Oktober 24, 2024

"Dari Gagasan Biasa Menjadi Luar Biasa: Kekuatan Tahap Ideate"

 


Oleh:

Diva Addy Reza Baihaqi (41522010182)

Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana




Abstrak

Proses kreatif yang dikenal sebagai ideate adalah proses yang mengubah ide-ide biasa menjadi inovasi yang luar biasa dengan menggunakan pendekatan terstruktur. Artikel ini membahas peran ideate dalam menghasilkan solusi kreatif, pentingnya struktur, dan kontribusi berbagai tokoh ahli yang menjelaskan bagaimana ideate dapat diterapkan di berbagai bidang. Secara mendalam, pendekatan sistematis untuk mengubah ide menjadi inovasi praktis akan dibahas, dengan merujuk pada karya Edward de Bono. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menunjukkan bahwa ide yang tampak sederhana pada awalnya dapat berkembang menjadi solusi yang signifikan dengan proses ideasi yang tepat.

Kata Kunci: Ideate, Kreativitas

 

Pendahuluan

Di zaman sekarang, inovasi telah menjadi kunci kesuksesan dalam banyak bidang, seperti bisnis, pendidikan, teknologi, dan seni. Inovasi yang hebat biasanya berasal dari ide-ide yang sederhana; namun, ide-ide ini dapat diperhalus dan berkembang menjadi sesuatu yang luar biasa melalui proses yang disebut ideasi atau ideate. Banyak orang percaya bahwa kreativitas adalah sesuatu yang hanya dapat dimiliki oleh beberapa orang. Namun, Edward de Bono, seorang psikolog dan penulis terkenal, percaya bahwa kreativitas adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan melalui metode berpikir tertentu. Edward de Bono dianggap sebagai pencipta konsep berpikir lateral, juga dikenal sebagai "berpikir lateral". Berpikir lateral adalah cara berpikir yang memungkinkan orang untuk menemukan solusi kreatif dengan melihat masalah dari berbagai sudut. Berpikir lateral adalah dasar dari proses ideasi yang terstruktur, yang memungkinkan ide-ide yang tampaknya biasa untuk menghasilkan solusi kreatif yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari teori Edward de Bono tentang bagaimana proses ideasi yang terstruktur, khususnya berpikir lateral, dapat mengubah ide-ide sederhana menjadi inovasi yang memiliki dampak yang signifikan.

 

Permasalahan

Kecenderungan untuk berpikir secara linier atau konvensional adalah salah satu masalah utama selama proses pengembangan ide. Ketika orang mencoba memecahkan masalah atau mencari solusi, mereka secara alami cenderung menggunakan pola berpikir yang sudah ada, yang biasanya berasal dari pengalaman sebelumnya atau informasi yang sudah diketahui. Pada akhirnya, kecenderungan ini dikenal sebagai berpikir vertikal, di mana solusi yang dihasilkan lebih cenderung mengikuti jalur logika yang sudah mapan. Edward de Bono menyoroti masalah ini sebagai salah satu hambatan terbesar dalam menghasilkan inovasi yang benar-benar baru. Berpikir linier atau vertikal, meskipun efektif dalam situasi tertentu, tidak selalu mampu menghasilkan solusi kreatif yang diinginkan. Dalam banyak kasus, pendekatan ini justru mempersempit ruang eksplorasi dan mengunci individu dalam kerangka pemikiran yang terbatas. Akibatnya, ide-ide yang potensial sering kali terhenti pada tahap awal karena terbentur oleh pola pikir yang tidak fleksibel.

Salah satu masalah yang sering muncul saat mengembangkan ide adalah tidak adanya struktur yang jelas selama prosesnya. Gagasan yang dihasilkan tanpa kerangka kerja cenderung acak dan tidak terarah, sehingga sulit untuk dikembangkan menjadi solusi yang konkret. Seringkali, proses ideasi yang tidak terorganisir ini menghasilkan banyak ide yang tidak dapat diterapkan atau bahkan dievaluasi dengan baik.

 

Pembahasan

Edward de Bono menawarkan ide berpikir lateral sebagai solusi atas masalah yang muncul selama proses ideasi. Berpikir lateral berbeda dari berpikir vertikal karena mendorong orang untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan tidak terbatas pada pola logis yang biasa. Dalam berpikir vertikal, setiap langkah dari proses pemikiran harus logis dan mengikuti alur yang jelas. Berpikir lateral, di sisi lain, memungkinkan kita untuk melakukan lompatan mental yang tidak selalu logis, tetapi dapat memungkinkan kita untuk menemukan ide-ide baru dan kreatif.

Six Thinking Hats adalah salah satu teknik paling terkenal yang dikembangkan oleh Edward de Bono untuk mendorong berpikir lateral. Ini adalah alat berpikir yang sistematis yang memungkinkan individu atau kelompok menggunakan berbagai "topi" berpikir untuk memeriksa suatu masalah dari berbagai perspektif. Setiap topi menunjukkan cara berpikir tertentu. Topi putih menunjukkan fakta, topi merah menunjukkan emosi, topi hitam menunjukkan kritik, topi kuning menunjukkan optimisme, topi hijau menunjukkan kreativitas, dan topi biru menunjukkan manajemen proses berpikir. Metode ini dapat membantu orang melepaskan diri dari pola pikir yang terbatas dan melihat konsep dari berbagai sudut pandang.

Gagasan yang tampaknya tidak mungkin atau bahkan konyol dapat dijelajahi dan diolah lebih lanjut dengan berpikir lateral. Menurut De Bono, proses ideate yang terorganisir, di mana orang didorong untuk berpikir secara lateral, dapat membantu munculnya ide-ide inovatif dan tidak terduga. Selain itu, berpikir lateral mengatasi kecenderungan kita untuk terjebak dalam pemikiran konvensional dengan mendorong kita untuk mengeksplorasi rute lain yang mungkin tidak terlihat melalui pendekatan berpikir vertikal.

Dalam bidang bisnis, berpikir lateral dapat membantu perusahaan menemukan strategi pemasaran yang inovatif atau membuat produk baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. Di bidang teknologi, berpikir lateral juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah teknis yang kompleks dengan pendekatan yang lebih inovatif dan tidak biasa. Berpikir lateral juga membantu dalam menemukan solusi dan membuka jalan bagi inovasi yang benar-benar disruptif, yang dapat menghasilkan hasil yang jauh lebih baik. Selama proses ideasi, Edward de Bono menekankan pentingnya praktik berpikir lateral. Ini bukan hanya tentang munculnya ide-ide baru secara spontan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana ide-ide tersebut dapat berkembang dan berkembang. Orang dan kelompok dapat memperoleh keterampilan untuk menghasilkan inovasi yang lebih konsisten dan terarah melalui latihan dan penerapan teknik berpikir lateral secara teratur. Struktur ini memastikan bahwa konsep dapat dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut sambil mendukung eksplorasi kreatif.

Selain itu, berpikir lateral juga dapat membantu mengatasi bias kognitif yang sering menghambat proses ideasi, seperti bias konfirmasi, yang membuat kita hanya melihat informasi yang mendukung asumsi atau keyakinan kita yang sudah ada. Dengan berpikir lateral, kita dipaksa untuk mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dan menantang asumsi-asumsi yang sudah mapan, sehingga memungkinkan ide-ide baru muncul dari tempat yang sebelumnya kita tidak pernah melihatnya.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari diskusi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa proses ideasi atau ideate tidak hanya bergantung pada inspirasi atau kebetulan; itu juga memerlukan pendekatan yang sistematis dan terorganisir. Dalam konsep berpikir lateralnya, Edward de Bono menunjukkan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang dapat dipelajari dan diterapkan melalui metode berpikir tertentu. Berpikir lateral memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi gagasan yang tidak terbatas oleh logika konvensional sambil tetap memberikan struktur yang diperlukan untuk mengubah gagasan tersebut menjadi solusi yang praktis dan inovatif. Dalam proses ideate, individu dan organisasi dapat menghasilkan inovasi yang luar biasa dengan menerapkan berpikir lateral. Struktur proses ideasi membantu menemukan ide-ide baru dan memastikan bahwa mereka dapat dievaluasi, disaring, dan diterapkan dengan efektif. Berpikir lateral adalah kunci untuk mengatasi keterbatasan berpikir konvensional dan memungkinkan inovasi revolusioner, seperti yang ditekankan oleh Edward de Bono.

 

Daftar Pustaka

De Bono, E. (1970). Lateral Thinking: Creativity Step by Step. Harper & Row.

De Bono, E. (1992). Serious Creativity: Using the Power of Lateral Thinking to Create New Ideas. HarperCollins.

Oviatt, S., Cohen, A., Miller, A., Hodge, K., & Mann, A. (2012). The impact of interface affordances on human ideation, problem solving, and inferential reasoning. ACM Transactions on Computer-Human Interaction (TOCHI)19(3), 1-30.

Rusanty, D. A., Tolle, H., & Fanani, L. (2019). Perancangan User Experience Aplikasi Mobile Lelenesia (Marketplace Penjualan Lele) Menggunakan Metode Design Thinking. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer3(11), 10484-10493.

Larsen, H. S., & Hedvall, P. O. (2012, August). Ideation and ability: When actions speak louder than words. In Proceedings of the 12th Participatory Design Conference: Exploratory Papers, Workshop Descriptions, Industry Cases-Volume 2 (pp. 37-40).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar