Karakteristik dan Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil.
Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli seperti di atas, secara ringkas dikemukakan oleh Vernon a Musselman (1989:155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) dalam bentuk ciri-ciri berikut.
- Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
- Kemampuan untuk mengambil resiko.
- Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
- Memotivasi diri sendiri.
- Semangat untuk bersaing.
- Orientasi pada kerja keras.
- Percaya pada diri sendiri.
- Dorongan untuk berprestasi.
- Tingkat energi yang tinggi.
- Tegas.
- Yakin pada kemampuan sendiri.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development Repor” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki ciri-ciri:
- Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).
- Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.
- Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Menurut Ahmad sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:
- Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda).
- Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakasa atas nama sendiri.
- Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
- Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahan.
- Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada kesiapan untuk bersaing.
- Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar