi sebagai pusat sumber informasi
terkait proyek, integrator, dan koordinator.
Daftar
pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar