KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN (LEADERSHIP)
Oleh : Fahrudin @S04-Fahrudin
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada hakikatnya adalah
pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya
sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi
dan disegani bawahannya. Organisasi tanpa pemimpin akan kacau balau. Oleh
karena itu, harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya
untuk mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu topik
terpenting dalam mempelajari dan memperaktikkan manajemen sehingga Gibson, et
al., (2009) menyebutkan fungsi manajemen yaitu POLC.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
kepemimpinan dan manajemen, teori kepemimpinan, tingkatan pemimpin dan
kepemimpinan, ketrampilan yang harus dimiliki pemimpin, tipe-tipe kepemimpinan
serta kepemimpinan yang efektif.
B. Pengertian Pemimpin,
Kepemimpinan, dan Manajemen
1. Pemimpin
Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli
a) Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan(1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia
yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya)
kearah mencapai tujuan yang ditetapkan.
b) Kartini Kartono (1994 :
33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
c) Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono
(1994: 33). Pemimpin ialah seseorang yang
dengan jalan memprakarsai (memelopori)
tingkahlaku social dengan mengatur, mengarahkan,
mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain
atau melalui kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian
yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing,
memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifny ada ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.
d) John Gage Alle. Leader…a guide; a conductor; a
commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun;
komandan).
e) Ensiklopedia Administrasi
(disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi UGM). Pemimpin (Leader) adalah orang yang
melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain
dalam situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang
diarahkan guna mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi
kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Para ahli lain berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai seni untuk
mengatur individu dan masyarakat, serta memotivasi semangat mereka untuk meraih
tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat lain menyatakan bahwa kepemimpinan
sebagai seni untuk memengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan metode
tertentu agar mereka berusaha untuk taat, loyal, dan membantu dalam satu cara
untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pemimpin memiliki karekter dan sifat
tertentu, pemimpin menduduki jabatan yang tinggi sebuah struktur organisasi,
perusahaan. Pemimpin di bekali dengan kekuasaan untuk mempengaruhi, mengatur
atau mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk terhadap kepemimpinan mereka.
Kepemimpinan muncul dari aspirasi anggota organisasi. Adapun seorang pemimpin
dengan kekuasan yang di milikinya, ia berusaha memengaruhi prilaku orang lain
dengan sebuah metode yang memungkinkan mereka loyal dan taat kepadanya, selain
itu para bawahan juga berkenaan untuk mematuhi segala perintahnya dengan ridha
dan segenap perasaan jiwa. Sebagai seorang pemimpin ia menggunakan
sepenuh hati dan bisa di terima oleh bawahnnya jadi, seorang pemimpin sumber
kekuasaannya adalah aspirasi bawahan.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung
jawabnya secara moral dan legal formal
atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang
telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. .
Dari beberapa definisi di
atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari atau sudut pandang dan
sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:
a. Unsur-unsur
yang mendasari
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi
tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Kemampuan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
b. Sifat dasar
kepemimpinan
1. Kecakapan memahami individual, artinya
mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada
berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
2. Kemampuan untuk menggugah
semangat dan memberi inspirasi.
3. Kemampuan untuk melakukan
tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu
memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang
M. Amirin, 1983:15).
Dari definisi-definisi di atas dapat
ditarik kesimpulan yang sama, yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial
yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan
pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.
3. Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu
dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere (melakukan).
Kata-kata itu digabung menjadi managere yang artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa Inggris to
manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk
orang yang melakukannya. Managenent diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia menjadi menejemen (pengelolaan).
Manajemen dalam arti luas adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah
manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,
pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah,
pengawas/evaluasi, dan sistem informasi sekolah/madrasah. Jika istilah
administrasi banyak digunakan oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, maka
manajemne banyak digunakan oleh Inggris, Afrika, dan negara-negara Eropa.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
Perbedaan kepemimpinan dengan manajer:
Manager |
Leadership |
1. Building and maintaining
an organizational structure (membangun dan mengembangkan struktur
organisasi) |
Building and maintaining an organizational culture (membangun dan mengembangkan kultur organisasi) |
2. Path- following (merujuk
pada alur kepengikutan) |
Path- finding (merujuk pada alur penemuan) |
3. Doing thing right (mengerjakan
sesuatu yang benar) |
Doing the right thing (mengerjakan sesuatu dengan benar) |
4. The manager maintains,
relies and control (mengedepankan pemeliharaan dan pengendalian) |
The leader develops, inspires trust (mengembangkan
dan menginspirasi kepercayaan) |
5. A preoccupation with the
here-and-now of goal attainment (beranjak dengan “disini dan
sekarang” dari pencapaian tujuan) |
Focused on the creation of a vision about a desired future state (berfokus pada upaya mengkreasi tentang masa depan yang diinginkan) |
6. Managers maintain a low
level of emotional involvement (memelihara level rendah keterlibatan
emosional) |
Leaders have empathy with other people and give attention to what event
and action means (mempunyai empati terhadap orang lain dan memberi
perhatian pada setiap peristiwa dan makna tindakan) |
7. Designing and carry out
plant, getting things done, working effectively with people (mendesain
dan membawa rencana, mendorong tindakan, dan bekerja efektif dengan orang) |
Establishing a mission, giving a sense of direction (memantapkan misi dan membangkitkan rasa untuk mencapai arah
tertentu) |
8. Being taught by the
organization (mengembangkan pikiran dari organisasi) |
Learning from the organization (belajar dari organisasi) |
Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert dalam Danim (2008: 4-5)
C. Teori Kepemimpinan
1) Teori dengan Pengaruh Kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven
(1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu
kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang
memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi
tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu.(Salito
Wirawan, 2005:40)
Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada
tiga macam, yaitu (1) kedudukan, (2) kepribadian, dan (3) politik.
1.1) Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
terbagi lagi ke dalam beberapa jenis;
a) Kekuasaan Formal atau legal (French &
Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan
tentara, kepala dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang
mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau
perundangan yang resmi.
b) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French
& raven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang
mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat member ganjaran
kepada bawahannya, dan sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan
seperti ini.
c) Kendali atas Hukum (French & Raven,
1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman
sehingga kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun
demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja,
ini merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman
yang memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman karena
takut akan mendapat perlakuan kasar.
d) Kendali atas Informasi (French &
Raven, 1959)
Informasi adalah ganjaran positif bagi orang
yang memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadi
pemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan
menjadi pimpinan rombongan.
e) Kendali Ekologi (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga
perekayasa situasi (situational sengineering). Contoh adalah kendali atas
penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian
personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan
posisi anggotanya.
1.2) Kekuasaan yang Bersumber pada
Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan,
kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi,
yaitu sebagai berikut;
a) Keahlian atau Ketrampilan (French &
Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam
adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam
pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi
pemimpin.
b) Persahabatan atau Kesetiaan (French &
Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia
kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap
sebagai pemimpin.
c) Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya
kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan
dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori
bakat.
1.3) Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri
atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
a) Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan
Dalam organisasi, ketua menetukan apakah
suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
b) Koalisi (Stevenson, Perace & Porter,
1985)
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan
politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga
kelompok lain.
c) Partisipasi (Pfeffer, 1981)
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya,
siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi,
dan sebagainya.
d) Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami
istri, menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan
berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru.
2) Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat
(trait), teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori ini adalah
bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang
terdapat dalam diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan.
Sifat atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung
Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin
Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki pemimpin-pemimpin
lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik
tidak dapat disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau
kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan
dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yang
dianggap titisan dewa dan sebagainya.
Karisma yang ditunjang oleh oleh mitos dan
legenda ini bukanlah dating dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan,
sehingga tidak dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicarakan
ini.
3) Teori Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada
perilaku pemimpin dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh
karena itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan organisasi
atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan jelas. Teori perilaku
menurut beberapa ahli, antara lain;
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran
pemimpin (manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah
sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang berkaitan
dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran informasi dan
juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan keputusan adalah sebagai
wiraswasta, penyelesaian gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi kesepuluh
peran itu, hal itu akan ditentukan bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan
memiliki kecocokan dengan salah satu peran, dan biasanya mereka akan unggul
dalam hal itu.
Page (Page, 1985 & Tornow, 1987) juga
memusatkan teori kepemimpinannya pada peran yang dibawakan pemimipin dalam
posisi managerial. Menurutnya ada Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager
dalam organisasi. Yaitu penyelia (supervising), perencan dan pengorganisasi,
pembuat keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan,
pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.
4) Teori Situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara
perilaku pemimpin dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua
macam hubungan, yaitu perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari
situasi dan perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi. Dengan
perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin merupakan variabel ikutan
(dependent variable), sedangkan yang kedua masuk dalam variabel bebas
(independent variable).
D. Tingkatan Pemimpin dan
Kepemimpinan
a. Pemimpin
1. Top Management yang juga
sering disebut dengan istilah” administrative management”
2. Middle Management
3. Lower Management,
Supervisory Management, Gang leader, Mandur, atau Operational Management.
b. Kepemimpinan
1. Pemimpin yang dicintai
2. Pemimpin yang dipercaya
3. Pembimbing
4. Pemimpin yang berkepribadian
5. Pemimpin Abadi.
E. Keterampilan/Kemampuan
yang harus dimiliki pemimpin
1. Ketrampilan presentasi
2. Ketrampilan membangun tim
yang kuat
3. Ketrampilan negosiasi
4. Ketrampilan bersikap baik
5. Ketrampilan memotivasi
6. Ketrampilan
mengorganisasi
F. Tipe-tipe Kepemimpinan
yang Efektif
1. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan
model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal
adalah sebagai berikut.
1.
Tipe Otoriter
Disebut juga tipe
kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai
diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh
undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan
hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau
mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat
diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan
pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter
tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan
diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi
pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang
telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan
inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat
kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat,
dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
2. Tipe Laissez-faire
(Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan
ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan
bawahannya berbuat sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya
untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh
anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam
membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak
buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan
keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi
dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali
tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan
kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau
saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan
anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi
beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di
tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai
majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya.
Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan
kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan
tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari
kelompoknya.
b.
Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan
mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan
persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan
keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian
kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga
semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya
dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau
konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan
dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut
demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam
bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari
bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe
Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki
karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak
mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si
pemimpin.
2. Kepemimpinan yang
Efektif
Bureaucrat |
Developer |
Bene Volent |
Executive |
Patuh pada peraturan |
Mencipta |
Mampu memotivasi orang lain |
Berorientasi ke masa depan |
Loyal |
Menggunakan orang lain |
Belajar dari pengalaman |
Membangkitkan partisipasi bawahan |
Memelihara lingkungan dengan peraturan |
Percaya pada orang lain |
Efektif untuk memperoleh hasil |
Berpandangan jangka panjang |
Mengembangkan bakat orang lain |
Paham aturan dan metode kerja |
Memotivasi dengan baik |
|
Bekerja efektif |
Empat gaya kepemimpinan
efektif (Anonim, 2009)
G.
Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta manajemen memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.
Keterampilan/Kemampuan yang harus dimiliki
pemimpin:
a) Ketrampilan presentasi
b) Ketrampilan membangun tim
yang kuat
c) Ketrampilan negosiasi
d) Ketrampilan bersikap baik
e) Ketrampilan memotivasi
f) Ketrampilan
mengorganisasi
H.
Saran
Demikianmakalah yang kami susun.Kritikdan
saran yang membangun kami harapkangunakaryatulis yang lebihbaiklagi, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar