Oleh:
Diva Addy Reza Baihaqi (41522010182)
Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana
Abstrak
Proses kreatif yang dikenal sebagai
ideate adalah proses yang mengubah ide-ide biasa menjadi inovasi yang luar
biasa dengan menggunakan pendekatan terstruktur. Artikel ini membahas peran
ideate dalam menghasilkan solusi kreatif, pentingnya struktur, dan kontribusi
berbagai tokoh ahli yang menjelaskan bagaimana ideate dapat diterapkan di
berbagai bidang. Secara mendalam, pendekatan sistematis untuk mengubah ide
menjadi inovasi praktis akan dibahas, dengan merujuk pada karya Edward de Bono.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa ide yang tampak
sederhana pada awalnya dapat berkembang menjadi solusi yang signifikan dengan
proses ideasi yang tepat.
Kata Kunci:
Ideate, Kreativitas
Pendahuluan
Di zaman sekarang, inovasi telah
menjadi kunci kesuksesan dalam banyak bidang, seperti bisnis, pendidikan,
teknologi, dan seni. Inovasi yang hebat biasanya berasal dari ide-ide yang
sederhana; namun, ide-ide ini dapat diperhalus dan berkembang menjadi sesuatu
yang luar biasa melalui proses yang disebut ideasi atau ideate. Banyak orang
percaya bahwa kreativitas adalah sesuatu yang hanya dapat dimiliki oleh
beberapa orang. Namun, Edward de Bono, seorang psikolog dan penulis terkenal,
percaya bahwa kreativitas adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan
dikembangkan melalui metode berpikir tertentu. Edward de Bono dianggap sebagai
pencipta konsep berpikir lateral, juga dikenal sebagai "berpikir
lateral". Berpikir lateral adalah cara berpikir yang memungkinkan orang
untuk menemukan solusi kreatif dengan melihat masalah dari berbagai sudut.
Berpikir lateral adalah dasar dari proses ideasi yang terstruktur, yang
memungkinkan ide-ide yang tampaknya biasa untuk menghasilkan solusi kreatif
yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan
mempelajari teori Edward de Bono tentang bagaimana proses ideasi yang
terstruktur, khususnya berpikir lateral, dapat mengubah ide-ide sederhana
menjadi inovasi yang memiliki dampak yang signifikan.
Permasalahan
Kecenderungan untuk berpikir secara
linier atau konvensional adalah salah satu masalah utama selama proses
pengembangan ide. Ketika orang mencoba memecahkan masalah atau mencari solusi,
mereka secara alami cenderung menggunakan pola berpikir yang sudah ada, yang
biasanya berasal dari pengalaman sebelumnya atau informasi yang sudah
diketahui. Pada akhirnya, kecenderungan ini dikenal sebagai berpikir vertikal,
di mana solusi yang dihasilkan lebih cenderung mengikuti jalur logika yang
sudah mapan. Edward de Bono menyoroti masalah ini sebagai salah satu hambatan
terbesar dalam menghasilkan inovasi yang benar-benar baru. Berpikir linier atau
vertikal, meskipun efektif dalam situasi tertentu, tidak selalu mampu
menghasilkan solusi kreatif yang diinginkan. Dalam banyak kasus, pendekatan ini
justru mempersempit ruang eksplorasi dan mengunci individu dalam kerangka
pemikiran yang terbatas. Akibatnya, ide-ide yang potensial sering kali terhenti
pada tahap awal karena terbentur oleh pola pikir yang tidak fleksibel.
Salah satu masalah yang sering
muncul saat mengembangkan ide adalah tidak adanya struktur yang jelas selama
prosesnya. Gagasan yang dihasilkan tanpa kerangka kerja cenderung acak dan
tidak terarah, sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi solusi yang konkret.
Seringkali, proses ideasi yang tidak terorganisir ini menghasilkan banyak ide
yang tidak dapat diterapkan atau bahkan dievaluasi dengan baik.
Pembahasan
Edward de Bono menawarkan ide
berpikir lateral sebagai solusi atas masalah yang muncul selama proses ideasi.
Berpikir lateral berbeda dari berpikir vertikal karena mendorong orang untuk
melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan tidak terbatas pada pola
logis yang biasa. Dalam berpikir vertikal, setiap langkah dari proses pemikiran
harus logis dan mengikuti alur yang jelas. Berpikir lateral, di sisi lain,
memungkinkan kita untuk melakukan lompatan mental yang tidak selalu logis,
tetapi dapat memungkinkan kita untuk menemukan ide-ide baru dan kreatif.
Six Thinking Hats adalah salah satu
teknik paling terkenal yang dikembangkan oleh Edward de Bono untuk mendorong
berpikir lateral. Ini adalah alat berpikir yang sistematis yang memungkinkan
individu atau kelompok menggunakan berbagai "topi" berpikir untuk
memeriksa suatu masalah dari berbagai perspektif. Setiap topi menunjukkan cara
berpikir tertentu. Topi putih menunjukkan fakta, topi merah menunjukkan emosi,
topi hitam menunjukkan kritik, topi kuning menunjukkan optimisme, topi hijau
menunjukkan kreativitas, dan topi biru menunjukkan manajemen proses berpikir.
Metode ini dapat membantu orang melepaskan diri dari pola pikir yang terbatas
dan melihat konsep dari berbagai sudut pandang.
Gagasan yang tampaknya tidak mungkin
atau bahkan konyol dapat dijelajahi dan diolah lebih lanjut dengan berpikir
lateral. Menurut De Bono, proses ideate yang terorganisir, di mana orang
didorong untuk berpikir secara lateral, dapat membantu munculnya ide-ide
inovatif dan tidak terduga. Selain itu, berpikir lateral mengatasi
kecenderungan kita untuk terjebak dalam pemikiran konvensional dengan mendorong
kita untuk mengeksplorasi rute lain yang mungkin tidak terlihat melalui
pendekatan berpikir vertikal.
Dalam bidang bisnis, berpikir
lateral dapat membantu perusahaan menemukan strategi pemasaran yang inovatif
atau membuat produk baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. Di bidang
teknologi, berpikir lateral juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
teknis yang kompleks dengan pendekatan yang lebih inovatif dan tidak biasa.
Berpikir lateral juga membantu dalam menemukan solusi dan membuka jalan bagi
inovasi yang benar-benar disruptif, yang dapat menghasilkan hasil yang jauh
lebih baik. Selama proses ideasi, Edward de Bono menekankan pentingnya praktik
berpikir lateral. Ini bukan hanya tentang munculnya ide-ide baru secara
spontan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana ide-ide tersebut
dapat berkembang dan berkembang. Orang dan kelompok dapat memperoleh
keterampilan untuk menghasilkan inovasi yang lebih konsisten dan terarah
melalui latihan dan penerapan teknik berpikir lateral secara teratur. Struktur
ini memastikan bahwa konsep dapat dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut
sambil mendukung eksplorasi kreatif.
Selain itu,
berpikir lateral juga dapat membantu mengatasi bias kognitif yang sering
menghambat proses ideasi, seperti bias konfirmasi, yang membuat kita hanya
melihat informasi yang mendukung asumsi atau keyakinan kita yang sudah ada.
Dengan berpikir lateral, kita dipaksa untuk mempertimbangkan sudut pandang yang
berbeda dan menantang asumsi-asumsi yang sudah mapan, sehingga memungkinkan
ide-ide baru muncul dari tempat yang sebelumnya kita tidak pernah melihatnya.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari diskusi
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa proses ideasi atau ideate tidak hanya
bergantung pada inspirasi atau kebetulan; itu juga memerlukan pendekatan yang
sistematis dan terorganisir. Dalam konsep berpikir lateralnya, Edward de Bono
menunjukkan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang dapat dipelajari dan
diterapkan melalui metode berpikir tertentu. Berpikir lateral memberikan
kebebasan untuk mengeksplorasi gagasan yang tidak terbatas oleh logika
konvensional sambil tetap memberikan struktur yang diperlukan untuk mengubah
gagasan tersebut menjadi solusi yang praktis dan inovatif. Dalam proses ideate,
individu dan organisasi dapat menghasilkan inovasi yang luar biasa dengan
menerapkan berpikir lateral. Struktur proses ideasi membantu menemukan ide-ide
baru dan memastikan bahwa mereka dapat dievaluasi, disaring, dan diterapkan
dengan efektif. Berpikir lateral adalah kunci untuk mengatasi keterbatasan
berpikir konvensional dan memungkinkan inovasi revolusioner, seperti yang
ditekankan oleh Edward de Bono.
Daftar Pustaka
De Bono, E. (1970). Lateral Thinking:
Creativity Step by Step. Harper & Row.
De Bono, E. (1992). Serious
Creativity: Using the Power of Lateral Thinking to Create New Ideas.
HarperCollins.
Oviatt, S., Cohen, A., Miller, A., Hodge, K.,
& Mann, A. (2012). The impact of interface affordances on human ideation,
problem solving, and inferential reasoning. ACM Transactions on
Computer-Human Interaction (TOCHI), 19(3), 1-30.
Rusanty, D. A., Tolle, H., & Fanani, L.
(2019). Perancangan User Experience Aplikasi Mobile Lelenesia (Marketplace
Penjualan Lele) Menggunakan Metode Design Thinking. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 3(11), 10484-10493.
Larsen, H. S., & Hedvall, P. O. (2012,
August). Ideation and ability: When actions speak louder than words. In Proceedings
of the 12th Participatory Design Conference: Exploratory Papers, Workshop
Descriptions, Industry Cases-Volume 2 (pp. 37-40).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar