Desember 03, 2024

Studi Kasus: Kelayakan Pendanaan pada Bisnis UMKM di Indonesia

 

Oleh :

Talitha Sabrina Riaguza (44223010005)

Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Public Relations

Universitas Mercu Buana


ABSTRAK

Dengan dukungan teknologi digital dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, UMKM Indonesia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang, berkontribusi pada perekonomian nasional, dan membawa Indonesia menuju era emas pada 2045. Program UMKM Level Up 2024 bertujuan mendorong pelaku UMKM agar lebih ekstensif dalam mengadopsi teknologi digital. Utamanya untuk memperluas akses pemasaran, meningkatkan efisiensi, daya saing, dan inovasi hingga meningkatkan nilai transaksi.

Pada 2024, Program UMKM Level Up dilaksanakan di 19 kota dan kabupaten di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra. Sementara itu, Program Akselerasi Bisnis UMKM mencakup lima kawasan di Pulau Jawa dan Bali. Kementerian Kominfo menargetkan pelaku UMKM di sektor makanan, minuman, fashion, kerajinan tangan, dan kosmetik untuk bergabung dalam program ini. Dengan program ini, Kementerian Kominfo optimistis, UMKM Indonesia akan semakin berdaya secara digital, kuat, dan makin maju, sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan daya saing UMKM di era digital.

Salah satu contoh UMKM yang menjanjikan adalah "Mutiara Cake" yang berlokasi di Desa Tlogomulyo, Jawa Tengah. Artikel ini akan membahas studi kelayakan pendanaan untuk UMKM ini, dengan fokus pada aspek-aspek yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan usaha.

Kata Kunci : Digitalisasi bisnis, Tujuan Program, Indonesia menuju era emas 2045


PENDAHULUAN

"Mutiara Cake" adalah sebuah usaha mikro yang bergerak di bidang pembuatan kue dan makanan ringan di Desa Tlogomulyo, Jawa Tengah. Usaha ini didirikan oleh seorang ibu rumah tangga, Siti, yang memiliki passion dalam membuat kue. menggunakan bahan-bahan berkualitas dan resep yang unik, usaha ini telah berhasil menarik perhatian masyarakat lokal. Keberadaan "Mutiara Cake" tidak hanya memberikan pilihan kuliner yang beragam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat.

Pasar kuliner di Desa Tlogomulyo menunjukkan potensi yang besar. Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk lokal dan makanan berkualitas, "Mutiara Cake" memiliki peluang untuk memperluas pangsa pasarnya. Analisis kompetitor menunjukkan bahwa meskipun terdapat beberapa usaha serupa, "Mutiara Cake" memiliki keunggulan dalam hal kualitas produk dan pelayanan yang ramah. Namun, untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar, Siti memerlukan pendanaan tambahan.

Studi kelayakan ini bertujuan untuk menilai potensi pendanaan bagi Mutiara Cake dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut:

    1. Analisis Pasar

Siti melakukan riset pasar untuk memahami permintaan kue di daerahnya. Dia menemukan bahwa ada tren meningkatnya permintaan untuk kue ulang tahun dan kue kering, terutama menjelang hari raya dan acara spesial. Dengan populasi yang terus berkembang di desa tersebut, Siti yakin bahwa ada peluang besar untuk meningkatkan penjualan.

    2. Rencana Bisnis

Siti menyusun rencana bisnis seperti. Deskripsi Produk, Mutiara Cake menawarkan berbagai jenis kue, termasuk kue ulang tahun, kue kering, dan snack. Lalu strategi pemasaran, menggunakan media sosial untuk mempromosikan produk dan menawarkan diskon untuk pembelian pertama. Dan target pasar, untuk keluarga, acara pernikahan, dan perusahaan yang membutuhkan katering untuk acara. 

    3. Proyeksi Keuangan

Siti membuat proyeksi keuangan untuk tiga tahun ke depan. Dia memperkirakan bahwa dengan tambahan modal, pendapatan dapat meningkat dari Rp 50 juta per tahun menjadi Rp 100 juta dalam dua tahun. Biaya operasional juga dihitung, termasuk bahan baku, sewa tempat, dan gaji karyawan. Dengan margin keuntungan yang diharapkan sekitar 30%, Siti yakin bahwa usaha ini akan menguntungkan. 

    4. Alternatif Pendanaan

Siti mempertimbangkan beberapa opsi untuk mendapatkan pendanaan seperti pinjaman bank meskipun bank menawarkan pinjaman, Siti khawatir tentang bunga yang tinggi dan persyaratan jaminan yang sulit dipenuhi.Dan program pemerintah, Dia mencari informasi tentang program pendanaan dari pemerintah yang mendukung UMKM, seperti hibah modal usaha.


PERMASALAHAN

Meskipun "Mutiara Cake" memiliki potensi yang besar dalam sektor kuliner, terdapat beberapa permasalahan yang perlu diidentifikasi dan diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan usaha. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi:

  1. Kurangnya Pengetahuan Keuangan: Siti tidak memiliki latar belakang keuangan yang kuat, sehingga kesulitan dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai.
  2. Persaingan: Banyak usaha sejenis yang juga menawarkan produk kue, sehingga Siti perlu menemukan cara untuk membedakan produknya.
  3. Akses ke Teknologi: Siti belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi untuk pemasaran dan penjualan, yang dapat membatasi jangkauan pasarnya.
  4. Kurangnya Dukungan dari Pemerintah: Meskipun ada kebijakan untuk mendukung pengembangan UMKM, sering kali dukungan tersebut tidak sampai ke tingkat lokal. "Mutiara Cake" mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses program pelatihan, bantuan teknis, atau insentif yang ditawarkan oleh pemerintah.
  5. Kualitas dan Standarisasi Produk Menjaga konsistensi kualitas produk adalah tantangan yang sering dihadapi oleh UMKM. Jika "Mutiara Cake" tidak dapat mempertahankan standar kualitas yang tinggi, pelanggan mungkin beralih ke produk dari kompetitor yang lebih terpercaya. Kualitas yang tidak konsisten dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk variasi dalam bahan baku, proses produksi yang tidak terstandarisasi, atau kurangnya pelatihan bagi karyawan.

PEMBAHASAN

Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, "Mutiara Cake" perlu melakukan analisis mendalam terhadap permasalahan yang dihadapi dan merumuskan strategi untuk mengatasinya. Berikut adalah pembahasan mengenai permasalahan yang telah diidentifikasi:

  1. Pelatihan Keuangan: Mengikuti pelatihan tentang manajemen keuangan dan penyusunan laporan keuangan untuk meningkatkan pemahaman Siti. Selain itu, menjalin kerjasama dengan investor lokal yang tertarik pada usaha kuliner juga bisa menjadi alternatif. Penyusunan proposal bisnis yang baik akan sangat membantu dalam menarik perhatian calon investor.
  2. Pemasaran Digital: Memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Bekerja sama dengan penyedia bahan baku lokal untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk. Untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan, "Mutiara Cake" perlu melakukan penelitian pasar secara berkala dan menyesuaikan produksi berdasarkan tren dan kebutuhan konsumen. Mengembangkan produk musiman atau edisi terbatas dapat menarik perhatian pelanggan di waktu-waktu tertentu. Selain itu, menciptakan program loyalitas atau diskon untuk pelanggan setia dapat membantu menjaga permintaan yang stabil.
  3. Mengajukan Hibah: Mencari informasi lebih lanjut tentang program hibah dari pemerintah yang dapat membantu pendanaan tanpa harus mengembalikan modal.
  4. Jika kurangnya dukungan dari pemerintah"Mutiara Cake" perlu secara aktif mencari informasi tentang program-program pemerintah yang dapat mendukung UMKM. Mengikuti seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga terkait juga penting untuk memperluas jaringan dan mendapatkan informasi terkini. Selain itu, membentuk asosiasi UMKM lokal bisa menjadi langkah strategis untuk bersinergi dalam mendapatkan dukungan yang lebih kuat.
  5. Menjaga konsistensi kualitas produk dapat dicapai dengan menyusun standard operating procedures (SOP) untuk setiap tahap produksi. Pelatihan karyawan tentang pentingnya kualitas dan pengawasan yang ketat selama proses produksi akan membantu memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Selain itu, melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala untuk mendapatkan umpan balik akan membantu "Mutiara Cake" untuk terus meningkatkan kualitas.

KESIMPULAN

Studi kelayakan pendanaan untuk UMKM "Mutiara Cake" di Desa Tlogomulyo menunjukkan bahwa meskipun usaha ini memiliki potensi yang besar dalam sektor kuliner, terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan. Permasalahan seperti kurangnya pengetahuan keuangan, persaingan yang ketat, akses terbatas ke teknologi, kurangnya dukungan dari pemerintah, dan tantangan dalam menjaga kualitas produk menjadi faktor yang dapat menghambat perkembangan usaha. Namun, dengan strategi yang tepat, seperti pelatihan keuangan, pemanfaatan pemasaran digital, pengajuan hibah, dan pengembangan SOP untuk kualitas produk, "Mutiara Cake" dapat meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasarnya.


SARAN

Pelatihan dan Pendidikan, Siti sebaiknya mengikuti pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran digital untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengelola usaha. Ini akan membantu dalam penyusunan laporan keuangan yang lebih baik dan strategi pemasaran yang lebih efektif.

Pemasaran Digital, Memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar. Siti dapat membuat konten menarik yang menampilkan produk dan proses pembuatan kue, serta menawarkan promosi untuk menarik pelanggan baru.

Kerjasama dengan Pihak Lain, Membangun kemitraan dengan penyedia bahan baku lokal dan pelaku UMKM lainnya dapat membantu mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk. Kolaborasi ini juga dapat memperluas jaringan dan meningkatkan visibilitas usaha.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Waluyo, D. 2024. UMKM Indonesia Makin Kuat: Program Level Up 2024 Siap Dorong Digitalisasi Bisnis
  • Astiwara, R, E. 2019. IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH MUTIARA CAKE ( Studi kasus pada UMKM “Mutiara Cake” di Desa Tlogomulyo Kec.Gubug Kabupaten Grobogan )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar